Mengapa klenteng identik dengan warna merah? Nah, sebelum melangkah lebih jauh, mari kita mengingat kembali tempat apakah klenteng itu. Klenteng merupakan sebuah tempat peribadatan umat Tionghoa. Klenteng terbagi menjadi atas beberapa kategori yang mewakili agama Konghucu, Buddhisme, dan Taoisme. Masing-masing memiliki sebutan tempat ibadat yang berbeda-beda. Agama Konghucu telah mencapai usia 2570 tahun. Pada tahun 551 masehi sebelum lahirnya nabi umat Kong Hu Chu, cifu. Adapun kitab mereka disebut "Se Su Ucing".
Dahulu di Indonesia mayoritas Kong Hu Chu yang pada umumnya merupakan orang Cina, mereka pernah mengalami diskriminasi. Namun pada saat kepemimpinan pak Gusdur, mereka di kembalikan, namun selama masa deskriminasi itu telah menghabiskan umat kong hu Chu dan menyisakan sebagian kecil penganutnya saja. Akan tetapi pada saat ini telah berkembang kembali. Ujar humas klenteng En An Kiong Anton Priyono.

Klenteng ini terdiri dari satu ruangan utama di Tengah dan di Kelilingi oleh ruangan-ruangan kecil yang berisi dewa-dewa, yang merupakan sebuh wujud sifat-sifat dari Tuhan yang mereka yakini Maha Esa (satu). Juga memiliki dua taman yang berada di kedua sisi klenteng yang berbeda, terdapat satu ruangan utama dan tujuh altar kecil yang berisi satu dewa di setiap ruangnya. Di klenteng ini juga terdapat ruang yang sengaja dijadikan sebagi stand tempat berjualan alat-alat perlengakapan peribadatan, seperti dupa dan lain sebagainya. Adapun filosofi banguna klenteng ini yaitu:
- Terdapat 4 tiang utama (She Hai Ciwe) yang disimbolkan dengan 4 empat penjuru dunia semua samudera kita tetap saudara.
- Ruang tengah menjadi titik pusat klenteng tersebut yang didominasi dengan warna merah yang mereka sebut dengan Ruang Dewa Bumi. Lukisan.
-
Radarmalang.com
- Â Posisi klenteng menghadap ke barat namun bukan kiblat.
- Didominasikan dengan warna kuning, merah dan hijau dan lilin sebagai pelita kegelapan mereka. Â
Bangunan Klenteng En Ang Kiong memiliki banyak symbol-simbol yang terukir disetiap dinding Klenteng yang didominasi oleh warna merah (yaitu yang melambangkan kehidupan dan kebahagiaan) adapun warna merah merupakan warna dari darah manusia, kuning (keberuntungan) dan hijau (kehidupan, kesehatan dan kedamaian). Dalam kata lain Tuhan, Manusia, Bumi). "menggunakan banyak simbol karena dulu masih banyak orang yang buta warna" ujar Humas klenteng Anton Priyono. selain bangunannya, klenteng ini juga memiliki keunikan lainnya. Yaitu, sebagai tempat peribadatan Tri Dharma. Artinya klenteng ini di gunakan sebagai tempat ibadah penganut agama Konghucu, Tao dan Budha.



- Menenangkan pikiran, memudahkan kosentrasi dan meditasi
- Dipercaya untuk mengusir hal-hal yang bersifat jahat
- Mengukur waktu, terlebih pada zaman dahulu sebelum adanya lonceng.
Namun dupa yg berbentuk spiral hanya di gunakan sebagai pengharum saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI