Mohon tunggu...
ويجايا WNKS
ويجايا WNKS Mohon Tunggu... -

Luntang lantung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sinetron Indonesia, Refleksi Kearifan Nusantara

25 Desember 2013   10:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:30 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat mengambil libur sebelum Natal saya menyempatkan diri untuk menikmati tayangan drama televisi Indonesia beberapa hari ini. Apapaun saya tonton agar lebih mengenal kreatifitas kebanggaan Indonesia tersebut dan tidak hanya membandingkan dengan produk luar, paling tidak saya bisa lebih nasionalis dan bisa mengagumi hasil budaya negeri sendiri.

Ragam judul sinema TV dari aneka broadcaster saya pantengi. Hasilnya? Luar biasa, saya lebih mampu menikmati dan mengerti kenapa masyarakat kita menyukainya dan rumah produksi berbondong menyajikan karya seni yang luar biasa tersebut sebagai acuan terkini tontonan bermutu yang syukur-syukur penonton mendapatkan nilai-nilai luhur dari suatu cerita.

Saya menyukai cerita dimana seorang suami menyiksa istrinya dengan merecoki si istri dengan racun dan si istri begitu setianya menggambarkan ketulusan perempuan Indonesia walau diminta untuk bercerai oleh si ibu tetapi tetap memilih untukt tinggal dengan si suami dan kelak mereka berbaikan kembali seolah sesuatu tidak terjadi apa-apa. keren bukan? Jadi siapa perduli dengan polisi dan komisi perempuan apalagi komisi kekerasan dalam rumah tangga? toh dengan doa semua bisa terselesaikan dan mereka menjadi "manusia" kembali?

Tetangga yang semena-mena menuduh lelaki duda berselingkuh dan memaksa si duda untuk menikahi perempuan yang ternyata mempunyai agenda sendiri. Alangkah luhur jiwa si duda tersebut walaupun kemudian ada percobaan pembunuhan masih mampu memaafkan si perempuan yang ternyata adalah juga ibu dari anak angkat si lelaki. Sayapun berandai-anda wah saya pasti kurang rasa ke-Indonesian saya karena jika saya berada diposisi bapak tersebut pasti saya tidak mampu berbuat se-agung tersebut dan serta merta di cap kafir karena tidak bisa memaafkan perempuan yang sudah mencoba membunuh saya

Seorang mertua perempuan yang merecoki hubungan anaknya hingga berpisah dan kemudian menikahkan si anak dengan perempuan pilihannya yang ternyata adalah perempuan pengejar materi semata sungguhlah suatu kado hari ibu yange menyenangkan buat para ibu se-Indonesia karena si ibu masih bisa tersenyum lega diakhir cerita saat si menantu yang diremehkan memaafkan tindakannya dan mereka hidup bahagia sepanjang hayat (paling tidak sepanjang saat durasi drama TV tersebut berhenti)

Bahkan cerita warisan menjadi sangatlah menarik, dan si penulis begitu fahamnya kondisi sosial masyarakat dan saya meyakini para penulis cerita tersebut pasti sudah melakukan riset berkali-kali serta memakai sumber hukum perdata yang mumpuni saat mengisahkan balik nama suatu properti begitu mudahnya tanpa diketahui oleh si pemilik sah. lagi-lagi tidak ada upaya hukum yang ditempuh, yang ada hanyalah, air mata dan berdoa semuanya beres tuntas tanpa ada emosi yang ada hanya cinta kasih.

Suatu pelajaran yang saya sukai dari sinema TV Indoensia adalah, hidup itu harus memafkan. Jadi berbuatlah curang, kejam dan keji bahkan kalau perlu membunuh seseorang karena akhirnya semua bisa diselesaikan dengan baik ataas nama doa dan cinta kasih

*Ditulis oleh penggemar baru sinetron Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun