Oleh: Bambang Iman Santoso, Neuronesia Community
Jakarta, 1 Maret 2020. Kesibukan di kota-kota besar seperti Jakarta menyebabkan warganya berpotensi mengalami chronicle stress. Stres-stres kecil yang tidak dirasakan lagi akibat aktivitas sehari-hari dalam menghadapi kemacetan, beban kerja atau mengejar target pekerjaan, beban ekonomi, dibombardir isu dan berita-berita hoax, maupun berita kriminal aktual, dan lain-lainnya menumpuk menjadi stres yang terakumulasi.Â
Menyebabkan produksi enzim kortisol di otak kepalanya banjir berlebih, yang tidak hanya berpotensi merontokan sinap-sinap hubungan antar sel otak dan mematikan sel-sel otak yang menurunkan daya berpikir manusia. Tapi juga melemahkan sistem imun tubuhnya. Sehingga rentan terhadap penyakit ringan dan berat seperti hipertensi, serangan jantung, diabetes, kolesterol, asam urat, bahkan kanker dan penyakit-penyakit lainnya yang memicu kematian lebih awal.
Upaya untuk menghindarkan resiko-resiko tersebut di atas, gaya hidup sehat pun mau tidak mau menjadi pilihan yang harus diambil. Di antaranya rajin berolahraga. Tentu harus diiringi dengan upaya lainnya seperti; menjaga nutrisi dan diet, istirahat tidur yang cukup, mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan marah-marah yang tak perlu, beribadah mendekatkan diri, meditasi mencapai mindfulness, rileks mendengarkan musik dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menyeimbangkan homeostasis enzim-enzim di kepalanya. Golf merupakan salah satu olahraga favorit yang dipilih dan diminati.
Jakarta sebagai ibukota Indonesia bukan hanya masih menjadi pusat pemerintahan tapi juga merupakan pusat perekonomian terbesar. Tidak heran sering dikenal dengan istilah kota dinamis tersibuk dan tak pernah tidur. Total jumlah penduduk Greater Jakarta (Jabodetabek) mungkin hari ini telah mencapai lebih dari 27 juta jiwa, karenanya layak disebut sebagai kota megapolitan. Sebagai "Smart City", dituntut menyediakan kebutuhan hidup yang berimbang antara sarana kesibukan bisnis dan pusat kebugaran.Â
Olahraga golf hadir menjadi gaya hidup sehat dan populer belakangan ini. Kota-kota besar lainnya yang tak kalah sibuk mengikuti gaya hidup tersebut. Bahkan di beberapa kota dan daerah sengaja dibangun lapangan golf sebagai salah satu sarana dan destinasi wisata golf.
Dari sisi investor dan pebisnis penyediaan kebutuhan lapangan golf ini menjadi sangat menarik. Karena faktanya walau pembangunan lapangan golf baru terus berlangsung, lapangan golf lainnya tetap penuh, terutama di hari-hari weekend. Rata-rata setiap hari jumlah pemain golf semakin banyak. Minat bermain golf juga tinggi datang terutama dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Korea, Jepang dan Australia. Selain pemandangannya indah harganya pun relatif murah dibanding di negara-negaranya. Di negeri ini lapangan golf tumbuh berjamur.
Para perancang dan pembangun serta pengelola berlomba membuat lapangan golf secara kreatif dan inovatif. Pastinya menyesuaikan selera konsumennya. Dalam hal design, otak manusia lebih menyukai kesimbangan antara familiarity yang umum dengan hal-hal baru novelty. Konsep desain lapangan golf yang unik dan baru akan diburu untuk dicoba oleh para pemain golf. Pikiran otak manusia mudah bosan, mereka akan terus mencari lapangan golf yang baru. Namun provider juga harus memikirkannya, justru design yang terlalu unik tidak menggaransi akan ramai dipakai mereka bermain.Â
Ada hal-hal yang sifatnya familiar, predicted dan umum. Misal rata-rata lapangan golf menyediakan dengan desain 18 hole dan 9 hole. Tidak mungkin di bawah itu. Kalaupun mungkin 27 atau 36 hole. Fasilitas seperti club house, penyediaan buggy car, caddy, marshal, golf shop, refreshment center dan seterusnya seakan-akan telah menjadi persyaratan umum yang wajib. Gaya arsitek, desain interior dan exterior serta desain signage-nya yang mungkin unik berbeda.Â
Dukungan teknologi seperti alat pembayaran hari ini juga sudah harus diupgrade. Sistem pembayaran 'cash' dan 'cashless'. Sistem pembayaran cahsless ini tidak hanya melayani kartu kredit maupun kartu debit. Tapi juga melayani pembayaran dengan menggunakan seperti gopay, link, dana, ovo serta uang-uang digital lainnya.