Pulang ke rumah....Â
"Kak, ini duitnya. Kakak masukkan ya celengan ya!"Â
"Hore, makasih, Ayah,"Â
Kakak langsung berlari ke kamarnya, menarik celengan berwarna pink dari lemari dan memasukkan uang seribuan logam ke dalam celengen tersebut.Â
Hatinya riang gembira.
Nggak pernah Kakak berujar "Cuma seribu, Ayah?"Â
Kakak selalu senang dan mengambil celengannya untuk menyimpan uang yang saya berikan.Â
Kami selalu membiasakan anak-anak untuk menabung sejak dini. Sejak usia 2 tahun yang mungkin belum mengerti apa-apa, kedua anak kami sudah memiliki celengan. Bahkan, adiknya sejak usia 2 bulan sudah memiliki celengan mengekor Kakak. Adik yang belum paham soal tabung-menabung, Kakak juga yang akan memasukkan koin seribuan atau lembaran biru 'sesekali' ke celengan Adik.Â
Perlahan tapi pasti. Celengan Kakak dan Adik terasa berat saat diangkat. Bahkan, Kakak sering terlihat keberatan membawanya ke ruang keluarga.Â
Yang paling seru adalah di saat lebaran. Kakak yang sudah paham selalu senang saat mendapatkan 'THR' dari siapa saja yang datang ke rumah atau saat kami bertamu ke tempat lain. THR Kakak dan Adik ini tidak kami ambil melainkan mereka sendiri yang simpan yaitu dimasukkan ke dalam celengan.Â