Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme Kesederhanaan Pada Skripsi, Tesis, dan Disertasi [1]

23 Juni 2019   01:52 Diperbarui: 23 Juni 2019   02:04 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir ditaksir 5.000 mahasiswa sarjana yang sudah saya bimbing, dan 1.500 mahasiswa magister pascasarjana, dan 30 doktor yang saya bimbing maka ada catatan penting yang perlu dicermati bersama dalam penulisan karya ilmiah yang dianggap memadai. 

Tema penelitian adalah penting, untuk menentukan riset gaap fenomena, dan nomena memungkinkan ada masalah penelitian. Sangat banyak isi skripsi/tesis/disertasi terjadi apa yang disebut [pitfalls]. 

Penyebab (pitfalls] atau [fallacies] pada adalah akibat kegagalan pemahaman tangga-tangga ilmiah (the hallmarks of scientific research). Diantaranya adalah: (1) Tidak jelas penetapan tujuan penelitian (purposiveness), dan ketidak jelasan fenomena riset gaap, (2) Rigor (ketepatan) adalah ketaatan asas peneliti dalam menggunakan metode ilmu, (3) Testabilitas dapat diuji secara statistik berdasarkan pengumpulan data (testabilitas),(4) Aspek replikabilitas berkaitan dengan penggunaan kerangka model yang dapat diulanggunakan untuk masalah riset yang sama, (5) Precision and confidance aspek ketelitian dan ketinggian taraf keyakinan riset, (6) Aspek objektivitas menyatu, dimana antara peneliti dengan objek penelitian tidak menjadi baur (tidak ada subjektivitas), sehingga interprestasi dan simpulan riset terhindar dari subjektivitas peneliti, (7) Aspek generalisasi dikaitkan dengan (grand theory) di pakai dengan patokan berpikir, (8) Simplicity atau kesederhanaan atau Parsimoni Ontologis, (8) Metode verifikasi variabel dan causal ordering (urutan kausalitas), (9) "Outlier" atau adanya data yang ekstrim, (10) Kemampuan reinterprestasi ulang hasil fakta, dan penemuan novelty riset, (11) Kemampuan retorika: seni, dan ilmu dalam diskursus pada saat bimbingan dan waktu sidang dilakukan, (12) Skripsi/tesis/disertasi adalah "praktik moral" pada tradisi akademik baik secara khusus, maupun secara universal.

Maka pada tulisan dan kuliah di Kompasiana ini saya membagikan ilmu tentang pentingnya Simplicity atau kesederhanaan pada tulisan Skripsi/Tesis/Disertasi. Pemahaman tentang tema ini menjadi sangat penting karena tidaklah seluruhnya benar karya tulis bermutu bila dianggap rumit kompleks, dan tulisan yang tebal menjamin kualitas dan  terpenuhinya bobot akademik yang dihasilkan.

Memang ada perdebatan dalam sebagian besar filsuf percaya hal-hal lain dianggap sama, teori-teori sederhana lebih baik. Tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan kesederhanaan teoretis; Kesederhanaan sintaksis, atau keanggunan, mengukur jumlah dan keringkasan prinsip-prinsip dasar teori. Kesederhanaan ontologis, mengukur jumlah jenis entitas yang didalilkan oleh teori. 

Satu masalah berkaitan dengan bagaimana kedua bentuk kesederhanaan ini berhubungan satu sama lain. 

Ada juga masalah tentang pembenaran prinsip, seperti Occam's Razor, yang mendukung teori sederhana. Sejarah filsafat telah melihat banyak pendekatan untuk mempertahankan Occam's Razor, dari pembenaran teologis dari periode Modern Awal, hingga pembenaran kontemporer menggunakan hasil dari teori probabilitas dan statistik.

Ada anggapan filosofis yang tersebar luas kesederhanaan adalah kebajikan teoretis. Anggapan  teori yang lebih sederhana lebih disukai muncul dalam banyak samaran. 

Seringkali tetap implisit; kadang-kadang itu disebut sebagai proposisi primitif, yang terbukti dengan sendirinya; di lain waktu ia dinaikkan ke status 'Prinsip' dan dilabeli demikian (misalnya, 'Prinsip Parsimoni'). Namun, itu mungkin paling dikenal dengan nama 'Pisau Cukur Occam (atau Ockham).' 

Prinsip kesederhanaan telah diusulkan dalam berbagai bentuk oleh para teolog, filsuf, dan ilmuwan, dari zaman kuno hingga abad pertengahan hingga zaman modern.

 Demikian Aristotle menulis dalam Analisis aposteriori. Demikian halnya dengan  mengasumsikan superioritas ceteris paribus dari demonstrasi yang berasal dari postulat atau hipotesis yang lebih sedikit.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun