Dan pintu itu seperti menghalangi, meski kucoba dengan keberanian semu, menggenggam pegangan pintu dengan tanganku yang bergetar, akan pikiran kengerian bahwa pintu akan menolak dan membenturkanku jatuh kelantai.
Namun keraguan bercampur ketakutan menyurutkan putaran lenganku. Perlahan kulepas genggam gandar daun pintu, seperti melepaskan pegangan gelas kaca yang rapuh, segera berjingkat seperti pencuri ku melangkah menjauh semakin cepat dengan nafas yang tersengal.
 Semakin ku menjauh, berjanji kembali, mengulang berbisnis kehidupan bertahun lagi kedepan.Â
Untuk merebut nostalgia di balik pintu yang mengerikan ini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!