Motif itu sejatinya dorongan sadar atau tidak sadar ? Jika pemaknaannya itu menggerakkan atau memindahkan, berarti motivus itu merupakan dorongan sadar, terutama untuk memenuhi kebutuhan yang penting dan mendesak.
Cara memenuhi kebutuhan, beraneka ragam, tergantung peluang. Lebih nyaman lagi, bila sempat mengelilinginya dengan berbagai pencitraan. Ada lambang jabatan, gelar akademis, tingkatan spiritualitas, serta lambang kebendaan yang lain.
Namun pagar yang berlapis-lapis itu ternyata bobol juga. Bila sudah kebelet ingin, tak ada yang mampu untuk membendungnya.
Perilaku koruptif mirip mengejar asupan gizi yang berlebih-lebih. Mereka layak dikategorikan sebagai Pramu-nikmat. Merekalah pengejar kenikmatan duniawi sejati.
Ketika hedone lahir dari kandungan bahasa Yunani, sepertinya sudah bersinggungan dengan kenikmatan duniawi. Bagaimana memburu nikmat dengan cara yang tidak baik dan benar pun dipelajari.
Syed Hussein Alatas dalam bukunya "Corruption and Destiny of Asia" menyampaikan unsur-unsur yang menjadi ciri pokok para koruptor Asia, yaitu :
- melibatkan elemen yang saling menguntungkan dan saling berkewajiban,
- pelakunya ialah para pihak yang berkepentingan terhadap keputusan, dan dapat memengaruhi keputusan tersebut,
- melibatkan proses pembohongan publik, dan pengkhianatan terhadap kepercayaan,
-melibatkan fungsi ganda yang bersifat ambigu atau ketaksaan, dan bertolak belakang dengan tugas pokoknya.
Motif, memang berlumuran dengan segala pembenaran. Seobjektif apa pun, jika koruptif, tetap saja subjektif. Benarkah Pak Gubernur ?