Mohon tunggu...
Balqis AminiNaisa
Balqis AminiNaisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Seorang mahasiswa yang tertarik mengenai ilmu sosial dan ilmu politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indomie: Aktor Ternama Gastrodiplomasi Indonesia di Nigeria

22 Mei 2022   20:56 Diperbarui: 22 Mei 2022   21:12 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mendengar kata Indomie tentunya bukan lagi kata yang asing bagi kita semua. Mie instan andalan Indonesia ini sudah terkenal bahkan hingga ke penjuru dunia. Tercatat sebagai 10 produk makanan terbaik versi Los Angeles Times, menjadikan bukti bahwa citarasa indomie sebagai mie instan bukanlah hal yang dapat diremehkan.  Mie Instan merupakan makanan yang mendapatkan spotlight atau popularitasnya dengan luar biasa. Dengan harga dan kebaruan sebagai unggulannya, mie instan menjadi favorit masyarakat luas bahkan hingga di luar kawasan Asia Timur, Selatan dan Tenggara. 

Di Indonesia sendiri, mie instan pertama kali dipasarkan pada tahun 1958, dan mulai didirikan pabrik mie instan pertama dengan merek supermi pada tahun 1969. Kurang dari satu tahun dari pabrik supermi didirikan muncul pesaing baru yakni Indomie. Merek mie instan milik PT Sanmaru Food Manufacturing dari Grup Jangkar Jati milik Djajadi Djaja. Indomie juga mulai didistribusikan secara luas dan dengan cepat berkembang menguasai pasar mie instan di Indonesia. Mulai sejak itu, mie instan menjadi mesin pencetak uang yang cepat. Pada 1994, Indofood tercatat di lantai bursa, dan Salim Group menguasai hampir 80 persen pasar mie di Indonesia. Ditahun yang sama Indofood juga tercatat menjadi produsen mie instan terbesar di dunia, mengalahkan Nissin Food Products yang merupakan hasil buatan Momofuku Ando, penemu awal mie instan pada 1958. 

Besarnya pasar Indomie ini menjadikan nama 'indomie' dikenal penduduk dunia bersamaan dengan dikenalnya nama Indonesia sebagai negara produsen. Yang mana Indonesia sudah dikenal terlebih dahulu dengan rendang dan nasi gorengnya. Nasi goreng dan rendang dikenal dan menjadi salah satu ikon gastrodiplomasi terbesar Indonesia pada masyarakat dunia. Lalu apakah Indomie juga termasuk pada bentuk gastrodiplomasi mengingat besarnya popularitas mie instan tersebut? Gastrodiplomasi sendiri diartikan sebagai diplomasi budaya yang menggunakan makanan sebagai sarana untuk meningkatkan brand awareness bangsa. Paul S Rockower menyebutkan premis dasar dari gastrodiplomasi adalah "the best way to win hearts and minds is through the stomach". Maka dapat dikatakan bahwa Indomie juga merupakan suatu bentuk gastrodiplomasi yang dilakukan oleh Indonesia, ditunjukkan dengan hebatnya Indomie dalam berkontribusi meningkatkan brand nation melakukan makanan. Selain itu, adanya Indomie sebagai salah satu bentuk gastrodiplomasi Indonesia menjadikan bukti bahwa saat ini aktor dari gastrodiplomasi ini bukan hanya pemerintah saja, namun juga dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan.

 Nama Indomie sendiri membuktikan popularitasnya yang tidak hanya berkiprah di kawasan Asia saja namun juga digemari di benua Amerika bahkan Afrika. Di Benua Afrika, Indomie sudah menjadi ikon gastrodiplomasi yang sangat dikenal. Bahkan, di Nigeria masyarakat lebih mengenal sebutan 'indomie' dibandingkan kata 'mie' itu sendiri. Tidak jarang pula indomie juga dijadikan makanan pokok oleh warga setempat karena kepopulerannya. Nigeria juga menjadi salah satu negara dengan konsumen mie instan paling tinggi di Afrika. Angkanya bahkan mencapai 1,72 miliar keping mie instan dari 16 merek di pasaran per tahunnya. Dari angka yang fantastis tersebut merek Indomie menjadi produk mie instan paling unggul di Nigeria menurut laporan Kantar Worldpanel di tahun 2017. Di Nigeria sendiri telah didirikan 3 pabrik Indomie milik Indofood sejak 1995. Bahkan saat ini, pabrik Indomie disebut menjadi pabrik pembuatan mie instan terbesar di Afrika. 

Direktur Indofood, Franciscus Welirang, mengatakan bahwa Indomie menjadi pionir mie instan yang pertama kali ada di Nigeria. Saat ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), yang merupakan produsen Indomie, berhasil menguasai sekitar 74% pangsa pasar setempat. Pada 2013, Indomie meraih Penghargaan Konsumen untuk Produk Terbaik di Nigeria. Budaya masyarakat Nigeria pun cukup dekat dengan Indomie. Penulis Nigeria, Chimamanda Ngozi Adichie, juga pernah menyinggung merek Indomie dalam novelnya "Americanah" karya fiksi yang kemudian banyak dipuji kritikus. Hal ini menunjukkan bahwa gastrodiplomasi Indomie sendiri telah menyentuh bidang seni. Hal ini sesuai dengan bagaimana gastrodiplomasi didefinisikan bahwa makanan dan simbol-simbol yang diwakilkannya dapat digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide, nilai-nilai, identitas, sikap serta kelas sosial yang berbeda. Selain itu, di tahun 2018, UNICEF yang bekerja sama dengan Pemerintah Bagian Sokoto memberikan iming-iming Indomie kepada anak-anak yang ikut serta dalam imunisasi polio. Hal ini menunjukkan bagaimana Indomie telah menjadi sebuah kebutuhan di Nigeria.

Ramainya nama Indomie dan Indonesia di Nigeria membuka banyak peluang peluang di bidang selain produksi makanan instan. Adanya peningkatan hubungan setelah Indonesia membangun pabrik mie instan di Afrika, salah satunya di Nigeria. Menurut Jokowi, ia dan Presiden Issoufou Mahamadou telah membahas upaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di bidang infrastruktur, industri strategis, energi, teknik, dan sumber daya manusia sesuai dengan yang dilansir oleh The President Post. Hingga saat ini, sudah ada berbagai keterlibatan bisnis yang telah didirikan terkait dengan distribusi dan pemasaran produk produk Indonesia, seperti kertas, farmasi, peralatan elektronik, peralatan rumah tangga, makanan dan minuman, dan lain-lain.

Berbagai hal yang disebutkan sebelumnya menunjukkan bagaimana sebuah produk mie instan, Indomie, yang sangat populernya disana mampu menciptakan interaksi lanjutan antara kedua pemerintah. Dimulai dari Gastrodiplomasi yang dilakukan Indonesia melalui Indomie, terciptalah hubungan yang saling menguntungkan antar kedua negara. Dan juga terciptanya apresiasi, interaksi, dan kerjasama dalam berbagai bidang, yang membuat Indonesia dan Nigeria mempunyai hubungan bilateral spesial. Terciptanya hal ini tak luput dari national interest masing-masing negara dan juga hubungan baik antar kedua negara. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun