Mohon tunggu...
Bahasa Kita
Bahasa Kita Mohon Tunggu... -

Kami cinta bahasa Kami ingin menulis bersama Kami ingin belajar bersama Kami ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jendela Bahasa : "Kecerdasan Linguistik Anak"

4 Maret 2015   18:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:11 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa Persatoen, bahasa Indonesia” .

Inilah sepenggal sintaksis penuh makna pada secarik kertas yang ditulis oleh Moh.Yamin. Gaya ejaan van ophuysen begitu mendarah daging pada masanya. Bahkan jika kita menemukan buku milik kakek/nenek kita pada jaman dulu gaya bahasa seperti itu sangatlah populer.

Penulis berkenan kiranyadapat menorehkan hasil kajian yang InsyaAllah dapat memberikan secercah ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca setia. Amin

Sebagai Makhluk Sosial kita tentu telah mengenal kata “Bahasa”, lantas apa sih Bahasa? ...

tak asing lagi kiranya bagi setiap insan manusia dalam memahami arti bahasa, bahkan di usia 9 bulan saja kita sudah mulai dapat menggabungkan suara dan berbagai nada suara untuk menghasilkan kata. Bahasa alami adalah bicara, bahasa manusia merupakan modalitas-independen untuk berkomunikasi.

Pernahkah anda terpesona dengan seseorang ketika dia berpidato atau menjelaskan sesuatu? Ini merupakan kelebihan orang yang memiliki kecerdasan linguistik-verbal. Apa itu “Linguistik”? samakah dengan belajar bahasa? Kecerdasan Linguistik berkaitan dengan kemampuan bahasa dan dalam hal penggunaannya.

Ada sebuah fenomena yang saya angkat mengenai anak dengan kecerdasan Linguistik, dikutip dari berita online kompas.com (2014/10/27) mengenai seorang remaja berusia 17 tahun yang diberitakan menguasai 13 bahasa dan dijuluki sebagai anak genius. Gayatri Wailissa, gadis belia asal Ambon ini menguasai berbagai bahasa, mulai dari bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Arab, hingga Mandarin. Uniknya, kemampuannya itu tidak didapatkan melalui kursus, melainkan dengan mendengar lagu dan menonton film asing.

Andreas Harry, dokter spesialis saraf, menjelaskan kecerdasan Gayatri diperoleh karena ukuran otak kiri yang lebih besar daripada otak kanan. "Ini mirip dengan Einstein yang otak kirinya lebih besar satu sentimeter dari otak kanan, sementara pada orang normal otak kanannya lebih besar," ujarnya.

Anak-anak yang punya kecerdasan verbal-linguistik seperti Gayatri biasanya bukan hanya mampu menguasai beberapa bahasa, tetapi juga punya kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasi, pidato, atau tulisan.

Sinatra (http://anak-usiadini.blogspot.com/2012/01/kecerdasan-linguistik-verbal.html), berpendapat bahwa Pandai berbahasa bukan hanya berarti menguasai banyak bahasa, tapi juga memiliki kemampuan dalam mengolah bahasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengajarkan bahasa ibu terlebih dahulu untuk mendorong logika berpikir seorang anak.

Dalam kebiasaan sehari-hari, anak-anak cenderung sering menggunakan kata yang “acak-acakan”. Seperti mencampur Bahasa Indonesia dengan Bahasa Daerah mereka, oleh karenanya seorang anak sering salah dalam menggunakan kata.

Untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal seorang anak, kita dapat menempuh cara berikut :

- sering mengajak anak bercakap-cakap

- sering membacakan cerita/dongeng

- sering mengajarkan nyanyian/lagu

Perlu diingat! Stimulus dari lingkungan sangatlah berpengaruh besar pada kemampuan otak anak yang pada akhirnya, akan mempengaruhi keterampilan anak dalam mengolah kata-kata dan berbicara. Kurangnya ajakan komunikasi dari kecil akan berdampak pada kurangnya kemampuan berbahasa seorang anak yang membuat anak cenderung jadi pendiam.

Saat ini sebagian orang menganggap bahasa asing sebagai bahasa gaul. Celakanya, orang Indonesia yang baru belajar bahasa asing menggunakannya untuk bergaya saja. Di Indonesia dikenal dengan “usum-usuman”, sekarang saja sedang demam Korea, maka semua serba korea termasukbahasa yang digunakan oleh anak-anak remaja saat ini. sebelumnya ingat betul ketika saya duduk di bangku sekolah dasar masyarakat sedang demam dengan India, begitupun seterusnya.

Hingga tak kalah kontroversinya dengan yang terjadi di dalam negeri dengan sintaksis dari kalimat yang diujarkan oleh Vicky Prasetyo pada tahun 2014 kata-kata yang ngawur dan tidak tepat dalam penempatannya itu mendapatkan tempat dan sempat menjadi bahan perbincangan di masyarakat, namun ‘aneh’nya dengan gaya bahasa yang terkesan ngawur tersebut Vicky mendapatkan tempat kepopulerannya sendiri. Padahal hal tersebut dianggap kurang baik apalagi jika anak-anak kita yang menyaksikannya langsung. Tak kalah menariknya dengan kemunculan pragmatik yang dilontarkan oleh polisi wanita Dewi Sri Mulyani dengan fonetik “Di situ kadang saya merasa sedih, …”, namun kata-kata ini terdengar lucu dengan gaya bahasa yang diucapkan oleh seorang ibu yang juga berprofesi sebagai polisi wanita tersebut. Beda halnya dengan tayangan televisi yang kurang tepat dalam penggunaan bahasa asing.

Misalnya : Keep -> tetap

Smile -> senyum

Ini contoh bentuk bahasa yang tidak baku, karena seharusnya tetap tersenyum (baku) -> keep smilling

Adapun contoh lainnya yang menggunakan bahasa kurang sesuai dengan morfologi yang seharusnya,

Misalnya : *Keep Spirit!

*Tetap semangat!

Bentuk baku tetap semangat adalah tetap bersemangat! Dan keep spirit! Seharusnya keep up the spirit!

Semoga dengan banyaknya pengaruh bahasa maupun linguis di lingkungan sekitar, kita masih dapat selektif dalam menerima bahasa baik audio maupun visual, serta dampingi selalu anak-anak kita dari tayangan-tayangan yang tidak bertanggung jawab, orang tua harus protektif dalam tumbuh kembang anak demi tercapainya tahapan kemampuan verbal serta kecerdasan sang buah hati.

Semoga bermanfaat :)

ZADA NURSANIA CHAIRUNISA


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun