Nah, mumpung bulan Ramadan kita juga bisa menyelisik berapa banyak ulama di Indonesia yang sudah menulis buku dan benar-benar menulis buku sesuai dengan kadar keilmuan dan kefasihannya. Ketika sang ulama tidak menuliskan sesuatu atau buku yang lebih komprehensif dari pengetahuannya, tentulah tidak dapat disalahkan ilmu dan pengetahuannya akan terkubur bersama dirinya ketika ia tiada. Karena itu, diperlukan kesadaran untuk mendokumentasikannya. Meskipun ia tidak mampu menulis, ia dapat menugaskan murid-muridnya sebagai ghost writer atau co-writer yang membantunya mewujudkan sebuah dokumentasi pemikiran atau pengalaman.
Zaman sudah semakin memudahkan. Ada kamera yang dapat mendokumentasikan video seorang ulama yang berceramah. Saat ini ada teknologi konversi suara menjadi teks. Sebuah rekaman suara dapat diubah langsung ke dalam teks. Tentu konteksnya masih ragam lisan, tetapi tetap akan memudahkan seseorang untuk menuliskan ulang dalam ragam tulisan. Jadi, teknologi sudah sangat membantu seseorang untuk mengeluarkan buku dari dalam dirinya.
Tidak menulis buku adalah sebuah kealpaan bagi mereka yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang layak disebarkan. Karena itu, dari sisi pemerintah pun sudah banyak program untuk menggalakkan orang menulis buku, baik berbentuk hibah maupun insentif. Coba kita telusuri berapa daerah atau kota di Indonesia yang tidak memiliki buku sejarah? Berapa tokoh yang tidak meninggalkan buku untuk merekam jejak prestasinya? Berapa perusahaan yang tidak mengabadikan sejarah dan kisah sukses perusahaan ke dalam buku? Jadi, ketiadaan sebuah buku dari suatu daerah/kota, perusahaan, organisasi, adalah sebuah kealpaan berjemaah sehingga memutus mata rantai sejarah kepada generasi selanjutnya.
Adakah buku di dalam dirimu? Saya yakin ada, apalagi jika Anda seorang akademisi, praktisi, dan profesional. Lalu, kapan mau dituliskan? Semoga Ramadan tahun depan sudah terwujud dan kita semua masih diberi usia dan kesehatan dari Sang Maha Pemberi Kehidupan. Amin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI