Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kajian Filsafat untuk TNI Polri dengan KKB Papua

31 Desember 2018   10:55 Diperbarui: 31 Desember 2018   11:34 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : tangkapan layar tribunmanado.co.id

Kajian Filsafat Untuk Polri TNI Dengan KKB Papua

Pada tulisan tribunmanado.co.id dengan judul Kapolri Jenderal Tito Karnavian Ungkap Tujuan Utama KKB Lakukan Aksi Penembakan di Nduga Papua,  Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa aksi penembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, beberapa waktu lalu, bermaksud dengan sengaja mencari perhatian sejumlah pihak. 

Diketahui, kelompok ini melakukan aksi anarkis dan melakukan penembakan belasan orang pekerja yang sedang mengerjakan jembatan di Nduga Papua, pada 2 Desember 2018 lalu. Pemicu gerakan KKB di Nduga Papua rupanya merupakan satu bentuk mencari simpati dan perhatian dari dunia internasional. Tito menjelaskan bahwa upaya kelompok tersebut mencari perhatian adalah dengan melakukan penyerangan pada anggota TNI dan Polri. (sumber dikutib dari tribunmanado.co.id Minggu, 30 Desember 2018 13:10)

NKRI harga mati itu jelas saya setuju demi nasionalisme Indonesia hebat, meskipun kemudian ada paradoksnya. Paradoks tersebut adalah ada problem yang cukup rumit dalam perbedaan pandangan mental pada KKB Papua. Apalagi bila dikaitkan dengan operasi atau strategi perang dengan KKB. Ajakan KKB perang terbuka dengan aturan main yang dikehendaki cukup mengejutkan bagi saya. Ajakan duel habis-habisan dilapangan terbuka dengan alat senjata yang sama, bukan keroyokan,  menunjukkan mental pemberani juga, sekalipun bisa konyol pada sisi lainnya.

Maka langkah pemerintah untuk tidak melakukan serangan terbuka dengan KKB bersenjata mungkin ada baiknya. Katanya ada masalah ekonomi, kesenjangan social, budaya, dan sikap saling menghormati. Patut dihargai dan dihormati, demi tidak munculnya korban lebih banyak lagi yang menimbulkan kerugian semua pihak.

Tulisan ini adalah analisis filsafat, dengan mencari episteme hakekat dan wujud pendasaran logika mental apa hakekat strategi dalam dokrin TNI atau Kepolisian Indonesia Brimob. 

Saya awali dengan metafora dokrin perang TNI atau Polri Brimob dalam seni berperang melawan musuh dalam strateginya. Saya mengambil sekenanya saja misalya pada teks Buku Plato atau Platon, pada teks Laches  dan Simpposium, Socrates pada episode tentang pertimbangkan seorang prajurit di garis depan, menunggu dengan rekan-rekannya untuk memukul mundur serangan musuh. Mungkin terpikir olehnya  jika pembelaan kemungkinan berhasil, maka sangat kecil kemungkinan  sumbangan pribadinya akan sangat penting.

Atau  menanggung risiko terbunuh atau terluka  tampaknya tidak ada gunanya. Di sisi lain, jika musuh akan memenangkan pertempuran, maka peluangnya untuk mati atau cedera lebih tinggi, dan sekarang jelas tidak ada gunanya, karena garis akan tetap kewalahan. Berdasarkan alasan ini, terlihat bahwa prajurit lebih baik melarikan diri terlepas dari siapa yang  memenangkan pertempuran.

Tentu saja, jika semua prajurit beralasan seperti ini seperti yang seharusnya mereka lakukan, karena mereka semua berada dalam situasi yang sama  maka ini pasti membawa hasil di mana pertempuran terjadi.

Semakin besar ketakutan para prajurit mati dalam pertempuran   semakin besar insentif mereka untuk keluar dari bahaya. Dan semakin besar keyakinan prajurit  pertempuran akan dimenangkan, tanpa perlu kontribusi individu tertentu, semakin sedikit alasan mereka harus tetap dan mati-matian bertarung. Jika masing-masing prajurit mengantisipasi alasan semacam ini dari pihak yang lain, semua akan dengan cepat menganggap diri mereka sendiri menjadi panik, dan komandan mereka yang ketakutan memiliki kekalahan di tangannya sebelum musuh melepaskan tembakan.

Jauh sebelum filsafat seni berperang muncul untuk menunjukkan kepada para analis bagaimana cara memikirkan masalah semacam ini secara sistematis, telah terjadi pada beberapa pemimpin militer yang sebenarnya dan memengaruhi strategi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun