Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seminari Mertoyudan dan Sejarah Kepolisan Indonesia

24 Desember 2018   21:43 Diperbarui: 24 Desember 2018   22:24 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harian Tribunews.com. Magelang  tanggal Minggu, 14 Agustus 2011 23:03 WIB dengan  Artikel di tayang di Tribunnews.com dengan judul Jenderal Polisi Hoegoeng Lulusan Seminari Menengah Mertoyudan.

Polri ternyata memliki hubungan erat dengan Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah. Hubungan yang bersifat sejarah ini tidak diketahui oleh bangsa Indonesia sejalan dengan berlalunya waktu.

Kepala Pusat Sejarah Polri Brigjen Pol AA Maparessa mengungkapkan bahwa seminari menengah Mertoyudan, yang didirikan sejak 1912, inilah cikal bakal lahirnya Kepolisian Republik Indonesia. Dari pendidikan tahun 1946 -1948, telah dihasilkan dua Kapolri antara lain Jenderal Polisi Hoegoeng Iman Santora yang dilantik pada 1 Mei 1968.

Lalu apakah  fakta empiriknya demikian. Saya telah melakukan napak tilas kebenaran apa yang dimuat dalam tulisan Tribunnews.com. Beberapa waktu lalu saya menjelajah kaki di Seminari Menengah Petrus Canisius Mertoyudan atau akrab disebut  Seminari Mertoyudan adalah tempat pendidikan untuk para calon romo, atau imam atau pastor Katolik pendidikan setingkat SMU. 

Seminari Menengah Petrus Canisius  terletak di Jl. Mayjend. Bambang Soegeng No. 15, Glagak, Sumberrejo, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah 56101  pinggir jalan raya Magelang Yogyakarta.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Saya menemukan disebelah kiri pintu masuk sebuah gapura memorial park  Sekolah Tinggi Polisi Negara (SPN) Mertoyudan yang berdiri di Magelang, Jawa Tengah pada 17 Juni 1946. Katanya, Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso atau Hoegeng muda juga mengenyam pendidikan polisi di SPN disini atau di Seminari Menengah Petrus Canisius Mertoyudan Magelang;

Ada kemungkinan  semangat juang dan ketelaudanan dalam diri sang Jenderal berasal pada universalitas moral   Santo  Petrus Canisius (1521-1597) bahwa hidup adalah memberikan contoh kepada anak muda dan mendidik mereka dengan setia untuk membangun masa depan dunia yang lebih baik. Melalui contoh yang baik adalah "ketauladanan hidup" dan "kejujuran".

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu ingat asal-usulnya dan para pendiri Negara ini. Maka anak bangsa Indonesia  terus mengaggumi mendiang alam Jenderal Polisis Hoegeng Imam Santosa,   masih jadi panutan buat tiap-tiap insan dari Korps Bhayangkara khususnya dan anak bangsa Indonesia pada umumnya.

Segala kejujuran dan keteladanannya diagungkan setinggi langit, terutama ketika menjabat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) kelima pada periode 1968-1971. Hingga saat ini, Hoegeng menjadi patron pada jati diri bangsa khususnya anggota polisi yang ideal.

Hoegoeng adalah siswa angkatan pertama dari SPN tersebut dan kuliah pertama dimulai pada 1 Juli 1946. Dan Polisi Indonesia selalu hebat, sebagai pilar kebangsaan Indonesia adil dan makmur bagi kita semua, semoga demikian.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Berikut  gambar-gambar Keputusan Mendagri No 12/9/22 Tahun 1946 pada 17 Juni 1946 didirikanlah Sekolah Kepolisian Negara (SPN) di Seminari Menengah Mertoyudan bekas  Markas Tentara Keamanan Rakyat (TKR). R Soebarkah  sebagai Direktur Sekolah Polisi Negara (SPN) di Mertoyudan, tinggal di Seminari Mertoyudan hingga 18 Desember 1948.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun