Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Makanan Nabati Kala Pandemi

30 Juli 2021   04:30 Diperbarui: 30 Juli 2021   04:43 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Urusan makan saat pandemi sering merepotkan. Untuk menghindari kerumunan, diberlakukanlah protokol makan di luaran.

Jika disikapi secara reaktif, yang terjadi adu sikap kritis bahkan cenderung sinis. Sepertinya ada pembatas waktu. Hanya dua puluh menit.

Bagi yang terbiasa bertindak pro aktif, batasan waktu makan dipandang tidak merepotkan. Selalu terdapat alternatif jalan ke luar.

Salah satu alternatif jalan ke luar yang bersifat proaktif adalah masak di dapur sendiri. Sekali-kali mengolah makanan berbasis bahan nabati.

Makanan sehat tidak selalu daging-dagingan. Atau susu-susuan.

Dengan dasar pemikiran adanya kebebasan, kita masih sangat mungkin masak di dapur sendiri. Pasti aturan sekali makan dua puluh menitan tidak bisa diberlakuka di sini.

Jenis yang dimasak pun bebas. Misalnya sedang di Pasuruan, tetapi masak makanan nabati versi Pekalongan, tidak ada aturan penyekatan sedikit pun.

Tinggal pilih. Mau masak apa. Kluban bothok, petis tholo, pedoyo, sambel klopo, atau terong pencak. Itu semua varian di luar megono.

Etnis Tionghoa tidak akan protes. Arab pun begitu juga. Di wilayah pesisir, perpaduan dan kerukunan antar etnis, sudah menjadi budaya sehari-hari. Tak ada protokol-protokolan resmi.

Petis tholo dan kluban bothok itu juga bersaudara.

Kluban bothok tidak akan protes. Kenapa si petis plin plan. Kadang berbahan tholo, kadang kacang tanah. Sok-sok mengaku sebagai serundeng, yang manja minta dikepeli dengan tangan segala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun