Mohon tunggu...
BAMBANG SRI HARTONO
BAMBANG SRI HARTONO Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAIN Pekalongan

Mahasiswa program S3 UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebuah Kontemplasi Diri

10 Oktober 2020   22:40 Diperbarui: 10 Oktober 2020   22:44 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

DI MEWAHKAN BELUM TENTU DIMULIAKAN,

DI SEMPITKAN BELUM TENTU DIHINAKAN.

 oleh : Bambang Sri Hartono.

Di Mewahkan belum tentu di Muliakan, Di Sempitkan Belum tentu di Hinakan. Sebuah untaian kata indah, sebagai pengingat bahwa kehidupan manusia di dunia ini adalah sebuah perjalanan dan setiap kehidupan di dunia ini sudah ada yang mengatur. Seringkali kita melupakan itu dan merasa  tidak nyaman manakala melihat kehidupan orang lain yang begitu mudah mendapatkan Rezeki, sementara kita sulit untuk mendapatkannya.

Kita juga sering lupa, bahwa setiap orang punya ujian dan masalahnya sendiri-sendiri, setiap orang punya jalan hidup dan kehidupan masing-masing, untuk itu jangan pernah membanding-bandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Apalagi sampai menjustifikasi atau bahkan menuduh orang lain dengan tuduhan yang berbau fitnah, kita tidak pernah tahu, bagaimana seseorang pernah melewati ujian berat dalam kehidupan nya sebelum dia mendapatkan kesuksesannya.

Berfikir positif (Positive Thinking), sangat diperlukan untuk menjadikan hidup kita indah, manakala kita melihat orang lain bahagia, maka segeralah bahagiakan hatimu, karena dengan begitu pancaran energi bahagia akan menyatu pada diri kita tanpa kita sadari. Jika kita ingin bahagia maka bahagialah saat melihat orang lain bahagia.

Uantaian kata " Di mewahkan belum tentu di Muliakan, di Sempitkan belum tentu di Hinakan", ini bermakna selaras dengan pitutur jawa "Narimo ing Pandum". Narimo ing Pandum bila di artikan dalam bahasa Indonesia adalah menerima segala pemberian, dalam kajian yang lebih luas Narimo ing Pandum bisa juga dimaknai sebagai ke ikhlasan atas apa yang kita terima dalam kehidupan ini. Bagi orang jawa "narimo ing pandum"  adalah sebuah pitutur luhur yang digunakan sebagai catatan dalam menjalani ujian kehidupan. Mungkin kita beranggapan bahwa ujian hidup itu adalah hal yang menyedihkan, menyusahkan dan menyengsarakan. Patut kita ingat bahwa ujian bisa saja berupa kelebihan atau kemewahan, tidak hanya kesempitan saja. Kelebihan atau kemewahan  yang kita miliki atau kita terima tersebut dalam makna kata "narimo" memberikan pesan mendalam pada kita agar selalu bersyukur dan bersikap rendah hati.. Sebaliknya dalam kondisi serba kekurangan yang ada, kitapun harus menerimanya dengan sabar dan tawwakal. Makna kata "narimo" mengajarkan pada kita agar selalu bersabar dan tabah dalam menghadapi ujian kekurangan serta selalu bersyukur dan rendah hati saat menerima kemewahan atau kelebihan.  "Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough". Oprah Winfrey. (Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki; Anda akan memiliki lebih banyak. Jika Anda berkonsentrasi pada apa yang tidak Anda miliki, Anda tidak akan pernah merasa cukup). Wallahu a'lam bi as-showab. Selamat malam Saudaraku..Semoga Sukses selalu  dan Jangan Lupa Bahagia..Love You Full..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun