Evaluasi dan penyesuaian di sana-sini pastinya tetap diperlukan sesuai kebutuhan, namun mereka benar-benar meneruskan. Sehingga keberlangsungan proses pembangunan dan peningkatan mutu terus terjadi serta dirasakan oleh semua - para pihak stakeholder tadi, terutama masyarakat luas.
Menjadi seorang kepala daerah harus merupakan pilihan mulia yang murni dari lubuk hati terdalamnya. Legacy kebaikan dan kemaslahatan lah yang akan akan dikenang masyarakat saat nanti tidak menjabat lagi. Sebagai pejabat publik seyogyanya sadar apa pun yang dilakukan adalah sesuai amanah dan kemaslahatan dunia dan akhirat.
Salah satu ciri-ciri agar tidak hanya dapat diteruskan, namun juga dapat terus ditingkatkan kinerjanya, yaitu program-program strategis tersebut harus dapat diukur. Atau dengan kata lain memiliki alat ukur, baik indikator-indikator awal (lead indicators), maupun indikator-indikator akhir (lag indicators). Misalkan; bagaimana program sosialisasi edukasi yang dijalankan terkait kesadaran sampah yang melibatkan masyarakat setempat dapat dikatakan berhasil atau menunjukkan progres positif?
Salah satunya bisa menggunakan software aplikasi gawai karya anak bangsa yang mudah diunduh secara gratis, dan mereka dapat jalankan sesuai petunjuk-petunjuk yang dibuat (mobile application). Mereka akan memperoleh poin rewards bila memperlakukan sampah dengan pemilahan-pemilahan sesuai kategori yang telah dijelaskan sebelumnya di atas.Â
Contoh lainnya di perspektif pelanggan; bagaimana para pengunjung wisatawan merasakan semakin puas dan berniat akan datang kembali. Atau karena happy mereka akan merekomendasikan kepada teman-teman atau sanak keluarganya. Hal ini bisa terbaca melalui survai-survai kepuasan pelanggan yang dilakukan secara periodik, baik konvensional maupun dengan tools digital mobile appication tadi.Â
Tentunya tujuan utamanya bukan secara apriori membanding-bandingkan di masa kepemimpinan siapa yang lebih baik, tapi fokus kepada upaya peningkatan kinerja dan pengembangan program yang berkelanjutan secara jangka panjang.
Demikian pula dengan program sosialisasi dan edukasi mengenai program-program Geopark yang berhasil dijalankan atau telah dicapai, yang sedang dijalankan dan yang akan dijalankan ke depannya. Harus secara paralel, artinya baik untuk masyarakat atau penduduk setempat, maupun masyarakat luas; dalam dan luar negeri.Â
Kunci keberhasilan kampanye ini; bagaimana kehadiran Geopark tidak hanya dirasakan oleh sekelompok orang saja (eksklusif), namun masayarakat luas merasakan memiliki yang patut dinikmati dan dijaga kelestariannya bersama. Mereka bisa terlibat langsung, mereka akan memviralkan keindahan dan kepuasan layananannya melalui posting-postingnya di media sosial dalam bentuk komentar, tulisan, foto, gambar, video dan lain sebagainya.
Begitu pula melalui diskusi atau seminar-seminar online (since pandemic)Â yang tidak hanya diselenggarakan oleh pihak pemerintah, pihak departemen-departemen terkait, pihak penyelenggara, atau perguruan-perguruan tinggi secara formil. Namun juga biarkan masyarakat melalui komunitas-komunitas secara inisiatif atau generik melakukannya.Â
Seperti yang pernah diselenggarakan webinar beberapa kali terkait topik seputar Geopark oleh komunitas alumni Magister Manajemen Universitas Indonesia dengan brand 'KUMBA' (Kumpul Bahagia Alumni MMUI) yang terbuka untuk umum. Tiga kawasan UGGp yang pernah dibahas di komunitas ini, yaitu: Gunung Sewu, Ciletuh, dan Kaldera Toba.
Demikian ulasan tulisan Geopark secara singkat. Masih teralu banyak yang dapat dibahas di sini. Semoga dapat menstimulus pembaca dan masyarakat luas agar memiliki, mencintai dan mengkayakan wawasan terkait Taman Bumi kita ini. (BIS)