Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Seks (3)

23 Juli 2018   20:23 Diperbarui: 24 Juli 2018   01:10 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat  Seks, Menjadi Seksuasi (3)

Pada tulisan ini adalah bagian interprestasi riset saya  pada Dua Dinasti di Kerajaan Mataram', yaitu: (1) Dinsti Sanjaya (Sajayavasa), dan (2) Dinasti Sailendra (Sailendravamsa). Ikon utama berupa metafora dalam bentuk Lingga-Yoni. 

Yoni, Lingga symbol wangsa Dinasti  Sanjaya. Yoni adalah vagina atau mxxxk alat kelamin wanita, Lingga adalah koxxxxl atau penis pada  lelaki. Pada pada candi yang saya teliti saya sebut sebagai diskurus Lingga Yoni atau Diskurus Seks, atau saya sebut sebagai  Filsafat Seks pada Pantheon Lingga Yoni dapat dijadikan episteme dan cara memahami dunia dengan bertanggungjawab, dan memenuhi kaidah akademik.

Pada bagian ini saya akan melakukan trans-substansi Filsafat seks menjadi Seksuasi. Artinya dengan pendasaran pada kerangka pemikiran sebelumnya pada pemikiran  Simone de Beauvoir, Cartesian, Gabriel Marcel, Abraham Maslow, Jacques Marie Emile Lacan, Sappho (610-570), mitos Dewa laut Poisedon, Marquis de Sade (1740-1814), maka sampai tahap interprestasi pada Pantheon Lingga Yoni dapat dijadikan episteme sebagai filsafat Seksuasi. Artinya ada pergesaran dari wilyah seks yang bersifat pribadi (subjek) meluas menjadi Seks dalam ranah public (Seksuasi).

Pemikiran (1) yang menjadi latar belakang adalah pemikiran yang dikembangkan selama saya melakukan studi pascasarjana dalam matakuliah ekonomi makro yakni teori membahas tentang topic Thomas Robert Malthus (1766--1834) satu buku wajib bacanan kuliah ada tiga buku wajib dipahami yakni; tentang pertumbuhan penduduk (population growth) pada 1798, dan  diantara tahun 1798, dan tahun 1826 mempublikasikan 6 edisi tentang Prinsip Populasi Penduduk. 

Ide Buku tersebut yang dapat dipakai dalam bahasan ini adalah tentang pertumbuhan penduduk bersidat deret ukur (geometrical), sedangkan pada ketersedian makanan atau pangan bersifat  deret hitung aritmatik.

Arti diperlukan pengendalian jumlah penduduk. Padahal jumlah penduduk sejatinya ditentukan oleh hubungsan seks manusia. Maka pengendalian pertumbungan penduduk, berarti ada pengendalian seks, atau ada campur tangan regulasi dalam melakukan tindakan seks, kriteria seks, dan seterusnya. 

Dengan argumentasi kemampuan ekonomi, dan kemakmuran suatu bangsa di ukur dengan jumlah angka kelahiran, kematian, dan harapan hidup. Berarti Pantheon Lingga Yoni adalah menyangkut kebijakan public. Maka di Indonesia ada selogan dua anak cukup, atau ada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak 23 Desember 1957, dan sekarang berada di bawah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak.

Pada sisi lain campur tangan ini berlanjut pada bentukan pembatasan hubungan seksuasi dengan berbagai macam alat anti kehamilan, atau Jenis-Jenis alat-alat  kontrasepsi, obat anti hamil.

Namun pada  sisi lain ada paradox memaksimalkan seks dengan segala macam obat resep dokter atau Obat Perangsang Viagra, Back Acne, sampai iklan pembesar alat kelamin, atau operasi pemulihan organ-organ seksual pria wanita, dan seterusnya.

Pemikiran (2) adalah bapak ekonomi Adam Smith pada buku "An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations", Pada buku ini ada bab yang membahas division of labor. Bahwa jumlah penduduk atau supply tenaga kerja  berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan lapangan pekerjaan. Mak ada kaitan tenaga kerja, teori pertumbuhan ekonomi. 

Para ekonom mengartikan pertumbuhan atau pembangunan ekonomi sebagai kenaikan di ukur dengan GDP/GNP. Income Perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara pada periode tertentu misalnya dalam satu tahun. Untuk menghitungnya bisa melihat rumus dibawah ini. Atau menghitung labor theory of value (LTV).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun