Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

ISO Management System and Compliance Practices. https://www.effiqiso.com/ is my blog about ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, and ISO 45001 topics. Menulis Buku: The Best Way to Keep Your ISO 50001 Certification Current, ISO 9001:2015: A Useful Narrative Handbook for Novices, preserving mental well-being in the digital age.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menikah Lagi Bukan untuk Melupakan, Tapi untuk Memberi Anak Seorang Ibu (Serial Ayah Tunggal: 5/7)

18 Oktober 2025   06:00 Diperbarui: 17 Oktober 2025   15:07 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Anak-anakku butuh waktu. Si sulung diam selama berminggu-minggu. Si tengah menolak makan masakannya. Hanya si bungsu yang langsung memanggilnya "Mbak", lalu tertawa saat diajari membuat origami.

Tapi perlahan, dinding itu runtuh.
Saat si sulung sakit, dialah yang begadang menunggui.
Saat si tengah dapat nilai jelek, dialah yang mengajaknya belajar sambil minum susu hangat.
Dan saat si bungsu menangis karena mimpi buruk, dialah yang memeluknya sampai tertidur.

Aku melihatnya dari kejauhan---dan untuk pertama kalinya sejak istriku pergi, aku merasa rumah ini kembali punya jiwa.

Menikah Lagi Bukan Pelarian---Tapi Komitmen Baru

Banyak orang mengira menikah lagi adalah cara melupakan masa lalu. Tapi bagiku, ini justru bentuk penghormatan terhadap masa depan anak-anakku.

Aku tidak menikah karena kesepian.
Aku tidak menikah karena butuh "pengganti istri".
Aku menikah karena anak-anakku layak punya sosok yang bisa mereka panggil "Ibu"---meski hanya dalam hati.

Dan istri keduaku memahami itu. Ia tidak memaksakan diri. Ia membangun ikatan perlahan, dengan cinta yang tulus, bukan kewajiban.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Keluarga Baru Ini?

  1. Jangan Membandingkan
    Setiap pasangan punya caranya sendiri mencintai. Jangan bandingkan istri kedua dengan almarhumah---itu hanya akan melukai semua pihak.

  2. Berikan Waktu untuk Anak
    Anak butuh waktu untuk menerima sosok baru. Jangan memaksa. Biarkan ikatan terbentuk secara alami.

  3. Komunikasi Terbuka dengan Pasangan Baru
    Bicarakan harapan, batasan, dan peran masing-masing. Jangan biarkan asumsi merusak hubungan.

  4. Hormati Kenangan Lama
    Biarkan anak menyimpan foto, cerita, dan kenangan tentang ibu mereka. Cinta yang lama tidak mengurangi cinta yang baru.

Penutup: Cinta Bukan Pengganti, Tapi Tambahan

Hari ini, anak-anakku punya dua ibu dalam hati mereka:

  • Satu yang tinggal di surga, yang mereka rindukan setiap malam.
  • Satu yang tinggal di rumah, yang memeluk mereka setiap pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun