Mohon tunggu...
Bambang Pinuji
Bambang Pinuji Mohon Tunggu... -

Hanya orang biasa yang ingin menjadi biasa pula

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Beruang Kalah

26 Februari 2011   04:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:15 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)
ketika yang datang adalah beberapa bulir air mata
mengabarkan kembali tentang sesaknya keterpisahan,
maka duniaku kembali dalam remang kamar sunyi
kalender termangu
meja tertunduk lesu
bahkan kursi ini enggan menerima pantatku

kenapa?
kenapa harus aku yang terluka jemparing arjuna
kenapa musti hati ini yang terbanting duka
seharusnya dia..!! dia yang telah menitipkan rindu padamu
lewat cemas mentari senja

bukan aku..!!
beruang kutub yang selalu kalah
mengejar layang-layang bengkah

Aku(dalam narasi temanku) adalah :
Beruang bertopi baja dengan ketapel bertali hijau muda katanya : biar kelihatan gagah bahwa aku pegang senjata. Beruang yang selalu tak mau kalah, meski perang telah memulangkan berpulluh liter darah. Ia akan gagah perkasa dan penuh suka cita mengambil tempat paling depan hanya untuk menyarangkan peluru batu tepat di kepala musuhnya. Beruang yang superyakin akan kemampuan berperangnya, -aku sudah berulang kali khatam ‘the art of war nya Sun Tzu’ katanya- bahkan puluhan judul Khoo Ping Ho telah dilalap habis sebagai refensi jurus andalan.

-Aku akan berperang sampai mati demi Sang Putri Impian-

Aku (dalam kenyataan) :
1. Beruang pintar yang terjebak dalam arus cinta yang berputar,
2. Beruang gendut yang takkan rela melihat pujaan hatinya dihantui kemelut
3. Beruang pongah yang terlalu pingsan untuk sadar bahwa cinta nya hanyalah mimpi pudar.
4. Beruang (yang sebenernya baik hati) yang tak segan2 menusukkan ujung ketapelnya hanya demi mendengar Sang Putri aman terkendali

(2)
Sajak Beruang :

dengan butir-butir rindu yang dingin merambat
aku akan menyejukkanmu dalam waktu yang akan kupaksa melambat

tangismu akan kujaga
agar tak lagi menghias serenai senja

ku tunggu selalu untai senyuman
dalam kelumit jumpa yang terbayangkan

(oleh : beruang kalah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun