Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berawal dari Kaset Tape Bob Marley

17 Februari 2020   22:45 Diperbarui: 17 Februari 2020   22:39 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada kalanya kita memasang, dan ada kalanya pula kita melepaskannya, ya, kala itu saya sedang dilanda mabuk cinta,  setelah proses pendekatan yang sengit, ahkirnya tiba di mana si cewe tersebut juga menunjukkan perasaan yang sama kepada saja,singkat cerita, untuk mendapatkan cintanya saya harus melewati beberapa syarat yang bagi saya itu sangat berat. Katanya; 'kita bisa jadian, dengan syarat, rambut gimbalmu harus kamu potong, jujur, aku malu jalan denganmu, kamu mirip orang gila' yang kedua kumis dan jenggot harus di potong, jorok tau'. mau ngak mau pikirku, karna tidak ada pilihan dan kala itu sedang dimabuk asmara, dengan terpaksa dan berat hatri ahkirnya saya meminta seorang teman kost untuk membantu melepaskan rambut gimbal yang terajut kuat di kepala saya.

Bila kita melihat sejarah, rambut gimbal ada kaitannya dengan spiritual, lalu di teruskan sebagai simbol pembrontakan dan anti kemapanan lalu menjadi luntur di makan zaman sampai menjadi tren fashion.sejak ribuan abad lamanya, dengan membiarkan rambut tumbuh memanjang tanpa perawatan hingga saling membelit dan membentuk gimbal merupakan sebuah praktik spiritual pada masa itu.sebagaimana bila dihubungkan dengan semua agama besar dan agama lokal di dunia, seperti Tuntankhamen, firaun dari mesir kuno yang memelihara rambut gimbal, Dewa Shiwa dalam agama Hindu juga memiliki rambut gimbal, sikh, Yahudi ortodoks, biarawan Buddha, darwis atau sufi dalam islam yang di identifikasi dengan rambut gimbal. Kaum Nazaret di Barat serta penganut Yogi, Gyani, dan Tapsvi di India bahkan menjadikannya sebagai salah satu dari jalan spiritual untuk membebaskan diri dari alam duniawi yang fana.

Bahkan bagi masyarakat Jawa Tengah khususnya di kawasan Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah punya tradisi unik bagi anak-anak berambut gimbal atau di juluki sebagai anak Gimbal yang merupakan anak-anak yang di anggap istimewa di mata penduduk setempat karena anak gimbal di anggap sebagai titisan Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Rence dari sang penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul.Konon anak gimbal merupakan simbol kesejahteraan masyarakat dieng.

Namun, tidak semua masyarakat dapat menerima orang yang berambut gimbal dengan hati yang terbuka, mereka beranggapan bahwa pemilik rambut gimbal selalu identik dengan kesan kumuh, kotor, nakal, bahkan pemakai narkoba yang tak ayal masyarakat awan masih menganggap sebelah mata bagi orang yang berambut gimbal.

Saya mendapatkan sebuah kutipan yang entah siapa pengarangnya :

"Orang bodoh selalu melihat penampilan dari seseorang, namun orang cerdas selalu melihat attitudenya dari seseorang ''

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun