Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Hukum Karma?

26 Februari 2024   07:35 Diperbarui: 26 Februari 2024   07:46 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karma ucapan atau karma ucapan berarti karma ucapan baik yang direnungkan dengan kebijaksanaan. Apabila perbuatan lisannya baik maka disebut ucapan jujur, ada 4 faktor:  

1. Musavada veramai: menahan diri dari berbohong, yaitu berbohong, menipu, menipu, dan sebagainya.

2. Pisunaya vacaya veramai menjauhkan diri dari ucapan fitnah, yaitu perkataan yang menyebabkan hilangnya rasa cinta dan kerukunan, seperti hasutan perpecahan, ejekan, perkataan yang menyakitkan hati, perkataan yang menghina, pembicaraan di belakang, dan sebagainya. saingan Bertujuan untuk saling mengalahkan

3. Pharusaya vacaya veramai : Menahan diri dari mengucapkan kata-kata vulgar, yaitu mengucapkan kata-kata yang cukup kasar, kata-kata vulgar, kata-kata panas, kata-kata sarkastik yang menimbulkan luka hati. Hal-hal tersebut membuat orang lain marah dan tidak membuat pikiran mantap.

4. Samphappaplapa Veramani : Menahan diri dari berbicara yang tidak masuk akal, yaitu suka berbicara pada waktu yang tidak tepat. suka menggoda suka berbicara sia-sia suka berbicara tidak adil Suka berbicara tidak disiplin Dia adalah pembicara tanpa bukti, tanpa waktu, tanpa referensi. tak ada habisnya Tidak mengandung manfaat

Manokarma atau manodava berarti tindakan mental. Ketika seseorang berbuat baik disebut Mano Sutta, ada 3 faktor:  1. Anaphitcha: tidak berpikir dan fokus menginginkan barang orang lain. 2. Upayabhat tidak bermaksud merugikan orang lain. 3. Pandangan benar, berpikir benar, melihat benar.

Apa bedanya kata kecuali dengan kata pergi? Pantang berarti pernah berbuat salah dan tidak terpikir untuk mengulanginya lagi, misalnya minum minuman beralkohol atau minuman keras. Namun ketika mengetahui bahayanya, maka anda memutuskan untuk tidak minum, tidak membeli, dan sama sekali tidak mengajak orang lain untuk minum lagi.La artinya tidak pernah melakukan tindak pidana dan tidak akan melakukan tindak pidana tersebut, misalnya tidak pernah meminum minuman beralkohol. Bahkan ketika teman-temannya mengajaknya minum, dia tidak meminumnya. Karena mereka tahu betul bahaya alkohol, maka tidak perlu bereksperimen.

Karma kusala atau karma buruk adalah perbuatan yang melanggar moralitas, dharma yang salah, mengakibatkan dosa tidak bajik dan membuat pikiran sedih. Atau bisa disebut niat akusala karena berniat berbuat jahat. Jalan yang menyebabkan perilaku yang tergolong karma buruk Dikenal dengan 10 jenis perbuatan jahat, dapat dibagi menurut jalan yang terjadi secara fisik, lisan, dan batin sebagai berikut.

Tindakan fisik atau tindakan fisik mengacu pada tindakan fisik. Apabila perbuatan jasmani itu jahat maka disebut kerusakan jasmani, ada 3 macamnya sebagai berikut: 1. Paatipata : Sengaja membunuh hewan hidup.  2. Adinadana : Sengaja mencuri barang yang tidak diberikan orang lain. 3. Kamesu micchacara Pelanggaran yang disengaja

Tindakan verbal atau tindakan verbal mengacu pada tindakan verbal yang kurang memiliki pemikiran intelektual. Apabila perbuatan lisan itu jahat maka disebut kerusakan lisan, ada 4 macamnya sebagai berikut : 1. Misawat: Sengaja berbohong, yaitu berbohong, menipu, menipu, dan sebagainya. 2. Phishunavaja: Ucapan fitnah yang disengaja adalah kata-kata yang menyebabkan hilangnya cinta dan keharmonisan, seperti menghasut perpecahan, mengejek, komentar yang menyakitkan, menghina, berbicara di belakang, dan sebagainya. Ini adalah kata-kata yang menimbulkan opini dan persaingan. 

Bertujuan untuk saling mengalahkan. 3. Phurusavaca: dengan sengaja mengucapkan kata-kata vulgar, yaitu mengucapkan kata-kata yang cukup kasar, kata-kata vulgar, kata-kata panas, kata-kata sarkastik yang menimbulkan luka hati. Hal-hal tersebut membuat orang lain marah dan tidak membuat pikiran mantap.  4. Samphaplapa: pembicaraan iseng yang disengaja, yaitu suka berbicara pada waktu yang tidak tepat. suka menggoda suka berbicara sia-sia suka berbicara tidak adil Suka berbicara tidak disiplin Dia adalah pembicara tanpa bukti, tanpa waktu, tanpa referensi. tak ada habisnya Tidak mengandung manfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun