Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme Budaya [3]

14 Januari 2019   14:42 Diperbarui: 6 Juli 2021   15:25 2027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Episteme Budaya (Dokpri)

Episteme Budaya [3] Edward Twitchell Hall 

Sebelum membahas pemikiran Edward Twitchell Hall tentang Budaya maka ada beberapa pengertian pengertian sebagai berikut: Menurut Robbins dan Judge  (2013 : 705) budaya organisasi adalah "A system  of shared meaning held by members that distiguishes the organization from other organizations." (Artinya : Budaya organisasi adalah sebuah sistem yang membagikan arti kepada anggotanya dimana arti tersebut membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya.)

Menurut Luthans (2011 : 72), "Organizational culture has a number of important characteristics. Some of the most readily agreed upon are the following : (1) Observed behavioral regularities, (2) Norms, (3) Dominant values, (4) Philosophy, (5) Rules, (6) Organizational Climate." (Artinya : Budaya organisasi mempunyai beberapa karakteristik penting yaitu: (1) aturan dalam bertindak, (2) norma, (3) nilai dominan, (4) filosofi, (5) aturan, (6) kondisi organisasi.)

Baca juga : Filsafat Moral: Fenomena Episteme Bisnis Global

Menurut Nimran (2010 : 207), "Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai dan keyakinan bersama yang diambil dari pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya yang kemudian berinteraksi menjadi norma-norma, dimana norma tersebut dipakai sebagai pedoman cara berpikir dan bertindak dalam upaya mencapai tujuan bersama."

Menurut Sweeney dan McFarlin (2002 :336), "...., most people recognize that it's (corporate culture) like a way of life, or the firm's personality or style. It involves the firm's beliefs, values, and behaviors, which send messages to people within and outside the organization." (Artinya : Budaya organisasi adalah cara hidup, atau kepribadian (gaya) dari sebuah perusahaan. Budaya organisasi melibatkan kepercayaan, nilai, dan tindakan yang dianut perusahaan, akan menjadi pesan kepada anggotanya dan orang-orang diluar perusahaan.)

 Sebagai pemikiran ke 3 pada tulisan ini adalah bagian kajian pustaka penelitian Apollo Daito, dkk  (2014/2015) lalu untuk pembuatan model  Budaya Organisasi. Pada bagian (III) ini dijabarkan beberapa pengertian tentang Episteme Budaya secara umum. 

Ada tiga pendekatan. Pendekatan tiga  adalah  yang dipakai yakni Edward Twitchell Hall adalah seorang anthropologist America    pada tahun 1976. Dalam teoria atau episteme ini dijelaskan kalau budaya organisasi terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian yang terlihat di permukaan (surface culture) dan bagian yang tidak terlihat di permukaan (deep culture). 

Edward Twitchell Hall, Jr;  lahir 16 Mei 1914 dan meinggal 20 Juli 2009 adalah seorang antropolog Amerika dan peneliti lintas budaya. Edward Twitchell Hall dikenang karena mengembangkan konsep proxemik dan mengeksplorasi kohesi budaya dan sosial, dan menggambarkan bagaimana orang berperilaku dan bereaksi dalam berbagai jenis ruang pribadi yang didefinisikan secara kultural.

Baca juga : Episteme "Perceiver" George Berkeley [1685-1753]

Pada Edward Twitchell Hall episteme budaya mirip sebagai gunung es atau Gunung Es Budaya atau Cultural Iceberg Model. Sebuah gunung es mengambang dalam permukaan air, tetapi yang terlihat dari luar hanya sebagian kecilnya saja, ketika kita melihat ke dalam air, bagian besar dari gunung es tersebut baru akan terlihat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun