Memasuki bangku SMP, Enes mendaftar di SMP Negeri 1 Kota Salatiga. Karena kemampuannya di atas rata- rata, ia dengan mudah mampu menyelesaikan pendidikannya di sekolah paling bergengsi tersebut. Selepas itu, tanpa ijasah SMA, dirinya meneruskan kuliah S 1 di Universitas College Dublin Singapura. Hebatnya, saat mendaftar Enes hanya bermodal presentasi dan dinyatakan lolos seleksi.
Pada awal kuliah, Enes masih ditopang biaya dari orang tuanya. Memasuki tahun kedua, ia menolak kiriman logistik. Dirinya membiayai kuliahnya sendiri dengan menjadi financial analyst. Konon, uang kiriman di tahun pertama tersebut sebenarnya tidak digunakan membayar kuliah, namun dimanfaatkan untuk berdagang makanan yang dijajakan secara door to door. Sedang keuntungannya dipergunakan membiayai kuliah.
Adik Enes, yakni Ara yang tergila- gila dengan sapi, sekarang mengelola peternakan sapi di Boyolali. Seperti kakaknya, ia juga tercatat sebagai salah satu mahasiswi di Singapura. Perihal kecintaannya terhadap ternak penghasil susu tersebut, sebenarnya sudah dimulai sejak kecil. Sehingga, pada waktu berumur 10 tahun, Ara telah mengelola sekitar 5000 sapi yang tersebar di satu desa. Bisnisnya sekarang sudah semakin besar karena dikelola secara serius. Yang menarik, cewek ini juga merupakan atlet berkuda dan berulangkali menyabet kejuaraan. Baik Enes mau pun Ara saat ini tinggal menunggu wisuda.
Sedang sibungsu, yaitu Ian masih menempuh pendidikan homeschooling setingkat SMP. Ia maniak robot dan berulangkali melakukan eksperimen pebuatan robot menggunakan barang bekas. Sejak kecil dia menolak bersekolah secara formal, sepertinya Ian mengabaikan keberadaan pentingnya selembar ijasah. “ Biar yang lain sibuk cari ijasah, aku akan sibuk belajar membuat perusahaan yang nantinya akan menampung para pemilik ijasah,” tukasnya.
Itulah sedikit gambaran tentang pendidikan yang ditempuh oleh anak- anak Septi, hingga sekarang semuanya berjalan lancar tanpa hambatan. Sementara Enes, Ara dan Ian berkutat dengan aktifitasnya masing- masing, sang ibu juga sibuk mengelola Jarimatika, sekolah alam Lebah Putih dan IIP. Kendati begitu, setiap ada waktu senggang, keluarga tersebut senantiasa berkumpul, bercengkrama sembari berdiskusi. Seperti apa kegiatan ibu rumah tangga professional itu ? (bersambung)