Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Love

Walau Pandemi Tetap Mengikat Janji

19 September 2021   01:24 Diperbarui: 19 September 2021   01:51 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Undangan terbatas untuk merestui pernikahan, datang dan datang lagi. Walau pandemi, tak menghalangi untuk mengikat cinta sejati.

Perangkat yang diperlukan tetap diusahakan. Undangan daring, mahar, pemesanan hotel, serta menyelenggarakan upacara adat pilihan.

Pandemi mampu mengubah tradisi. Gelar adat budaya tidak komplit lagi. Untuk keperluan dokumentasi kenangan, upacara siraman masih dijadikan pilihan.

Siraman dapat dilakukan terbatas pula di rumah. Ini prolog sebelum dipaes. Calon pengantin wanita dipecah pamornya oleh juru sumbaga, sambil berharap undangan hadir sebagaimana diharapkan.

Untuk itu dodolan dhawet diselenggarakan. Diiringi doa agar pemangku hajat berhasil menyelenggarakan acara tak kurang suatu apa.

Memecah pamor berarti mengharapkan kehadiran enerji. Energeia adalah kekuatan agar calon mempelai  mampu melakukan perubahan.

Berumah tangga di kala pandemi memiliki hikmah tersendiri.

Sekiranya proses berumah tangga berjalan tanpa protokol keserasian, seperti sengaja akan mengundang virus perpecahan.

Seperti mengikuti hukum alam, mempelai diharapkan mampu menciptakan kondisi untuk menanggulangi risiko perselisihan.

Perbedaan itu bersifat melekat. Cinta tidak menjamin kelestarian hubungan selamanya. Pasangan diharapkan mampu menggunakan rasa hormat untuk saling menerima. Ini akan menjaga perubahan hati. Pasangan memiliki kekayaan pribadi yang berbeda. Itu menyatukan, bukan malah memisahkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun