Mohon tunggu...
Baldus Sae
Baldus Sae Mohon Tunggu... Penulis - Dekonstruktionis Jalang

Pemuda kampung. Tutor FIlsafat di Superprof. Jurnalis dan Blogger. Eks Field Education Consultant Ruangguru. Alumnus Filsafat Unwira. Bisa dihubungi via E-mail baldussae94@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lulusan Luar Negeri Wajib Pulang ke Indonesia?

4 September 2020   14:28 Diperbarui: 4 September 2020   14:42 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seperti biasa setiap pagi saya dikirimi surel dari redaksi@narasi.tv. Surel ini tiba setiap pukul 05.30 WIB, persis ketika saya hendak bangun untuk buang air kecil lalu melanjutkan mimpi yang terpotong kencing. 

Understanding Today in 10 Minutes, demikian judul surel itu. Redaksi@narasi.tv secara konsisten mengirimkan itu dengan harapan semoga 10 menit di pagi hari kian memudahkan para pembaca surel untuk mengambil keputusan-keputusan. Sayang, saya kadang membacanya usai bangun tidur, persis matahari tegak lurus dengan ubun-ubun.

Pagi ini mereka menulis begini "mana yang lebih memaksamu pulang? Papa mama atau negara?" Bingung saya. Baru bangun tidur tiba-tiba dihadapkan pada pertanyaan seremeh ini. Jelas saya akan memilih opsi pertama. Papa dan mama selalu menjadi alasan untuk saya pulang. Kalau negara panggil pulang dalam konteks apa ya? Kan saya sekarang di Indonesia. Mau pulang ke negara mana lagi?

Sial..... saya belum baca sampai tuntas isi surelnya. Ternyata ini maksud redaktur. "Haruskah Mahasiswa Luar Negeri Kita Pulang Kampung? Masalahnya demikian; banyak mahasiswa kita (Indonesia) di luar negeri yang enggak pulang kampung. Kembali mengabdi untuk Indonesia. Mendikbud Nadiem Makariem bahkan sampai harus memohon-mohon waktu acara Penutupan Simposium Internasional Online Perhimpunan Pelajar Indonesia 2020.

Enak ya, kuliah di luar negeri. Dibiayai pemerintah lewat beasiswa LPDP, punya teman di luar negeri, kuliahnya di kampus-kampus ternama, habis kuliah diminta pulang untuk mengabdi di Indonesia. Lalu, lulusan dalam negeri ini gimana dong pak Menteri? Apa kami harus ke luar negeri dulu, sengaja ke Timor Leste misalnya untuk kami yang dari NTT supaya dipanggil kembali mengabdi untuk Indonesia?

Tapi ada benarnya juga ya... harusnya mereka yang dibiayai negara untuk studi di luar negeri itu, usai kuliah kembali ke Indonesia. Dan untuk kita-kita yang produk dalam negeri ini, mestinya kembali ke kampung. Membangun negeri ini dari kampung. Keren kan?

Tentang hal ini saya teringat akan orasi ilmiah Kepala Desa Detusoko Barat dalam Sidang Senat Terbuka Universitas Flores beberapa waktu lalu. Serius, Kepala Desa loh yang membawakan orasi ilmiah dalam acara tersebut. Inti dari orasi tersebut adalah bahwa beliau mengajak para lulusan sarjana untuk tidak malu kembali ke kampung. Kampung dan desa memanggilmu pulang. Sudah saatnya kita bersinergi di universitas masyarakat untuk membangun negeri ini dari kampung dan desa.

Setalah membaca keseluruhan isi surel tersebut, saya pun insyaf, kendati saya adalah produk dalam negeri,  ternyata saya punya cukup alasan "dipaksa" pulang oleh negeri untuk mengabdi (sae).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun