Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Retorika sebagai Seni Komunikasi

8 Februari 2024   23:15 Diperbarui: 8 Februari 2024   23:20 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Retorika Sebagai Seni Komunikasi (Dok pribadi)

Retorika Sebagai Seni Komunikasi  

Kita semua berkomunikasi setiap hari, secara sadar atau tidak sadar, di tempat kerja, dengan teman, keluarga, dan bahkan orang asing. Namun seberapa efektif sebenarnya komunikasi yang anda dilakukan;  Bisakah  meningkatkannya untuk mencapai tujuan  dengan lebih mudah.

Pada diskursus  ini mempelajari rahasia di balik kekuatan komunikasi ;  verbal, non-verbal, dan paraverbal. Anda akan belajar bagaimana menggunakan aspek-aspek komunikasi ini untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan lawan bicara, baik itu calon pemberi kerja, pasangan, atasan anda, atau orang lain. Berikut adalah aspek terpenting secara singkat:

  • Komunikasi lebih dari sekedar kata-kata: Komunikasi terdiri dari tiga aspek  verbal (apa yang dikatakan), non-verbal (bahasa tubuh) dan paraverbal (modulasi suara). Ketiga aspek tersebut penting untuk komunikasi yang efektif dan harus dipertimbangkan dengan cermat.
  • Empati adalah kunci komunikasi yang efektif: Empati memungkinkan kita memahami kebutuhan dan sudut pandang orang lain. Berhasil menggunakan empati dalam komunikasi dapat meningkatkan hubungan dan meningkatkan daya persuasif .
  • Peran hubungan dan isi dalam komunikasi: Tingkat hubungan (apa yang dikatakan mengenai hubungan tersebut) selalu menentukan tingkat isi (apa yang dikatakan secara spesifik). Penting untuk menyeimbangkan kedua aspek ini dan menggunakannya secara efektif dalam setiap situasi komunikasi.
  • Seni bercerita: Cerita lebih kuat dari sekadar fakta atau data. Mereka membangkitkan minat, bertahan lebih lama dalam ingatan dan memungkinkan hubungan emosional dengan pendengar.
  • penggunaan teknik komunikasi yang efektif: Dengan mempelajari dan menerapkan berbagai teknik dan alat retorika, termasuk penggunaan metafora dan contoh yang efektif, komunikasi dapat ditingkatkan Komunikasi   lebih dari sekedar kata-kata

Komunikasi lebih dari apa yang di katakan. Komunikasi terdiri dari tiga bagian penting: bagian verbal, non-verbal dan paraverbal. Jika Anda ingin berkomunikasi secara efektif, Anda perlu mempertimbangkan semua aspek ini. Yang pertama adalah bagian verbal, yaitu apa yang sebenarnya Anda katakan. Pilihan kata, struktur kalimat, dan kejelasan pernyataan  sangat penting di sini. Mereka berkontribusi pada apakah orang yang di ajak bicara memahami pesan anda atau tidak.

Bagian kedua adalah aspek non-verbal, yang sering diabaikan namun sama pentingnya. Ini tentang bahasa tubuh, yaitu postur tubuh, gerak tubuh dan ekspresi wajah. Sinyal non-verbal ini bisa sangat kuat dan sering kali mengungkapkan lebih dari sekedar kata-kata. Misalnya, dapat menunjukkan perasaan   seberapa percaya diri, atau apakah anda jujur.

Terakhir, ada aspek paraverbal dari komunikasi. Itu segala sesuatu yang ada hubungannya dengan suara, selain apa yang sebenarnya yang katakan. Volume, nada, kecepatan, dan ritme suara berperan di sini. Mereka dapat membantu menyampaikan perasaan dan niat serta memperkuat atau melemahkan pernyataan.

Jika  mempertimbangkan semua aspek ini dan memasukkannya ke dalam komunikasi, Anda menemukan   kemampuan  untuk mengekspresikan diri secara efektif dan terhubung dengan orang lain akan meningkat secara signifikan. Menguasai ketiga aspek tersebut adalah sebuah seni, tetapi patut dipelajari. Karena komunikasi lebih dari sekedar kata-kata.

Empati lebih dari sekedar "ekstra" yang bagus dalam hubungan interpersonal. Hal ini memungkinkan   untuk menempatkan diri Anda pada posisi lawan bicara Anda, untuk memahami perspektif mereka, emosi mereka dan kebutuhan mereka. Hal ini penting karena hanya ketika Anda benar-benar memahami sudut pandang orang lain, Anda dapat merumuskan pesan yang disesuaikan dan efektif.

Ingatlah   komunikasi bukan hanya berarti mengungkapkan pikiran dan perasaan  sendiri. Ini   tentang mendengarkan orang lain dan memahami sudut pandang mereka. Saat  berkomunikasi secara sensitif, hubungan mendalam tercipta antara Anda dan lawan bicara. Koneksi ini dapat membantu menyelesaikan konflik, memperkuat hubungan, dan meningkatkan kekuatan persuasif (bujukan anda).

Empati memerlukan sikap terbuka dan jujur. Anda harus bersedia mengesampingkan bias dan asumsi sendiri dan melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Ini bukan tentang setuju dengan orang lain, ini tentang memahami perasaan mereka. Saat hal ini berhasil, lawan bicara merasa dihargai dan dipahami. Hal ini dapat menciptakan landasan kepercayaan dan pemahaman yang kuat dan oleh karena itu merupakan alat penting untuk komunikasi yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun