Mohon tunggu...
Bagus Setyoko Purwo
Bagus Setyoko Purwo Mohon Tunggu... -

Jika untuk menulis saja perlu kemampuan, maka aku tuangkan kemampuan menulisku di kompasiana. Dan jika untuk jadi penulis aku di minta untuk konsisten menulis, mohon maaf jika tulisan-tulisanku tidak semestinya seperti penulis sungguhan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jam’iyah Farhammubina: Kebahagiaan Yang Senyatanya

28 Maret 2012   10:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:21 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kegundahan hati yang tidak bisa di tutup-tutupiadalah kurangnya rasa kebahagiaan. Salah satu penyebab hidup ini monoton adalah kurangnya penyikapan dari kebahagiaan yang sebenarnya. Masing-masing individu sah menyatakan kebahagiaan menurut seleranya dan perspektif hidupnya. Namun akan muncul problematika yang berkepanjangan jika cara pandang terutama tentang arti dan makna yang terdalam dari kebahagiaan itu salah menempatkannya. Jika itu merupakan sebab awal dari kemerosotan gairah hidup kita dan selalu saja menjadikan hidup ini apa adanya – Jam’iyah Farhammubina menemukan kebahagiaan itu menurut fitrahnya dan keridhoan di jalan Allah swt.

Pengantar Kebahagiaan

Pencapaian terbesar dalam hidup ini adalah puncak dari kebahagiaan yang selama ini di cari. Beragam cara digunakan, lalu di rubah, di perbaiki cara kerjanya, tidak lain tujuannya adalah meraih kebahagiaan. Orang yang beragama dengan baik pasti memperoleh kebahagiaan yang langsung bisa di rasakan di dunia, terlebih di akherat. Bahagia sepertinya kata yang mudah untuk di ucapkan tapi sukar untuk di gambarkan. Bagaimana rupa dari bahagia?

Era modern, kebahagiaan di identikan dengan kecukupan materi, terpenuhinya semua harapan hidup. Terbilang kompleks, jika kebahagiaan menjadi pembahasaan secara khusus, seperti apa itu bahagia yang sebenarnya, bagaimana meraih kebahagiaan itu, kriteria apa yang menandakan bahwa kita sudah berada di zona kebahagiaan.

Rumusan tentang kebahagiaan sejatinya tidaklah semegah konsep kebahagiaan versi masyarakat modern yang selalu dikaitkan dengan perolehan harta, kedudukan, dan nasab. Kita hanya perlu sedikit saja meluangkan waktu untuk konsisten berkontemplasi  -  dalam artian kita mau mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.

Islam sebagai agama yang hakikatnya untuk menciptakan kedamaian, ketentraman, kesejahteraan, dan keselamatan bagi penganutnya dan efeknya berdampak positif ke lingkungan. Habib Ahmad Al Azmat Khon, selaku pengasuh Jamiyah Waqiah Bani Alawiyin Al-Azmat Khon, merancang khusus serta memberikan pengayoman kepada umat yang selalu merindukan kebahagiaan yang senyatanya. Karena, untuk mencapai kebahagiaan yang membuat hati kita tentram  seringkali di kait-kaitkan dengan kesenangan sesaat- memuaskan diri agar diri ini mendapatkan suatu kepuasan batin. Hal itu kurang tepat dan dapat menimbulkan kejolak-kejolak yang tidak menguntungkan bagi orang itu.

Tentang Kebahagiaan

Kondisi hati yang bahagia adalah idaman setiap insan. Metode Farhammubina sekiranya mampu mengajak orang-orang yang selama ini sukar merumuskan hingga menemukan kebahagiaan yang ideal itu seperti apa. Secara bahasa Farhammubina adalah kebahagiaan/kesenangan yang nyata. Maksudnya adalah ikhtiar seorang hamba yang mampu mengkondisikan hatinya agar selalu senang,  gembira, bahagia, yang menyebabkan timbul dalam dirinya pengakuan akan kemahaRahman dan RohimNya sang pencipta sehingga dalam kondisi apa pun selalu terhubung dengan Sang Pencipta dan muncul dengan sendirinya sifat syukur yang tak terkira.

Kala kondisi hati yang selalu senang dan bersyukur itu muncul di hati kita, maka dengan sendirinya muncul pengakuan:

Betapa Maha Baiknya Alloh swt pada diri kita.

Betapa Maha Mencukupinya Alloh swt pada hidup kita.

sehingga kondisi batin kita yang ada hanya rasa ketakjuban yang tak terkira atas sifat Rahman dan RohimNya Alloh swt.

Tujuan Farhammubina

Pencapaian yang telah di raih oleh orang-orang yang sudah menjalankan secara istiqomah (rutin) metode Farhammubina, implikasi positif banyak yang mereka rasakan, peroleh setelah menyakini dan bersungguh-sungguh  mendawamkan Farhammubina dalam keseharian mereka.

Tujuh Cara Menuju Kebahagiaan Yang Senyatanya

Pertama : Tanamkan Rasa Pasrah dalam diri (Tawakkal)

Definisi pasrah yang di maksud bukanlah menggantungkan penuh hasil pada Sang Pencipta tanpa upaya yang sungguh dari kemampuan diri. Tawakkal letaknya di hati, dan raga tetap berikhitiar sebaik mungkin. Pasrah Kepada Alloh swt  merupakan gerakan hati untuk selalu berharap kepada Alloh swt dan menjadikan Alloh swt segala tujuan dari pencapaian kita.

Kedua : Kearifan diri Menghadapi Kegagalan

Kegagalan adalah bumbu kehidupan. Kegagalan adalah penguat kualitas hidup kita. Kesuksesan seseorang bisa di ukur dari seberapa tangguh dia menyikapi kegagalan demi kegagalan. Kearifan diri dalam menghadapi kegagalan di mulai dari sikap sadar diri bahwa yang mengetahui baik dan tidak baiknya diri kita hanyalah Alloh swt. Alloh swt lah yang memberikan sesuatu yang terbaik dan menghindari dari segala ketidakbaiakan yang tidak kita ketahui. Kearifan kita menghadapi kegagalan merupakan akibat dari rasa pasrah kita kepada Alloh swt,

Ketiga : Kesungguhan mendirikan Sholat

Sholat merupakan ibadah vertikal- sarana komunikasi kita langsung kepada Alloh swt. Sudah semestinya jika sholat lima waktu kita jadikan perioritas dari ibadah-ibadah yang lain, selama tidak udzur. Sedari sekarang kita mulai terbiasa mendirikan sholat sebagai bentuk pengabdian kita kepada Alloh swt, yang dapat berpengaruh dalam keseharian kita- Baik dan kurang baiknya kita letak poros pergerakannya ada di aktivitas sholat kita: sudah benarkah, sudah tertibkah?

Keempat : Ajakan Hati Untuk Selalu Beribadah

Hati yang bersih, jiwa yang muthmainah adalah bentukkan dari aktivitas kebajikan-kebajikan kita. Aktivitas yang baik selalu menyertai kebaikan yang berikutnya, mampu memperkokoh keyakinan tentang hal-hal yang baik, dan memperluas hamparan Rahmat dan RohimNya Alloh swt. Ibadah adalah keharusan bagi kita yang masih hidup. Dengan menjadikan diri kita menjadi 'abid (budak) dalam artian segala aktivitas kita selalu di sertai dengan niat beribadah semata kepada Alloh swt. Lintasan-lintasan yang menggetarkan hati, sehingga di hati kita yang muncul hanya ingin berbuat baik saja, maka itu adalah buah hasil dan tanaman keimanan kita yang di sirami oleh kebajikan-kebajikan

Kelima : Membahagiakan Orang Lain

Kerelaan kita untuk bisa berbagi dengan sesama adalah kemuliaan yang kita peroleh. Kemuliaan itu adalah memuliakan orang lain. Ketika kita sedang dalam keadaan lapang, maka berusahalah untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita, terlepas dari orang itu sepaham, seagama dengan kita. Berbagi dan berbagi, sekiranya dengan sikap itu kita semakin tambah yakin kepada Alloh swt.

Keenam : Istiqomah Membaca Suratol Waqiah dan Shalawat Farhammubina

Kanjeng Nabi Muhammad Saw bersabda: "Barang siapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, maka ia tidak akan di timpa kesusahan untuk selamanya".

Dengan rutin membaca Surat Al Waqiah dan sholawat Farhammubina setiap hari akan tumbuh keyakinan yang luar biasa dalam diri kita akan kemahapedulianNya. Kita jadikan suratol Waqiah sebagai perantara yang bisa menambah kedekatan kita pada Sang Kholiq.

ALHAMDULILLAH, MENURUT BUKTI-BUKTI EMPIRIS (FAKTA) MEREKA YANG TELAH MERUNTINKAN MEMBACA surat AL waqiah dan sholawat Farhammubina, dalam diri mereka merasakan ketenangan hati yang luar biasa dalam kondisi yang beragam.

Ketujuh: Bergabunglah Dengan Jamiyah Waqiah bani Alawiyin Al Adzmat Khon.

Dengan keikutsertaan diri dalam jamiyah waqiah, banyak pencerahan-pencerahan yang akan di dapat di majlis tersebut serta mendapatkan bimbingan khusus dari Pengasuh Jamiyah Waqiah, Habib Ahmad Al Adzmat Khon.

Silahkan bergabung di lokasi-lokasi kajian Waqiah di beberapa tempat di Jakarta, antara lain: Base Camp Waqiah Kampung Lio, Pulogadung, Jakarta Timur...

SALAM

1332930522793791667
1332930522793791667

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun