Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Trans Substansi Filsafat dan Reputasi Perusahaan [10]

20 Januari 2019   22:03 Diperbarui: 29 April 2019   00:18 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaum proletariat yang menjalankan pabrik-pabrik dan usaha-usaha yang dikontrol oleh kaum kapitalis. Para pekerja menawarkan tenaga kerja mereka untuk dipertukarkan dengan upah yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup mereka. Dalam analisis Marx konflik sosial antara kaum kapitalis dan proletariat tidak dapat dihindarkan, dan konflik ini merupakan konsekuensi proses produksi itu sendiri.

Di satu sisi kaum kapitalis selalu berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dengan menekan upah serendah mungkin, tetapi di pihak lain para pekerja selalu menginginkan upah yang besar.  Dalam pandangan Marx sistem produksi material membentuk masyarakat.

Pola siklus dalam pemikiran Marx tampak pada : (a) pertama, perubahan sosial terjadi melalui "dialectical conflicts" di mana setelah kelas bawah  menumbangkan kelas penguasa, maka yang akan terbentuk adalah suatu masyarakat baru di mana kelas penguasa yang baru (pemenang) kemudian di tentang oleh kelas bawah baru yang pada gilirannya akan menumbangkan kelas penguasa teresebut untuk membangun masyarakat baru, (b) kedua, ramalannya tentang masyarakat komunis (baru) yang di bangun oleh proletar setelah menumbangkan kelas borjuis di dalam masyarakat kapitalis, merupakan perwujudan kembali pola hubungan sosial di dalam masyarakat komunis (lama) yang berkembang jauh sebelum adanya masyarakat feodal dan kapitalis ; pada masyarakat komunis tidak terdapat pembagian pekerjaan, di mana yang terjadi adalah pola hubungan kerja sama, tidak ada konflik, (c) ketiga, wewenang kharismatik mengalami rutinisasi di mana kebijakan-kebijakan pemimpin kharismatik itu menjadi hal yang rutin setelah "social order" di capai ; akibatnya dilakukan peralihan tipe wewenang dari kharismatik menjadi tradisional atau legal rasional, (d) keempat, bila di kemudian hari terjadi "social disorder" yang ditandai oleh redupnya wewenang (tradisional atau rasional-legal), maka akan muncul kembali seorang pemimpin yang kharismatik yang akan membangun "social order" bersama para pengikutnya.

Solidaritas Sosial Herbert Spencer (1820-1903).   Spencer menyatakan  perubahan struktur solidaritas  sosial berkembang secara evolusioner dari struktur yang homogen menjadi heterogen. Sebagaimana dengan Comte, Spencer pun dipengaruhi oleh "the Idea of Progress" perubahan sosial dilakukan oleh manusia dalam rangka memajukan peradaban manusia.  Meningkatnya populasi penduduk suatu masyarakat yang sederhana, baik karena pertumbuhan penduduk secara alamiah maupun bergabungnya masyarakat sederhana lainnya, mendorong terjadinya perubahan sosial secara evolusioner.  "Spencer saw the development of society as a process of evolution, which, like organic evolution, is a process of growth, increasing complexity, increasing differentiation of structure and function, and increasing interdependence among differentiated parts"  Spencer (1820-1903) put the idea that society is like an organism---a self-regulating system. Drawing an analogy to Charles Darwin's theory of biological evolution, Spencer suggested that societies, like animal species, evolved from simple to more complex forms. Spencer was an early advocate of what later came to be called Social Darwinism---the view that the principle of survival of the fittest applies to societies and within societies.

Keluarga yang tadinya merangkum berbagai fungsi dalam pendidikan, ekonomi (subsistem), dan reproduksi pada masyarakat yang heterogen (industri), kini fungsi pendidikan diambil alih lembaga pendidikan (sekolah), dan fungsi ekonomi diambil alih oleh lembaga ekonomi (pabrik dan pasar).  Masyarakat yang sederhana menuju masyarakat yang maju dengan pembagian kerja yang kompleks. Kemajuan suatu peradaban mengikuti suatu pola yang pasti dan terjadi secara bertahap. Perubahan peradaban manusia melalui tiga tahap secara berjenjang; di mana masing-masing tahap memiliki tingkat pemikiran dan struktur sosial yang khas atau berbeda satu dengan yang lainnya. Masyarakat sebagai keseluruhan organik. Keseluruhan pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung. Namun menurut Comte masyarakat lebih sekedar terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung. Masyarakat bersifat dinamis dan selalu berkembang. Untuk menjelaskan tesisnya ini masyarakat dalam tiga tahap yakni tahap teologis, metafisis, dan positif.

Dengan demikian dapat disimpulkan konsep ini mempunyai konsekuensi opini audit going concern akan terjadi konflik sosial solidaritas memiliki konstrak variabel solidaritas sosial menurut Karl Marx (1818-1883), Emile Durkheim (1858-1917), Herbert  Spencer (1820-1903), Marx Weber (1864-1920) untuk dijabarkan dalam operasionalisasi variabel dan kuesioner, memiliki dimensi yaitu keterikatan bersama dapat diukur dengan menggunakan beberapa  indikator, meliputi : (a) pertimbangan moral, (b) kepercayaan pada system sosial, dan (c) pengalaman bersama. Elemen ini lah yang membentuk Reputasi perusahan pada sisi eksternal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun