Tetangga samping kanan ajak ke undangan di satu kampung, "Nggak ada duit,"Â
Saudara buat syukuran juga tidak datang, "Nggak ada duit,"
Semua hal, "Nggak ada duit!"Â
Jadi, kapan Anda ada duit?Â
Banyak sekali orang di sekitar kita yang seperti ini, mungkin kita tidak mendengar atau pura-pura tuli. Atau malah kita sendiri yuang sering berujar, "Nggak ada duit," tanpa pernah menyelami isi dompet, isi ATM, atau bayaran digital yang baru saja dipindai di salah satu restoran pinggir laut.Â
Kalimat nggak ada duit sangatlah 'wajar' sekali di dengar dan mutlat di telinga orang Indonesia. Seakan-akan sudah menjadi kalimat pamungkas untuk menolak ajakan, menghindari sesuatu, yang lama-kelamaan menjadi doa. Hal yang mustahil bisa menjadi mungkin.Â
Meskipun gaji tinggi, tunjangan besar, masuk di tanggal 1, belum sampai tanggal 2 sudah ludes semua. Karena, Anda benar-benar mengimani, 'nggak ada duit' itu sebagai dewa yang patut disembah.Â
Siapa yang salah dalam perkara ini? Apakah 'nggak ada duit' itu atau kita yang tidak pandai mengelola keuangan.Â
Kita yang Salah Bukan Duit
Tuhan sudah begitu banyak memberikan rezeki, cuma karena kita 'nggak ada duit' akhirnya tidak pintar mengelola keuangan tersebut. Agar duit yang kita terima benar-benar tidak numpang lewat saja maka berinvestasilah pada emas, properti atau hal lain yang memungkinkan duit itu akan 'menggelembung' suatu saat nanti.Â
Kehidupan kita memang pas-pasan saja. Rasa syukur bisa mengubah segalanya.Â
Tanggal 1 masuk duit - bicara untuk orang yang memiliki gaji dan finansial stabil.Â