"Harusnya memang begitu. Kan Romo dan Ibumu masih di sana?" jawabku pada Tari.
"Mbakyuku dan Kakak Iparku itu, maunya kita ini menikahnya di kota ini saja. Pemberkatan nikahnya dilangsungkan di gedung pertemuan komunitasnya itu. Mereka berjanji akan membantu 50 ri seluruh biaya pernikahan kita. Tapi aku tetep enggak mau!"
Ternyata penolakan Tari akan kebaikan kakaknya punya alasan yang sangat mendasar. Dia tak mau diberkati di "gereja" kakaknya, karena "gereja" itu dicurigai telah mengajarkan doktrin yang menyimpang.
Ada banyak ajaran yang aneh, absurd dan sesat dalam kelompok itu. Salah satu kesesatan yang paling fatal, ialah mereka tidak mengakui ke-Tuhan-an dan ke-Allah-an Kristus Yesus. Mereka mengklaim bahwa Yesus adalah malaikat Mikhael. Jadi bagi mereka, Yesus itu bukan pencipta, melainkan ciptaan saja.
"Itu kan jelas sesat ya Mas?"
"Ya iya dong! Ke-Tuhan-an dan ke-Allah-an Yesus itu adalah ajaran dari keseluruhan Kitab Suci kita. Baik Perjanjian Lama mau pun Perjanjian Baru."
"Katanya, mereka punya dasar ayat bagi doktrinnya itu, Mas."
"Kalau pun punya, mereka pasti sangat sembrono menafsirkan ayat tersebut. Mestinya, mereka harus mengkomparasikan dengan banyak ayat yang lainnya. Mereka gak boleh abaikan banyak ayat yang lain, yang sudah sangat jelas mengajarkan ke-Allah-an Kristus?"
"Kalau begitu, dogma mereka itu sebenernya tidak bisa disebut Alkitabiah. Cuma ayatiah saja ya, Mas? Demi memegang satu ayat (yang dianggap sesuai logikanya), mereka dengan pongah menolak keseluruhan ayat yang lainnya." Komentar Tari.
"Bener banget katamu! Memang itulah ciri umum dari sebuah bidat." Jawabku memujinya.
Lalu kujelaskan juga padanya. Bahwa malaikat Gabriel sendiri ketika memberitahu para gembala perihal kelahiran bayi Yesus di Betlehem, ia mengatakan:Â "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." (Lukas 2:11).Â