Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Solusi Kesenjangan dan Kritik Indeks Gini

12 Februari 2020   22:25 Diperbarui: 12 Februari 2020   23:21 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solusi Kesenjangan, dan Kritik Indeks Gini | dokpri

Bagi mereka yang pernah kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis  tentu sangat kenal dengan nama Indeks Gini. Indeks ini diambil dari nama Corrado Gini (23 Mei 1884 - 13 Mac 1965) adalah seorang ahli statistik, demografi, dan sosiolog Italia yang mengembangkan koefisien Gini , ukuran ketimpangan pendapatan dalam suatu masyarakat. 

Indeks Gini  atau dikenal koefisien Gini adalah angka antara nol dan satu yang mengukur tingkat ketimpangan dalam distribusi pendapatan dalam masyarakat tertentu. Koefisiennya nol untuk masyarakat di mana setiap anggota menerima pendapatan yang persis sama; itu mencapai nilai maksimumnya (dibatasi dari atas oleh 1,0) untuk masyarakat di mana satu anggota menerima semua pendapatan dan sisanya tidak ada.

Menilai tingkat ketimpangan di suatu negara tertentu, serta dalam perbandingan regional, seringkali didasarkan pada koefisien Gini. Indeks ini adalah mengukur distribusi pendapatan penduduk negara itu, dengan 0 mewakili kesetaraan sempurna dan 1 ketidaksetaraan sempurna.

Sementara ketidaksetaraan   menurut indikator Gini  telah menurun di hampir semua negara Asia dan pada saat yang sama ada persepsi sosial yang meluas tentang kesenjangan yang melebar antara yang kaya dan yang miskin, yang menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan sosial atau hak hidup manusia yang layak.

Bagimana Indeks Gini di Indonesia, saya kutib dari BPS pada [1] Maret 2019, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,382. Angka ini menurun 0,002 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2018 yang sebesar 0,384 dan menurun 0,007 poin dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,389. 

[2] Gini Ratio di daerah perkotaan pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,392, naik dibanding Gini Ratio September 2018 yang sebesar 0,391 dan turun dibanding Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,401. [3]  Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,317, turun dibanding Gini Ratio September 2018 yang sebesar 0,319 dan Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,324. 


Dan [4]  Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 17,71 persen. Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2019 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. 

Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 16,93 persen yang berarti tergolong pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 20,59 persen, yang berarti tergolong dalam kategori ketimpangan rendah.

Apa yang dikatakan di sini tentang bagaimana kita mengukur ketidaksetaraan? ; Koefisien Gini memiliki kekurangan yang serius dan perlu dipertimbangkan dengan tingkat skeptis yang sehat. Beberapa kekurangan sangat relevan untuk sebagian besar negara-negara bekas Uni Soviet, termasuk di Asia Tengah dan Selatan.

Pertama, ketidaksetaraan sering diukur dengan koefisien Gini untuk pendapatan, tanpa pertimbangan kekayaan yang memadai. Jadi, negara dengan koefisien Gini berpenghasilan rendah masih bisa menderita ketimpangan kekayaan ekstrem. Ini terutama berlaku untuk ekonomi transisi, di mana sebagian besar kelompok sosial kaya sering beroperasi di luar rezim perpajakan formal, dan kekayaan yang signifikan tidak dilaporkan atau tidak dilaporkan sama sekali.

Selain itu, banyak rumah tangga yang lebih makmur menolak untuk berpartisipasi dalam survei statistika [BPS] atau sector  rumah tangga   dasar perhitungan koefisien Gini   atau secara signifikan kurang dilaporkan dalam jajak pendapat ini. Ini mengarah pada bias yang kuat dalam indeks Gini menuju ketimpangan yang lebih kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun