Mohon tunggu...
Bahrel Latief
Bahrel Latief Mohon Tunggu... -

just sudied at trisakti school of management @barhell

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sebatang Rokok Sekarang ini

15 Februari 2012   12:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:36 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rokok. khususnya di Indonesia, sampai sekarang masih jadi sebuah bola liar, masih tidak jelas arahnya dan dapat mengenai siapa saja, berdebat tentang masalah rokok, pasti tidak akan berakhir, kita tidak akan menemui pemenangnya pada akhirnya, semua pasti tetap berpegang teguh pada pendirian masing – masing, namun saya mencoba membahas masalah ini lewat cara pandang saya.

Indonesia adalah surga bagi tembakau, surga juga bagi para perokok, dan sudah pasti surga bagipara pelaku industri ini, tengok saja khususnya bagi para pria, lebih banyak mana orang teman anda yang merokok dengan yang tidak,

Mungkin penyebab mudahnya seorang merokok karena disini lemahnya bahkan tidak ada sama sekalitentang aturan merokok, di negara maju seperti newyork contohnya, dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi penurunan yang sangat signifikan dalam hal jumlah perokok, khususnya perokok muda. Itu semua terjadi tentu saja karena larangan dan aturan aturan baru yang semakin ketat untuk industri yang satu ini.

Industri tersebut pun akhirnya mengincar target pasar yang lain. Ya, negara negara berkembang seperti Indonesia adalah surga yang tepat untuk pasar selanjutnya, banyak cara cara pemasaran yang telah hilang di negara maju namun dengan mudahnya diterapkan disini. Papan papan advertising yang tidak ada sama sekali di negara maju namun 180 derajat terbalik banyak dijumpai disini, mereka dengan mudahnya menanam image dan juga mensponsori berbagai macam kegiatan disini.

Kalau kita perhatikan, mereka seperti hendak berinvestasi kepada anak muda, sebagai contoh, iklan iklan di televisi mengenai produk ini, semua berkaitan tentang anak muda, iklan iklan tersebut menggambarkan betapa lekatnya kehidupan anak muda dengan rokok, dan membuat seolah olah merokok itu keren. Dan yang lebih menyedihkan, mereka mensponsori banyak kegiatan yang hampir semuanya berkaitan dengan kegiatan yang didatangi anak muda, seperti acara musik, bahkan untuk kegiatan olahraga yang sangat bertentangan sekali.tragis memang.tentunya mereka pun akhirnya merokok karena begitu mudahnya membeli sebuah produk ini.meskipun dibawah umur.tentunya anak anak dibawah umur tersebut membeli rokok setelah melihat iklan, atau promosi dalam bentuk lain, meskipun mereka bukan taget pasar dari perusahaan rokok.lebih menyedihkan lagi ketika kita melihat spanduk dilarang merokok,namun terdapat warung penjual rokok di depan gedung tersebut,hampir sama seperti kampanye “dilarang berbuat mesum” dalam sebuah panti pijat.

Hukum rokok dari segi agama Islam adalah makruh dan segi hukum legal karena tidak menyebabkan ketergantungan seperti narkotika, rokok adalah satu satunya benda yang dapat membunuh kita dalam jangka panjang apabila digunakan dengan benar, mungkin terlihat keren jika kita merokok, namun jika kita Flashback mengenai kasus anak kecil yang merokok yang terjadi Indonesia. Apakah masih makruh? Apakah masih LEGAL? Dan pastinya apakah masih terlihat KEREN?

Pembelaan yang paling kuat yaitu kembali lagi kepada rokok tidak menyebabkan ketergantungan,namun berapa banyak orang yang tidak bisa berhenti merokok?jika benda ini tidak menyebabkan ketergantungan mengapa kita masih sering mendengar kalimat “habis kalo ga ngerokok mulut saya terasa asam” ataupun “ga bisa dapet inspirasi kalo ga ngerokok”.

Ketika kita berusaha mempersulit penjualan rokok.maka kita akan kembali mendengar kalimat “akan banyak pengangguran yang terjadi”. Faktanya di negara maju, salah satu hal yang menyebabkan penurunan penjualan rokok karena memang harganya yangmahal.salah satu cara yang terkejam untuk menghentikan kebiasaan merokok adalah memang tidak memberinya sama sekali. Kami mencoba menganalogikan jika penerapan peraturan perketatan regulasi dan juga kenaikan harga cukai rokok jika terjadi di Indonesia.

Jika terjadi kenaikan dalam harga sebuah rokok. katanya kerugian yang akan paling besar diterima adalah industri dan konsumen itu sendiri, sebagai ilustrasiharga rokok di negara maju sekitar 13 dollar dan disini hanya sekitar 10 % nya.bahkan harga sebatang rokok hampir sama dengan harga sebuah permen lolipop.ya mungkin karena harganya sama juga,maka rokok dijual eceran dengan permen di per empatan lampu merah. jika kita menerapkan harga yang sama. Tentu memang akan terjadi pengurangan yang sangat signifikan dalam hal penjualan rokok tersebut.

Namun kerugian tersebut menurut saya dapat tergantikan dengan penerapan larangan spanduk dan iklan rokok di televisi, larangan mereka mensponsori kegiatan olahraga dan sebagainya,seperti kita tau, industri ini banyak menghabiskan banyak uang lewat promosi di media media dan kegiatan tersebut, dan cara tersebut memang sangat mahal, jadi jika mereka tidak melakukan promosi, tentu tidak ada uang yang keluar, namun mereka juga mampu meraup untung yang sama karena harga produk mereka menjadi mahal bukan?gambaran lebih tepatnya mereka mengaplikasikan differentiation strategy dari porter, ya mereka mencari keunikan dari barang yang mereka jual, jika rokok ini dianggap unik oleh para penikmatnya,saya rasa harga berapapun akan dibeli pastinya, sama seperti cerutu yang sangat mahal pun, toh sampai sekarang tetap laku kan? Karena mereka tetap memiki keunikan tersebut.

Jika kita bertanya bagaimana nasib para pekerja rokok?petani cengkeh dan tembakau? Kita tentu tidak bisa juga lepas tanggung jawab begitu saja, perlu peran serta semua pihak untuk mendayagunakan pikiran dan tenaga bersama mencari solusi misal nya dengan memberikan keterampilanyang lain kepada mereka jika regulasi ini terlaksana mereka bisa hidup dari pendapatan lain nya.jangan pemerintah hanya mau mengambil keuntungan dari penerapan cukai yang mahal, padahal penerapan cukai yang mahal disamping bertujuan untuk menekan industri ini tapi juga harusnya digunakan pemerintah untuk mendayagunakan masyarakat Indonesia.

Dan saya mencoba memberikan sebuah contoh yang semoga dapat menyadarkan semua nya lewat hitungan matematis,seandainya seorang perokok merokok 3 batang sehari yang harganya @ Rp. 1000 makan 3 x Rp. 1000 = 3000, jika dikali sebulan maka Rp. 90.000 maka jika setahun akan menghasilkan Rp 1.080.000, andai ia seorang Islam, maka jika uang tersebut digunakan untuk membeli seekor kambing untuk idul adha,berapa banyak kita dapat membantu saudara kita yang kelaparan, dan fakta terakhir , bahwa perokok di Indonesia mayoritas golongan menengah kebawah, yang menggunakan pengeluaran mereka untuk membeli rokok hampir seimbang dengan pengeluaran untuk konsumsi sehari hari.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kemajuan Indonesia.saya juga merupakan perokok yang menccoba menguragi kebiasaan ini, dan tersentuh setelah melihat sebuah video yang menggambarkan betapa anak muda di negeri ini terus terusan diserang oleh industri ini . dan saya menulis artikel ini lewat sudut pandang dan opini probadi saya :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun