Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjemput Senja di Eling Bening Ambarawa

19 Mei 2016   19:29 Diperbarui: 19 Mei 2016   19:40 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan senja di Eling Bening (foto: dok pribadi)

Eling Bening yang terletak di kawasan Ambarawa, Kabupaten Semarang, sebenarnya merupakan lokasi wisata yang belum sepenuhnya sempurna. Kendati begitu, karena posisinya berada di atas bukit, dalam tiga bulan terakhir saban hari selalu dipenuhi pengunjung. Penasaran dengan tempat itu, saya pun bertandang ke sana sembari menjemput senja.

Kamis (19/5) sore, saya bersama pasangan abadi dan anak- anak sepakat mengunjungi destinasi wisata baru di Ambarawa tersebut. Karena hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari Salatiga, dalam tempo 15 menit kami sudah tiba di lokasi. Di pintu gerbang, kami kena bea masuk sebesar Rp 15.000 perorang, berhubung berempat, totalnya ya Rp 60.000.

“ Rp 15.000 ini bisa ditukar minuman atau potongan harga makanan, tetapi kalau tak ditukar ya hangus pak,” kata penjaga seperti menganggap biaya masuk lokasi tersebut sah adanya. Kami pun kompak melongo mendengar penjelasannya, untuk masuk saja koq harus bayar Rp 60.000. Bagi masyarakat Ambarawa, tarif itu tetap dianggap kemahalan.

Rawa Pening dan jalan raya terlihat jelas dari puncak Eling Bening (foto: dok pribadi)
Rawa Pening dan jalan raya terlihat jelas dari puncak Eling Bening (foto: dok pribadi)
Hingga kami memasuki areal Eling Bening, ternyata sudah banyak pengunjung yang tengah menikmati suasana sore. Sembari berselfi, mereka bergaya bak foto model. Si gadis yang lagi cuti, bersama emaknya tak ketinggalan ikut berpose. Dari puncak bangunan yang belum sepenuhnya rampung, terlihat pemandangan yang sangat indah. Perairan danau Rawa Pening dan jalan raya yang padat kendaraan menjadi tontonan yang menyegarkan mata.

Si gadis & mantan gadis langsung selfi (foto: dok pribadi)
Si gadis & mantan gadis langsung selfi (foto: dok pribadi)
Memang, harga bea masuk Rp 15.000 perorang cukup sebanding dengan keindahan yang bisa kami nikmati. Sebab, selain danau Rawa Pening, kita bisa menyaksikan  Gunung Telomoyo, Gajah Mungkur, Merbabu hingga Ungaran. Begitu pun bila kereta api api uap melintas menuju Stasiun Tuntang, dari jauh terlihat kepulan asap lokomotifnya.

Sekedar diketahui, lahan Eling Bening sebelumnya adalah sebuah bukit yang berada di ketinggian sekitar 800 mdpl. Oleh pengelola, puncaknya diratakan dan dibangun berbagai fasilitas, termasuk resto bertingkat empat. Sehingga, saat kita berada di puncak, maka bakal terlihat Ambarawa, perkebunan kopi Bawen, danau Rawa Pening hingga jalan raya.

Begini suasana jelang senja (foto: dok pribadi)
Begini suasana jelang senja (foto: dok pribadi)
Tenggelamnya Matahari

Sembari menikmati sejuknya angin sore, secara perlahan, sinar matahri mulai redup. Senja di Eling Bening sungguh eksotis, semburat warna ungu kehitaman terlihat jelas ketika sang surya berangkat menuju peraduannya.Kebetulan, di pelataran tempat kami duduk, sengaja tak dipasang lampu penerangan. Otomatis, suasana jadi romantis. Beberapa pasangan muda, kami lirik asyik saling mendekap.

Hingga gelap benar- benar merata, dari kejauhan lampu- lampu kendaraan terlihat merayap mirip kunang- kunang baris. Setelah memperhatikan secuil kartu sebagai tanda masuk, kami bertanya pada pelayan, bila kartu ini ditukar, minuman apa yang akan kami dapatkan ? “ Ada tiga pilihan pak, kacang ijo, teh manis atau es teh manis, “ jelasnya.

Sop Iga, kentang goreng, nasi goreng & teh (foto: dok pribadi)
Sop Iga, kentang goreng, nasi goreng & teh (foto: dok pribadi)
Lantas bagaimana bila membeli makanan ? Menurut penjelasannya, kartu itu bisa digunakan sebagai voucherpembelian makanan. Setiap pesanan akan dipotong senilai Rp 15.000, kalau empat orang maka potongannya mencapai Rp 60.000. Karena berfikir ekonomis, akhirnya kami semua sepakat memesan makanan. Sekilas harga yang tercantum di menu, lumayan mahal untuk ukuran tempat wisata yang belum sempurna. Semangkok sop iga Rp 35.000 . Teh manis Rp 7.000 !

Kami memesan sop iga, kentang goreng, nasi goreng seafood , teh hangat dan secangkir kopi. Tanpa dukungan penerangan apa pun, maka suasana makan di alam terbuka cukup berkesan. Terlebih lagi di beberapa pojok halaman, disuguhi pasangan- pasangan muda yang tengah menjalin kasih, semakin lengkap acara makan bersama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun