Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Aristotle: Kemenangan Pasangan 02 di Pilpres 2019 pada Angka 62% atau 80%?

25 April 2019   12:42 Diperbarui: 25 April 2019   13:19 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ke [1] Dokrin Aristotle "Episteme Dianoia", untuk membuat ketegakan "eidos" atau pikiran (nous) dalam hubungan dengan jiwa rasionalnya (soul) untuk menghasilkan kesimpulan yang memadai. Dengan episteme Dianoia ini memungkinkan  maka bisa disebut  "Manusia adalah makluk rasional" (dalam teori antropologi dan etikanya); "Manusia sebagai subjek pengetahuan" (gagasan filsafat-nya); manusia sebagai makluk hidup masyarakat (teori polis). 

Ketegori ini lah menghasilkan "peradaban" manusia yang baik dalam pendidikan [paidea] bagi rakyat Indonesia.  Dengan meminjam pemikiran Aristotle apakah pernyataan kemenangan pasangan [02] pilpres 2019 pada angka 62% atau 80%  memiliki kaidah kebenaran.  Jelas jika meminjam pemikiran Aristotle maka jawabannya adalah  "[tidak cukup]" masuk akal.

Ke [2] Mengapa tidak cukup. Karena ketegakan "eidos" atau pikiran (nous) dalam hubungan dengan jiwa rasionalnya (soul). Pernyataan angka 62% atau angka 80%, harus didasarkan pada  Jiwa yang sehat dan tegak bermanfaat bagi kemampuan berpikir logis dalam membuat keputusan yang benar dan tepat, berguna (hubungan dengan moral-politik, negara-kota). Istilah "jiwa" (soul) dalam hubungan dengan intelektual (nous) atau tatanan data, informasi, pengetahuan, metapengetahuan melalui ketepatan matematika statistika.

Implikasi pada Dokrin Aristotle "Episteme Dianoia",  memiliki dua bagian utama jiwa bertanggungjawab, yaitu: (1) Musyawarah atau perhitungan dan (2) Ilmiah atau teoritis. Point pertama (musyawarah atau perhitungan) kemudian Aristotle membaginya dalam sebuah divisi tripartit jiwa intelektual yang terdiri kemampuan dan validitas pengetahuan secara Teknis, Kehati-Hatian, Teoritis. 

Yang pertama (teknis) adalah seni. Istilah yang menunjuk pada hal-hal di luar tubuh manusia termasuk produk dari aktivitas manusia itu sendiri. Yang kedua (kehati-hatian), menunjuk pada jangka waktu dalam suatu kegiatan atau pengumpulan data untuk menyimpulkan angka 62% atau angka 80%. Jiwa yang tegak menjadikan manusia berbahagia (Eudaimonia) karena semua hasil angka angka 62% atau angka 80%, didasarkan pada logika deduksi induksi yang bertanggungjawab dan dapat diperikasa ulang. Artinya tujuan mengetahui angka angka 62% atau angka 80%,  yang dikejar adalah demi kepentingan diri sendiri, bukan demi kepentingan uang, jabatan, kekuasan, harga diri, ketakutan ketakutan lain. Aristotle menyatakakan tujuan kehidupan; kebahagiaan tertinggi, dikejar oleh tiap manusia yang berpikir secara murni (melalui jiwanya) atau manusia yang hidup dengan kemampuan daya rasional untuk martabat dan nama baiknya;

Ke [3]  Dengan meminjam pemikiran Aristotle apakah pernyataan kemenangan pasangan [02] pilpres 2019 pada angka   62% atau 80%  memiliki kaidah kebenaran.  Jelas jika meminjam pemikiran Aristotle maka jawabannya adalah  "[tidak cukup]" masuk akal.  Atau apakah angka 80% atau 62%, disebutkan sebagai kriteria kebenaran dalam tatanan episteme yang bertanggungjawab. Jelas jika meminjam pemikiran Aristotle maka jawabannya adalah  "[tidak cukup]". Mengapa tidak cukup. 

Saya meminjam dokrin selanjutnya pemikiran Aristotle membagi ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan yakni Techne Dianoia, Phronesis Dianoia, Episteme Dianoia. Secara teknis atau "Techne Dianoia  angka 80% atau 62%,  harus dibuktikan antara pemberi amanah [rakyat] atau suara pemilih menghasilkan ilmu pengetahuan produktif dan menghasilkan produksi teks angka akhir tersebut. Secara Phronesis Dianoia angka 80% atau 62%, dibuktikan dengan kemampuan mengambil sikap (tindakan etika) dan keputusan bijaksana dalam memecahkan persoalan data termasuk kecurangan apapun  melalui  intelligence, aret (virtue), eunoia (goodwill) atau demi kebaikan dan kebenaran yang bebas nilai kepentingan apapun.

Secara "Episteme Dianoia", angka 80% atau 62%, harus dicari tatanan pengetahuan teoretis (episteme) atau ilmu itu sendiri [datamatematika, data primer statistika] dan kebenaran dengan maksud angka 62% atau 80% itu ada pada dirinya sendiri. Kebenaran angka 80% atau 62%, wujud manusia berhasrat mengetahui dan ilmu bersifat independent bebas dari kepentingan apapun atau disebut Araistotle  manusia memiliki keutamaan kebebasan, dan bukan demi survive, atau ditundukkan pada kepentingan lainnya seperti jabatan kekuasan, uang atau laba rugi.

Ke [4] Dengan meminjam pemikiran Aristotle apakah pernyataan kemenangan pasangan [02] pilpres 2019 pada angka   62% atau 80%  memiliki kaidah kebenaran.  Jelas jika meminjam pemikiran Aristotle maka jawabannya adalah  "[tidak cukup]" masuk akal. Dengan meminjam pada four cause atau empat penyebab ada Aristotle.  Ada empat penyebab hadirnya menang atau kalah pemilu pilpres  adalah: (a) Causa material adalah bahan yang menjadi unsur untuk membuat segala sesuatu adalah kejadian [event] dalam hal ini hak pemilih dibalik TPS untuk memilih pasangan 01, atau 02;  (b) Causa forma adalah struktur atau hakekat yang membedakan dikthotomi pasnagan 01, atau pasangan 02 dalam angka matematika statistika terkumpul menjadi hasil perhitungan Quick Count atau secara resmi tabulasi data oleh KPU dan bentuk-bentuk pertanggungjawabnya;

(c) Causa efficient, perubahan dan gerak sesuatu berasal atau keakhlian kompetensi sumber daya manusia berupa kemampuan yang memiliki high validity untuk perhitungan Quick Count atau secara resmi tabulasi data oleh KPU dalam penyusunan skor dan angka;  (d) Causa finalis bahwa menghasilkan informasi yang valid sesuai kaidah kebenaran ilmu. Tiap hal di buat adalah demi tujuan kebaikan (agathon).

Ke [5] Dengan meminjam pemikiran Aristotle apakah pernyataan kemenangan pasangan [02] pilpres 2019 pada    angka 62% atau 80%  memiliki kaidah kebenaran.  Jelas jika meminjam pemikiran Aristotle maka jawabannya adalah  "[tidak cukup]" masuk akal. Dengan meminjam dokrin Aristotle pada : 1 substansi, dan 9 predikat aksidental; Ada Categories (Kategoriai) sepuluh pengada itu adalah substansi, kuantitas, kualitas, relasi, tempat, waktu, posisi, kondisi, aksi atau tindakan (aktif), dan dikenai aksi atau tindakan (pasif). Saya meminjam Substance (ousia, "essence" or "substance") atau  kategori [menang kalah] sebagai substansi. Maka angka menang kalah diperlukan predikat supaya menjadi benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun