Mohon tunggu...
Bain Saptaman
Bain Saptaman Mohon Tunggu... Administrasi - guru

aku adalah ..Musik....liverpool...the beatles...kopi....sepeda..vegetarian...... "AKU BERONTAK....maka aku ADA"....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengapa Orang Desa Lebih Memilih Mantri daripada Dokter?

24 September 2012   17:03 Diperbarui: 4 April 2017   18:08 8855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa beda sama kota besar. Apalagi di daerah yang lumayan pelosok.

Terutama urusan kesehatan. Terkadang Rumah Sakit jauh.

Paling Puskesmas yang jam bukanya terbatas sampai siang.

Bagaimana dengan dokter?

Nah ini dia yang ingin saya sampaikan.

Di beberapa daerah, terutama di pedesaan,

dokter telah tergantikan dengan tenaga kesehatan yang bernama Mantri Kesehatan.

Siapakah dia?

Menurut KBBI mantri kesehatan adalah

pegawai yg kerjanya sbg pembantu dokter dl pelayanan kesehatan; perawat kepala (biasanya laki-laki)”

Lalu, bagaimana sebenarnya keberadaan para mantri Kesehatan ini?

Bolehkah mereka mengadakan Praktek?

Coba simak kisah seorang manteri di Nias bernama Mantri Misran

Misran, seorang mantri desa yang menolong warga Kuala Samboja, Kalimantan Timur,

oleh Hakim PN Tenggarong, pada 19 November 2009, divonis

karena dinilai tidak berwenang memberi pertolongan layaknya dokter.

Misran dituduh melanggar UU 36/ 2009 tentang Kesehatan pasal 82 (1) huruf D jo Pasal 63 (1)

UU No 32/1992 tentang Kesehatan.

Misran di hukum 3 bulan penjara dengan denda Rp 2 juta rupiah subsider 1 bulan.

Putusan itu juga dikuatkan PT Samarinda pada tingkat banding.

Karena kuatir dikriminalisasi terus,

Misran dan rekan-rekannya, 12 mantri, mengajukan uji materi (judicial review)

Ulah hakim ini terang saja mendapat kecaman dari berbagai pihak.

Diantaranya adalah YLKI

"Yang terpenting, hak masyarakat untuk mendapat akses kesehatan dan pertolongan dapat dipenuhi. Selama tak ada akses dokter, tindakan mantri dibenarkan," ujar pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Soedaryatmo, saat dihubungi detikcom”. Beritanya di sini

Akhirnya, perjuangan Mantri Misran membuahkan hasil.

Apa yang dilakukannya dikabulkan oleh MK. Beritanya di sini

...

Lalu, mengapa Mantri kesehatan ini lebih dipilih masyarakat pedesaan/pelosok

daripada seorang dokter?

Saya melihatnya ada 3 alasan mendasar

1.

Mantri adalah tenaga kesehatan yang fleksibel.

Bila berkunjung ke rumahnya (tempat praktek) tidak terlalu ribet.

Antrean berjalan alami tanpa perlu pesan nomer.

Bila sang pasien mengalami kesulitan datang, maka sang mantrii yang akan mendatangi.

Jam berapa pun beliau mau datang.

2.

Sugesti yang bernama “Jodoh”

Boleh percaya boleh tidak, beberapa pasien yang datang ke mantrti

Sebagian besar beralasan karena “jodoh/cocok”

Bahkan, dialami oleh bapak mertua saya saat berkunjung ke seorang manteri

Di desa Ngestiharjo Wates Kulon progo yang bernama Pak Karimun

“Nembe weruh wonge, rasane wis mari”

(baru lihat orangnya saja, rasanya sudah sembuh)

Nyaris satu keluarga istri saya kalau sakit pergi ke manteri karena alasan ini.

3.

Ongkos lebih murah.

Di dekat tempat tinggal saya sekarang di Banguntapan Bantul

ada seorang bidan sebuah Puskesmas bernama Ibu Endang

Setiap sore, pasien yang datang lumayan banyak ke rumah beliau

yang sekaligus tempat praktek

Bahkan deretan antrian mengalahkan dokter-dokter praktek sekitar.

Apalagi pada saat pergantian cuaca seperti sekarang.

Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Bahkan ada pasien yang berasal dari tempat lumayan jauh seperti Kalasan.

Selain alasan Jodoh di atas, alasan ongkos pengobatan menjadi salah satu alasan.

Bui bidan ini memasang tariff sekitar 10 – 15 ribu saja.

Sebuah tarif yang sangat terjangkau dibandingkan dengan Dokter-dokter praktek

Dengan tarif kisaran 25 ribu ke atas.

Tidak terbayangkan dengan biaya dokter spesialis.

Pertanyaannya, kenapa bisa murah?

Karena para bidan (juga Mantri) ini menggunakan obat generik untuk segala jenis penyakit

Dan penyakit yang ditanganinya pun adalah penyakit “ringan”

Seperti flu, masuk angin dan lain-lain.

Mereka tahu diri untuk tidak menangani kasus-kasus sakit berat.

Pasti mereka langsung merujuk pasien ke RS/Dokter.

Obat yang diberikan tak jauh dari Parasetamol, Amoxilin dan beberapa jenis sirup.

Dan ternyata SEMBUH !!

....

Bagaimana keberadaan Mantri Kesehatan di tempat anda?

...................

Poentjakgoenoeng, 23-09-2012

1346087195338323337
1346087195338323337

Gambar: detik.com

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun