Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Descartes, Meditation [10]

23 Oktober 2018   23:21 Diperbarui: 23 Oktober 2018   23:25 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meditations on First Philosophy (10)

Tulisan ini adalah disadur pada buku teks pdf  dengan judul "Meditations on First Philosophy", oleh  Rene Descartes, diterjemah oleh Veitch (1901).  Buku Meditations on First Philosophy, terbagi dalam enam [6] tipe meditasi atau proses pembatinan kesadaran dalam filsafat Cartesian. Pada tulisan ke [10] ini dibahas interpretasi dan tafsir pada  Meditasi Ketiga, Bagn 2: Teori Gagasan Descartes.

Meditator beralasan semua gagasan hanyalah cara berpikir, dan semua sama. Mereka [objek] semua memiliki jumlah realitas formal yang sama, yaitu, realitas hakiki bagi diri mereka [objek] sendiri. Namun, apa yang mereka [objek] wakili sangat berbeda, dan dengan demikian realitas obyektif adalah realitas hal-hal yang mereka [objek] wakili sesungguhnya sangat berbeda.

Dengan demikian, gagasan tentang Tuhan memiliki realitas lebih obyektif daripada gagasan tentang pohon, yang pada gilirannya memiliki realitas ebih obyektif daripada gagasan tentang warna merah. Meskipun demikian, ketiga gagasan ini hanyalah gagasan, dan semuanya memiliki tingkat realitas formal yang sama. Meditator menegaskan  tidak ada efek yang dapat memiliki realitas lebih besar daripada penyebabnya. Artinya, segala sesuatu terjadi harus dibuat oleh sesuatu yang memiliki jumlah realitas wujud sama atau lebih banyak.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Sebagai contoh, batu dapat dibuat dengan memotong batu yang lebih besar, karena batu yang lebih besar memiliki lebih banyak realitas, tetapi batu tidak dapat dibuat pada warna tertentu, karena batu memiliki lebih banyak realitas daripada warna. Meditator menunjukkan  sebuah ide hanya dapat disebabkan oleh sesuatu yang memiliki realitas formal sebanyak ide tersebut memiliki realitas obyektif.

Ide batu, kemudian, bisa disebabkan oleh batu atau batu besar tetapi itu tidak bisa disebabkan oleh warna. Meditator memberikan ide-ide dapat disebabkan oleh ide-ide lain, tetapi pada akhirnya harus ada sesuatu lebih pada ide yang menjadi penyebab ide-ide ini. Penyebab pertama pada sebuah ide haruslah sesuatu dengan setidaknya sebanyak kenyataan formal karena ide tersebut memiliki realitas obyektif.

Jika  dapat memahami beberapa gagasan dengan begitu banyak realitas obyektif yang harus muncul pada beberapa sebab dengan realitas yang lebih formal yang  miliki.  Meditator beralasan   kemundian akan tahu  sesuatu di luar pikirannya ada. Ide-idenya tentang orang lain, hewan, dan malaikat dapat dengan mudah datang pada dirinya sendiri bahkan jika tidak ada hal semacam itu.

Sama halnya, benda-benda bertubuh tidak mengandung apa pun sehingga tidak dapat berasal padanya. Rene Descartes Meditasi  Kedua, Bagian 2: ['Argumen Lilin"] atau {"The Wax Argument"},  menyimpulkan   hanya dapat secara jelas melihat sifat seperti ukuran, ekstensi, bentuk, gerak, durasi, jumlah, dan substansi ketika memeriksa hal-hal berbentuk materi atau jasmani.

Sebagian besar sifat-sifat ini dimiliki oleh Meditator sendiri. Dan sebagai hasil proses kemampuan berpikir,  mungkin tidak memiliki ukuran, ekstensi, bentuk, atau gerakan, sifat-sifat ini adalah mode substansi tubuh. Maka sebagai suatu hal yang berpikir atau sebagai hasil proses kemampuan berpikir merupakan sebuah substansi. Karena memiliki lebih banyak realitas daripada epsiteme ini. Selanjutanya model Ontologi Cartesian berupa  mode, dan zat.

Kualitas masuk akal seperti warna, suara, bau, rasa, panas, dingin, dan sebagainya hanya dirasakan dengan cara yang membingungkan dan tidak jelas. Dan Meditator bahkan tidak yakin apakah itu benda atau sesuatu benda. Jika mereka [objek] adalah benda-benda, mereka [objek] harus memiliki tingkat realitas yang sedemikian kecil sehingga berasal secara sendiri-sendiri tanpa masalah pada sang Meditator. Bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun