Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jejak Terakhir Telinga Panjang di Desa Tengkapak, Kalimantan Utara

14 Maret 2024   10:10 Diperbarui: 14 Maret 2024   14:21 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penamaan Desa Tengkapak berasal dari pilhan kata "Sungai Kapak" yang memiliki arti tanah yang di lewati. Kala itu, Pemerintah Kabupaten Bulungan menganjurkan agar masyarakat Jelari Selor untuk membuka lahan perkebunan jangka panjang di Desa Tengkapak.

Kala itu, masyarakat bergotong royong mendirikan sebuah pondok berbahan kayu bulat dan daun nipah yang letaknya di pinggir sungai, yang kini merupakan RT 5.

Lantaran terkendala komunikasi dan jarak yang jauh dari Jelarai Selor, maka masyarakat berinisiatif untuk memutuskan mendirikan pemukiman di hamparan tanah Tengkapak.

Ukiran Kayu berbentuk burung enggang (Dokumentasi pribadi)
Ukiran Kayu berbentuk burung enggang (Dokumentasi pribadi)
Jika Ada Kemauan, Pasti Ada Jalan

Sebuah ukiran kayu berbentuk burung enggang di halaman Kantor Desa Tengkapak seakan menyapa penulis di tengah teriknya matahari siang itu. 

Desa yang berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Selor ini didominasi oleh masyarakat suku dayak. Ornamen kayu dengan ukiran khas dayak menghiasi bangunan, maupun sebagaian rumah masayarakat.


Ukiran Dayak (Dokpri)
Ukiran Dayak (Dokpri)
Informasi keberadaan "Telinga Panjang" diperoleh dari seorang sahabat yang kebetulan warga Desa Tengkapak. Melalui pesan pribadi di media sosial, wanita berkulit kuning langsat itu menyarankan untuk mendatangi seorang lansia yang bernama Luhung Njau yang berada di RT 05.

Untuk mengetahui keberadaan rumah Luhung Njau, penulis singgah kesebuah rumah kayu, dimana terasnya memiliki sejumlah topi saung (Topi tradisional masyarakat dayak).

Topi Saung (Dokpri)
Topi Saung (Dokpri)
"Itu rumahnya, tu dia duduk di kaki lima rumahnya," ucap perempuan bersuara parah sambil menunjuk arah rumah. Terang salah satu warga.

RT 5 merupakan daerah terujung di sepanjang jalan Tengkapak. Untuk masuk ke rumah Luhung Njau, penulis harus melewati jalan tanah yang kala itu berdebu akibat terpapar sinar matahari.

Luhung Enjau kala itu sedang bersantai di teras rumahnya. Tanpa rasa ragu, penulis menaiki 3 tangga lalu memperkenalkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun