Mohon tunggu...
Wawan Setiawan
Wawan Setiawan Mohon Tunggu... Swasta -

Penulis adalah pengisi kolom info teknologi di portal Tribrata Polda Jateng http://www.tribratanewsjateng.com, narasumber tetap acara Teknovasi (teknologi dan inovasi) SBOteve milik Jawa Pos, dan CEO Internet Service Provider Baliooo.com email: wawan@baliooo.com website: http://www.baliooo.com Kompasiana: http://www.kompasiana.com/baliooo Blog: http://baliooo.wordpress.com Arsip acara televisi Teknovasi (Teknologi dan Inovasi) bisa anda cari di http://www.youtube.com dengan keyword "teknovasi"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Wang Yaping Mengajar Fisika dari Luar Angkasa terhadap 60 Juta Anak di China

28 Maret 2016   14:16 Diperbarui: 28 Maret 2016   14:39 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Oleh Wawan Setiawan
email: wawan@baliooo.com
Senin, 28 Maret 2016

Penulis adalah pengisi tetap kolom info teknologi di portal Tribrata milik polda jateng dan juga narasumber tetap acara Teknovasi (teknologi dan inovasi) SBOTV Surabaya.

Website kompasiana : http://www.kompasiana.com/baliooo
Blog : http://baliooo.wordpress.com

------

Masa depan suatu negara, sangat bergantung dengan kualitas pendidikannya. Dalam hal math dan sains, saat ini menurut PISA ( Programme for International Student Assessment ) anak anak di Hongkong dan Shanghai meraih nomor satu atau urutan depan. China nampaknya tidak hanya menggeliat di bidang politik, ekonomi, dan militer saja, tapi di bidang pendidikan, teknologi, dan inovasi China juga sudah mulai merambah internasional. Dalam bidang IT, China sudah mempunyai Mesin pencari Baidu, dan Alibaba (bekerjasama dengan Yahoo), portal e-commerce yang listing di bursa Amerika.

Di era modern ini, selain pendidikan budi pekerti, pendidikan maju saya pikir adalah math dan sains, terutama fisika sebagai sains fundamental atau sains dasar. Untuk itulah China menggenjot dan invest besar untuk memajukan pendidikannya. Biasanya negara yang pendidikan math dan sains maju seperti Korea Selatan, Jepang, China, Singapore dan Eropa, juga disertai pendidikan moral yang cukup baik, Penulis tidak mendapatkan bukti negara yang diranking PISA terhadap pendidikan math dan sains yang maju adalah negara korup dengan kualitas moral rendah. Untuk itu menurut penulis tidak relevan membandingkan pendidikan moral dan math serta sains, karena secara faktual/bukti yang dirilis oleh PISA, negara yang maju di bidang math dan sains juga mempunyai moral yang baik.

Setelah dilantik menjadi Presiden, Xi Jin Ping rupanya tidak mau lama lama untuk membenahi pendidikan di China. Presiden Xi Jin Ping membuat proyek mengirimkan Taikonot China ke luar angkasa dan tinggal di stasiun angkasa milik China, dan dari luar angkasa, Wang Yaping salah satu Taikonot dalam misi ini, memberi pelajaran Fisika Newton dan di broadcast atau disaksikan oleh sekitar 60 juta anak anak di China melalui televisi dan mereka bisa komunikasi dua arah misal melempar pertanyaan. China rupanya sangat concern terhadap generasi mudanya, sehingga invest besar terutama bidang sains ke generasi penerus.

Proyek ini prestisius, dan pertamakalinya seorang Taikonot mengajar fisika dari luar angkasa langsung, dan memberikan penjelasan diantaranya tentang gravitasi. Mengapa fisika? karena Fisika memang penting, karena fisika menjadi ilmu fundamental atau ilmu dasar dari ilmu ilmu lainnya. Dan juga mengapa dari luar angkasa? ini agar anak anak cepat paham tentang perbedaan gravitasi dan agar pengetahuan fisikanya tidak sempit seperti pengetahuan gravitasi di muka bumi saja.

Di Russia, dimana puteri saya yang baru berumur 10 tahun tinggal dan menempuh pendidikan, selain pendidikan budi pekerti (di Russia tidak ada pelajaran agama) pendidikan dininya juga difokuskan ke math dan sains terutama fisika. Gaya pendidikan ini bukanlah hal baru, tapi sejak rezim Komunis berdiri atau sejak kemenangan revolusi Bolshewik. Pemimpin utama Bolshewik, Vladimir Ulyanov Lenin, adalah seorang politikus yang banyak membaca fisika dan sains abad 19 ketika mengalami pembuangan baik di Inggris atau Finland (budaya dibuang dan membaca buku rata rata menjadi budaya founding fathers di banyak negara, termasuk Ir. Soekarno, Tan Malaka, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir dan yang lainnya ) karena menentang penguasa saat itu. Ayahnya juga seorang guru fisika, tak heran Lenin cukup menguasai perkembangan fisika di zamannya (Fisika Newton) dan menulis buku "Materialisme dan EmpirioKritisme" yang isinya juga mengkritik para ahli fisika kala itu yang percaya takhyul.

Jika fisika sebagai ilmu dasar telah dikuasai, maka visi menjadi negara BERDIKARI seperti visi Ir. Soekarno mudah terealisasikan, karena untuk memproduksi banyak hal, dari listrik, komputer, laser, sampai nuklir membutuhkan ahli fisika.

USSR atau Russia sendiri adalah negara yang pertama kalinya meluncurkan satellite Sputnik, dan kosmonot pertama di dunia yaitu Yuri Gagarin, serta perempuan pertama mengangkasa yaitu Valentina Tereshkova. Kemampuan Russia di bidang angkasa luar sampai saat ini masih diakui dunia, Amerika sendiri saat ini mengirimkan astronotnya melalui Russia. Selain itu Russia juga negara kedua yang mampu membuat nuklir setelah Amerika. Kemajuan pendidikan exacta di era Komunis bisa anda baca di buku karya mahasiswa MIT Paul Josephson yang berjudul "Lenin's Laureate" yang mengulas bagaimana Lenin mendorong kemajuan ilmu exacta terutama fisika di Russia dan bangsa Russia mulai banyak yang mendapat nobel dalam bidang ilmu pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun