Mohon tunggu...
Bambang Irwanto Soeripto
Bambang Irwanto Soeripto Mohon Tunggu... Penulis cerita anak, blogger, suka jalan-jalan, suka wisata kuliner, berbagi cerita dan ceria

Bercerita yang ringan-ringan saja, dan semoga membawa manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Serunya Menyusuri Penjaga Garis Pantai di Utara Jakarta

24 Agustus 2025   12:39 Diperbarui: 25 Agustus 2025   10:59 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat hutan mangrove, saya sudah pernah, termasuk di Pantai Logending kebumen. Ikut menanam bibit mangrove, juga sudah pernah di pulau Tidung Kecil Kepulauan Seribu. Semua menyenangkan dan membawa pengalaman tersendiri.

Nah, kalau menyusuri hutan mangrove, saya belum belum pernah. Dan itu memang menjadi daftar list saya. Tapi entah kapan bisa terlaksana hehehe. Hanya memang ya, kalau ada keinginan, maka terbangkan saja terus ke angkasa hingga menembus langit. Siapa tahu semesta mendukung.

Dan tanpa saya duga, keinginan itu hadir dari ajakan Click & Kreatoria lewat event kompasiana. Saya pun langsung bergegas mendaftar ajakan bertajuk 'Jelajahi Jakarta Mangrove, PIK'. Pastinya, saya berharap terpilih. Masa sih, saya tidak mau diajak jalan-jalan seru ke tempat Impian yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya.

Alhamdulillah saya terpilih. Asyik.. akhirnya satu list saya akan terwujud. Makanya di hari sabtu, 23 Agustus 2025 kemarin, sejak pukul 4 subuh saya sudah bangun dan bersiap. Subuh  itu, air tidak terasa dingin. Mungkin sudah terpanaskan dengan semangat saya yang membara untuk ikut jalan-jalan kali ini hehehe.

Selepas subuh, saya pun segera melajukan motor saya ke stasiun Pondok Cina. Setelah itu saya naik KRL menuju stasiun Kota yang menjadi titik kumpul kami. Alhamdulillah, perjalanan lancar. Pukul 6 lebih 38 menit, saya sudah sampai di Stasiun  Kota.

Tidak lama Bu Muthia dan Mbak Ria sudah sampai juga dengan kereta setelah saya. Karena saya adalah peserta tercepat datang, jadisaya dapat hadiah kaos dari Bu Muthia. Hore... Terima kasih, Bu! Selanjut teman-teman lain mulai datang. Setelah semua peserta berkumpul, kami pun bergegas ke halte transjakarta di depan stasiun Kota.

Foto : Click & Kreatoria
Foto : Click & Kreatoria

Pertama, kami naik transjakarta nomor 1 tujuan Kota-Blok M. Kemudian turun di Halte Glodok. Setelah itu lanjut naik transjakarta no 1A  Jurusan Balai Kota-Pantai Maju. Kami nanti akan turun di sekolahTzu Chi PIK 1. Ternyata penumpang lumayan ramai. Saya tidak dapat tempat duduk dan harus berdiri. Tidak apa, hitung-hitung olahraga menguatkan otot betis hahaha. 

Alhamdulilah perjalan lancar. Turun dari Transjakarta 1A, kami berjalan kaki ke belakang gedung sekolah Thu Chi yang sangat luas itu. Dan ternyata di belakang sanalah letak Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke Kapuk. Wow saya baru tahu ini. Padahal saya itu sering ke PIK naik Transjakarta. Pernah juga naik motor.

Tidak lama berjalan kaki, sampailah kami di pintu gerbang TWA Mangrove Angke Kapuk. Saya langsung senang karena sebentar lagi akan menyusuri hutang mangrove. Nah, kebetulan hari itu, ada acara 'Festival Sahabat Mangrove'. Jadi gratis masuknya. Syaratnya juga mudah sekali. Hanya tinggal follow saja akun media sosial WTA Mangrove Angke Kapuk. Ini jelas bikin hati tambah senang. Kalau hari biasa, tiketnya 30 ribu utuk anak-anak, sedangkan  hari Sabtu dan Minggu tiketnya 35 ribu untuk orang dewasa dan 20 ribu untuk anak-anak. Tiket untuk turisasing tanpa KITAS seharga 75 ribu rupiah125 di hari biasa, dan 175 ribu pada akhir pekan.

Foto : Bambang Irwanto
Foto : Bambang Irwanto

Saat akan masuk, Kami dicek dulu,apa sudah follow atau belum akun media sosial TWA Mangrove Angke Kapuk. Tas kami juga diperiksa, jangan sampai membawa makanan dari luar. Petugas juga mengingatkan kepada kami, agar berhati-hati dengan barang pribadi bila bertemu monyet di dalam. Karena topi, kacamata dan hape, bisa saja diambil oleh monyet. Nah, biar lebih menyenangkan selama menjelajah hutan mangrove PIK ini, kami memutuskan untuk sarapan dulu atau menghabiskan makanan yang ada, sebelum masuk ke dalam.

Saat mulai melangkah masuk TWA Mangrove Angke Kapuk, mata saya mulai dimanjakan oleh pohon-pohon yang hijau. Ini jelas membuat hati dan pikiran saya jadi rileks. Suasana juga sudah ramai. Banyak pengunjung yang sudah mengikuti acara membatik, salah satu acara di Festival Hutan Mangrove. Kami pun memutuskan untuk segera menyusuri Kawasan hutan mangrove dulu TWA Mangrove Angke Kapuk yang  luasnya 99,82 hektar ini yang sudah ada sejak tahun 1997.

Foto : Bambang Irwanto
Foto : Bambang Irwanto

Sepanjang perjalanan, saya sangat antusias. Apalagi pengalaman pertama menyusuri hutan mangrove di PIK ini. Banyak hal-hal baru yang saya lihat. Saya jadi tahu jenis-jenis mangrove yang ada di TWA Mangrove Angke Kapuk ini. Seperti api-api, bakau, bidara, buta-buta, cantinggi, Warakas, dan Nifah.

Foto : Bambang Irwanto
Foto : Bambang Irwanto

Saya juga bisa melihat bagaimana proses pembibitan pohon mangrove secara langsung. Mulai melihat bagaimana prose viviparitas yaitu proses di mana buah atau biji mulai berkecambah pada pohon induk yang kemudian nanti akan jatuh. Bibit ini kemudian oleh petugas langsung ditanam di kantong plastik.

Foto : Bambang Irwanto
Foto : Bambang Irwanto

Saya dan teman-teman juga sempat melihat biawak dan elang laut. Hanya sayangnya, kami tidak bertemu monyet, hanya sekadar mendengar suaranya saja. Spesialnya, saya menemukan isi buah Bintaro. Dan ini untuk pertama kalinya saya melihat buah Bintaro yang ternyata digunakan alami unuk mengusir tikus.

Foto : Bambang Irwanto
Foto : Bambang Irwanto

Saya juga sempat ke tempat pemantau burung. Tempatnya tinggi dan adem. Dari atas sana, saya bisa melihat sekeliling. Sayangnya, saya tidak begitu melihat burung di sekitar menara. Apakah mereka malu pada saya? Hahaha.. tentu tidak. O,iya Maksimal 5 orang naik ke atas menara. Saya sebenarnya masih ingin berlama-lama di atas sana, tapi teman sudah mengingat untuk segera turun.

Foto : Aan Widi
Foto : Aan Widi

Selesai berkelling, kami beristirahat untuk makan siang. Selanjutnya salat dzuhur dulu. Setelah itu, saya menyempatkan diri melihat kegiatan Festival Sahabat Mangrove. Saya tertarik melihat workshop membuat ecoprint. Ternyata prosesnya butuh kesabaran, ya. Karena tidak hanya sekadar menempel daun atau bunga di media, tapi juga memukul-mukul sampai keluar serat daun atau bunga sehingga menampilkan pola yang menarik.

Foto : Bambang Irwanto
Foto : Bambang Irwanto

Akhirnya sekitar pukul 2 siang, menjelajah TWA Mangrove Angke Kapuk Bersama Click & Kreatoria selesai sudah. Kami pun bergegas berjalan ke halte transjakarta untuk Kembali ke Kawasan Kali Besar Kota Tua. Cuaca Terik memamayungi Langkah kami. Tapi saya senang sekali dengan jalan-jalan ini. Banyak hal yang menambah pengetahuan saya. TWA Mangrove Angke  Kapuk bukan hanya tempat wisata alam yang menyenangkan dan edukasi, tapi juga jadi garda depan menjaga pesisir utara Jakarta melindungi garis Pantai, juga tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan satwa. Terimakasih banyak Click & Kratoria Kompasiana. Yuk... ke  TWA Mangrove Angke Kapuk PIK.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun