Pas Maulid Nabi, hujan turun deras sekali. Entah apa yang terjadi 1400 tahun yang lalu. Saat Nabi Muhammad SAW dilahirkan dengan penuh cahaya.
Sampai wafatnya, ia terjaga menjadi sosok berketeladanan. Tak tergantikan hingga melintasi zaman. Boleh dikata, memperingati maulid nabi tahun ini adalah makin menghayati  kederasan hujan cinta yang lestari berkepanjangan.
Maulid merupakan hari lahir. Setiap insan yang dilahirkan pada hakikatnya diberi kesempatan yang sama untuk mampu mengepakkan sayap, dengan tetap berserah diri terhadapNya.
Tidak semua kelahiran dikenang zaman. Kadang dilupakan oleh dirinya sendiri, karena tiada kesan. Orang lain malah bertanya : "Siapakah kamu gerangan ?"
Maulid Nabi Muhammad SAW pasti banyak nilai yang layak dikenang sepanjang zaman. Perjalanan hidupnya, tentu ada yang masih relevan untuk diteladani hingga saat ini.
Sebagai insan biasa, pasti punya khasanah tentang hal-hal yang membahagiakan, atau yang paling menyakitkan hati.
Masa lalu, kini, dan masa depan sambung menyambung menjadi satu.
Tanpa memburu khasanah, berjalan ke depan, seolah tanpa arah. Tanpa tujuan, akan menghilangkan harapan.
Bagaimana jadinya jika sepanjang hidup tidak mementingkan karakter ? Padahal karakter termaksud itu selalu terbarukan. Dengan diikuti dengan tanda tanya : "Apakah moral baiknya terjaga pada saat momentum ulang tahunnya tiba ?"
Apakah karater dari yang berulang tahun itu mampu mencerna setiap respon yang datang di hadapannya ?
Apakah ada jaminan seseorang yang berkepribadian baik itu pasti berkarakter baik pula ?