Mohon tunggu...
Bahrul Alamyah
Bahrul Alamyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Unhas pertukaraan ke UGM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Budaya Kotagede

24 September 2022   23:17 Diperbarui: 24 September 2022   23:30 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kotagede adalah kota kuno yang terdapat di bagian selatan Yogyakarta yang secara resmi berada di dalam kota Yogyakarta dan Kab.Bantul. Sebagai kota kuno yang pernah menjadi ibu kota Kerajaan Mataram Islam yang berdiri pada tahun 1532, Kotagede bisa menjadi kawasan sosial dengan berbagai peninggalan yang dapat dibuktikan baik dilihat dari rekayasa bangunan dan kehidupan sosial budayanya. 

Sebagai ibu kota kerajaan Mataram Islam sebelumnya di masa pemerintahan Panembahan Senapati, Kotagede melepaskan warisan arkeologi yang jauh lebih signifikan. Dalam perkembangannya, masih tetap eksis sebagai kota kuno yang bertahan alirannya hingga saat ini. Secara umum dapat dikatakan bahwa Kotagede pada masa lalu merupakan pusat kegiatan politik, keuangan, dan sosial budaya. Kotagede pada dasarnya memiliki kemiripan dengan kota-kota lain di Jawa yang dibangun berdasarkan konsep kosmologis Jawa-Islam. Konsep ini mengacu pada kesesuaian, kesepakatan, dan kesejajaran antara mikrokosmos dalam bentuk lingkungan palsu.

Nilai-nilai sosial dan terverifikasi dalam kawasan Kotagede tercermin dalam desain rumah dan kehidupan sosial masyarakat. Berdasarkan model bangunannya, dikenal rumah-rumah konvensional di kawasan Kotagede, khususnya Rumah Kalang (Sudagaran) dan Rumah Adat Jawa (Rumah Joglo). Rumah Kalang bercirikan desain Eropa yang disesuaikan dengan budaya dan alam sekitarnya. Sementara itu, rumah adat memiliki ciri-ciri atap joglo dengan atap yang ditinggikan atau ditinggikan di tengahnya disebut brunjung dan diplomat kayu berukir yang disebut beruang dhanyang. Anehnya, pekarangan rumah-rumah kuno di Kotagede biasanya dibatasi oleh pagar pembatas yang tinggi dengan satu regol fundamental, sehingga jalur-jalur di dalam kota diapit oleh tembok tersebut.

Jika dilihat dari segi bangunan, bangunan-bangunan di Kotagede dapat menggambarkan tiga periode yang memiliki pengaruh besar dalam rentang ini, khususnya periode Mataram awal (abad XVII) yang bercorak Hindu-Jawa-Islam, periode Kotagede yang bercorak Hindu-Jawa-Islam. berdesain Jawa-Islam, dan awal abad ke-20 dengan desain Islam. Kombinasi Jawa Indische. Gedung joglo di dalam

 Zaman Hindu Jawa memiliki hiasan berupa ukiran, cincin, bunga teratai, dan gambar makhluk. Pada saat itu, bangunan Joglo periode Jawa-Islam memiliki ukiran dengan ornamen kaligrafi Islam. Sementara itu, joglo Jawa-kolonial diukir dalam bingkai mahkota agung Belanda dengan kombinasi pers, jendela lebar, atau kaca recolor biasa Barat. Dalam perluasan dekorasi, dalam hal karya Joglo, juga ada perubahan. Pada masa Jawa-Hindu, senthong Joglo digunakan sebagai pemujaan terhadap Dewi Sri dan tidak digunakan untuk istirahat. Saat itu, di tengah Jawa

Masjid Kotagede Perjalanan ke Kotagede tidak akan lengkap jika tidak mengunjungi Masjid Kotagede, masjid tertua di Yogyakarta yang masih berada di dalam kompleks makam. Setelah itu, tidak ada salahnya untuk menyusuri batas jalan belakang di belakang sekat yang meliputi kompleks makam untuk melihat rekayasa secara keseluruhan dan taraf hidup masyarakat Kotagede. Rumah Adat Tepat di seberang jalan dari depan kompleks makam, kita akan melihat rumah tradisional Jawa. Namun jika perlu berjalan sejauh 50 meter ke arah selatan, Anda akan melihat sebuah pintu pembatas dengan kedalaman liang dan sebuah plakat yang bertuliskan "warisan sosial". Masuk ke interior, disana Anda bisa melihat rumah-rumah tradisional Kotagede yang masih terawat baik dan benar-benar berfungsi sebagai tempat tinggal. Kedhaton Walk sedikit ke selatan, Anda akan melihat 3 Pohon Beringin tepat di tengah jalan. Di tengahnya terdapat sebuah bangunan kecil yang menampung "batu gilang", sebuah batu gelap berbentuk persegi yang permukaannya tersusun melingkar: ITA MOVENTUR

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun