Mohon tunggu...
Bagas Adi Nugraha
Bagas Adi Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi olahraga dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revolusi Kerja Jarak Jauh: Menyesuaikan Diri dengan Masa Depan

30 Desember 2023   15:00 Diperbarui: 30 Desember 2023   15:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kerja jarak jauh atau yang sering disebut dengan pekerjaan jarak jauh telah menjadi fenomena baru dalam dunia kerja. Dengan kemajuan teknologi dan konektivitas internet yang semakin baik, pekerjaan jarak jauh semakin populer dan banyak diadopsi oleh perusahaan- perusahaan di berbagai sektor. Revolusi ini membawa perubahan paradigma tentang bagaimana kita bekerja, di mana kita bekerja, dan bagaimana kita mengatur waktu kita.

Ada dua jenis pekerjaan jarak jauh, yakni bekerja dari kantor cabang (center-based telecommuting) dan bekerja dari rumah (home-based telecommuting). Bekerja dari rumah berarti pekerja beroperasi dari lokasi rumahnya dan berkomunikasi dengan kantor, sedangkan bekerja dari kantor cabang atau satelit menunjukkan bahwa pekerja bekerja bukan dari rumah tetapi dari kantor terdekat. Dari segi transportasi, pekerjaan dari rumah menghilangkan sepenuhnya kebutuhan untuk berpergian, sedangkan pekerjaan dari kantor cabang hanya mengurangi jarak perjalanan (Asgari, 2015).

Jika memutar kembali waktu hanya 10 atau 15 tahun, jarak kerja jauh sangat jarang. Pengusaha masih berpendapat bahwa orang harus berada di kantor agar mereka dapat mencapai produktivitas terbaik mereka, dan manfaat membiarkan orang melakukan telecommuting sebenarnya tidak terlalu terlihat. Namun, maju cepat ke hari ini dan temukan diri kita di masa di mana pekerjaan jarak jauh lebih lazim dari sebelumnya.Jumlah orang yang bekerja dari jarak jauh sepertinya bertambah setiap detik, dan tidak ada alasan untuk beludru ini akan melambat.Tentu saja akan selalu ada tempat untuk pengaturan kantor tradisional, tetapi pekerjaan jarak jauh pasti adalah masa depan. Penerapan kerja jarak jauh terus mengalami kemajuan, terutama pada tahun 1995 di Amerika Serikat. Pada periode tersebut, jumlah pekerja jarak jauh atau telekomuter meningkat dari 8,5% pada tahun 1995 menjadi 11% pada tahun 1997 (Force, 2000).

Tidak dapat disangkal bahwa penerapan kerja jarak jauh sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dulu, orang harus berada di kantor untuk bisa bekerja. Namun, dengan teknologi seperti telekonferensi, pengiriman, dan aplikasi kolaborasi seperti Slack dan Trello, orang dapat melakukan tugas yang ditugaskan dari mana saja, asalkan mereka memiliki akses internet. Ini memiliki keuntungan besar bagi individu- individu yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki mobilitas yang terbatas. Mereka tidak perlu lagi berpergian jauh untuk bekerja, menghemat waktu, tenaga, dan biaya perjalanan yang bisa digunakan untuk hal-hal lainnya.

Selain itu, kerja jarak jauh juga meningkatkan waktu yang tidak tepat. Dengan orang-orang yang bekerja dari rumah atau tempat lain yang mereka pilih, mereka dapat mengatur jadwal kerja mereka sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pribadi mereka. Misalnya, seseorang yang lebih produktif di pagi hari dapat mulai bekerja lebih awal, sementara orang lainnya yang lebih aktif di malam hari dapat bekerja hingga larut malam. Fleksibilitas ini membantu menciptakan keseimbangan kerja-hidup yang lebih baik, karena orang dapat mengatur waktu mereka untuk melakukan kegiatan pribadi, seperti menjemput anak-anak dari sekolah, mengurus rumah tangga, atau bahkan menikmati waktu luang.

Kerja jarak jauh adalah revolusi dalam dunia kerja yang telah membawa perubahan yang signifikan. Dengan semakin sempitnya waktu dan tempat, jarak kerja yang jauh telah memungkinkan orang untuk menyesuaikan kehidupan dan pekerjaan mereka sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pribadi mereka. Namun, tantangan pun hadir, dan penting bagi kita untuk terus beradaptasi serta mencari solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Dalam menjalani masa depan yang semakin fleksibel ini, kita perlu berpikir kreatif, berkomunikasi secara efektif, dan menjaga keseimbangan untuk mencapai kesuksesan dalam karir dan kehidupan kita.

Dalam menghadapi revolusi kerja jarak jauh ini, kita perlu memperhatikan sejumlah hal. Pertama, perusahaan perlu menyediakan infrastruktur dan dukungan teknologi yang memadai bagi karyawan yang bekerja jarak jauh, seperti akses internet yang cepat dan aman. Kedua, komunikasi yang efektif harus ditingkatkan, dengan menggunakan alat dan metode yang tepat. Perusahaan perlu menyediakan pelatihan dan panduan yang membantu karyawan beradaptasi dengan lingkungan kerja jarak jauh. Terakhir, baik individu maupun perusahaan perlu menghargai pentingnya menjaga keseimbangan kerja- hidup yang sehat.

Waktu yang dihabiskan di luar pekerjaan juga merupakan waktu yang berharga dan penting untuk kesejahteraan kita. dapat menjadikan komunikasi terasa kurang efektif. Selain itu, menjaga perbatasan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan juga menjadi tantangan tersendiri. Banyak orang yang merasa kesulitan memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi, karena pekerjaan selalu ada di rumah mereka. lainnya Komunikasi dan kolaborasi juga seringkali menjadi lebih sulit dalam lingkungan jarak jauh. Ketidakmampuan untuk berinteraksi secara langsung dan melihat ekspresi wajah atau bahasa tubuh orang.

Pekerja yang bekerja dari jarak jauh menunjukkan tingkat fokus yang lebih tinggi pada tugas-tugas mereka, bahkan menyediakan lebih banyak waktu daripada mereka yang bekerja di kantor. Menurut penelitian, 53% pekerja jarak jauh melaporkan bekerja lebih dari 40 jam per minggu, dengan rata-rata waktu kerja yang lebih panjang sekitar 5 hingga 7 jam dibandingkan dengan pekerja yang bekerja di lokasi kantor. Sebanyak 80% pekerja jarak jauh menyatakan bahwa fleksibilitas yang dimungkinkan oleh bekerja jarak jauh memfasilitasi pengaturan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Keleluasaan ini memungkinkan mereka untuk menangani urusan pribadi tanpa mengorbankan kesempatan untuk bekerja. Bahkan saat sakit, pekerja jarak jauh masih dapat menjalankan tugas tanpa kehilangan waktu kerja seperti yang mungkin terjadi jika mereka bekerja di kantor. Kemampuan untuk mengendalikan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi berkontribusi pada penurunan tingkat stres karyawan, dengan pekerja jarak jauh melaporkan penurunan hingga 25% dalam tingkat stres mereka.

Biaya perusahaan dapat ditekan melalui pengurangan tunjangan karyawan, seperti tunjangan transportasi dan makanan yang tidak perlu lagi diberikan. Para pekerja jarak jauh juga memiliki potensi untuk menghemat uang dengan mengurangi biaya perjalanan, makanan, dan biaya terkait lainnya yang biasanya dikeluarkan selama perjalanan ke dan dari kantor. Dapat juga mengurangi emisi di jalan raya .Dengan tidak harus datang ke kantor setiap hari dalam seminggu berarti lebih sedikit mobil ataupun motor di jalan yang berarti lebih sedikit emisi dari rata-rata pengemudi.

Meskipun memiliki beberapa manfaat, kerja jarak jauh juga memiliki tantangan tersendiri bagi pekerja maupun perusahaan. Kerja jarak jauh berisiko mengurangi kepercayaan antar karyawan dan, sebagai akibatnya, membuat tim tidak terlibat. Selain itu, lingkungan kerja dan istirahat yang monoton dengan perekrutan jarak jauh tidak memberikan karyawan perasaan waktu luang yang lengkap dan melanggar keseimbangan kehidupan kerja (Beauregard et al., 2013). Oleh karena itu, masyarakat perlu berhati-hati saat merekrut dan bekerja jarak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun