Mohon tunggu...
Benz_Hermawan
Benz_Hermawan Mohon Tunggu... Penjahit - Tukang Jait

Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Bola

Lupakan Dadang, Antar Suporter "Dulur", Indonesia Indah

8 Oktober 2022   12:04 Diperbarui: 8 Oktober 2022   12:46 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Stadion Kanjuruhan menjadi saksi. Tebaran doa-doa pun menemani. Dikala duka masih menggelayut di Republik ini, Kanjurahan seakan menjadi "Mata". Mata bagi insan manusia, tanpa melihat miskin, kaya, pejabat atau rakyat jelata.

Di Kanjuruhan juga semua menjadi satu, rangkaian Kembang dan lilin pun ikut menemani, begitu juga antar kedua suporter. Aremania, Malang dan Bonek Surabaya bersatu tanpa sekat, sebab mereka berkeyakinan " Tak Ada Sepakbola Seharga Nyawa".

Empaty pulihkan luka korban Kanjuruhan kini menjadi misi utama. Tragedi di lapangan hijau beberapa hari lalu memang menjadi catatan hitam sepakbola tanah air. Kini Bonek dan Aremania duduk bersama, cerita bumbu bumbu dimasa silam diharapkan menjadi kenangan yang pantas untuk dilupakan.

Masih ingat di beberapa media hingga lini massa sambutan hangat menyertai ketika Bonek datang langsung dari Surabaya ke Stadion Kanjuruhan, Malang, untuk menyampaikan duka cita atas tragedi Kanjuruhan.

Eforia kedatangan Suporter Persebaya Surabaya ini bak gayung bersambut, Bonek dan Aremania saling berangkulan. Sama-sama menundukan kepala dan berdoa, heningpun seketika menggelayut.

Di beberapa kesempatan Husin Ghozali koordinator Green Nord menyebut dia tak kuasa menahan tangis Ketika dirinya dan sejumlah anggota Bonek lainnya berada di Kanjuruhan.

"Saya semakin terharu saat ada Aremania yang berteriak, 'iki dulur' (ini saudara)'. Memang ini harapan kami semua, Bonek dan Aremania bisa duduk bersama dan berdialog langsung," ucap Husin Ghozali.

Kata-kata yang dilontarkan 'Iki dulur' begitu mengena dihati. Tak ada lagi ego maupun rivalitas. Yang ada dua kelompok suporter bersatu membuang rasa permusuhan. Semestinya hal seperti ini yang harus di perlihatkan. Fanatisme mendukung tim kesebelasan kesayangan bertanding di perlihatkan hanya 90 menit pertandingan di lapangan sepakbola, setelah itu diluar, semua "Dulur" atau saudara.

Saat nya para suporter bersatu, militansi hanya di pertunjukkan di stadiun. Lupakan  statemen "Dadang" yang saat ini menjadi tranding topik dijagad jejaring sosial. Dadang hanya segelintir orang yang dikalahkan puluhan, ribuan, hingga jutaan masyarakat Indonesia yang inginkan Persatuan dan Damai dalam kancah pertandingan sepakbola di Indonesia.

Link ini juga tayang di blog maenkata.blogspot.com

http://maenkata.blogspot.com/2022/10/lupakan-dadang-indonesia-itu-indah.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun