Jawaban Filsafat tentang Korona [3]
Alam semesta ini adalah wujud ada dalam  "korelasi dan semua hal yang terlihat dan tidak terlihat". Dua aspek ini terlihat dan tidak terlihat adalah wujud lain nama "Korona"; wujud metafisika menghasilkan sifat melingkar dari apa yang dipahami  sebagai gradualisme atau kebaruan pandangan kehidupan manusia;
Maka Korona adalah berurusan dengan semua "proses" dalam hukum kodrat yang mengatur perilaku kita manusia yang kejatuhan, kesengsaran, penyakit dan penderitaan.
Korona adalah "korelasi dan semua hal yang terlihat dan tidak terlihat  tentang sifat melingkar sejarah adalah dalam pengamatan filsafat Santayana di bagian atas halaman, "proses" yang terkandung dalam hukum kodrat  bersifat universal.
Korona adalah "korelasi dan semua hal yang terlihat dan tidak terlihat;  istilah yang lebih baik di sini adalah "di mana-mana". Dengan kata lain, Korona bisa  memegang semua waktu dan semua ruang.Â
Oleh karena itu, jika hal ini dalah benar, sesuai dengan proses yang ada di mana - mana yang terkandung hukum alam. Â Alam semesta adalah penjumlahan antara visibilium dan invisibilium. Keduanya saling melengkapi, saling berkorelasi, dan membuat ada atau apa yang menjadi realitas dalam dunia ini.Â
Contoh sederhana adalah smartphone dengan smartphone bisa terhubung dengan sesama tanpa kabel, tanpa bisa dilihat oleh mata, namun keduanya saling berkorelasi dalam pergerakan alam semesta;
Ada dua jenis eksistensi: (a) dunia kasat mata yang kita rasakan dengan indera kita, yaitu manusia, fana, komposit, tidak dapat dipahami, dan selalu berubah, dan (b) dunia Bentuk yang tak terlihat yang dapat kita akses semata-mata dengan pikiran kita, yang ilahi, tanpa kematian, dapat dipahami, non-komposit, dan selalu sama; Ada empat kondisional Empat kemungkinan definisi filsafat tentang "apa itu Korona" dalam pemberian hakekat ontologisnya:
A = visibilium tinggi, invisibilium tinggi
B = visibilium tinggi, invisibilium rendah
C= Â visibilium rendah, invisibilium rendah