Mohon tunggu...
Bagus Santoso
Bagus Santoso Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa

Seorang mahasiswa sistem informasi akuntansi membuat konten artikel untuk tugas dan pribadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wisata Halal di Indonesia: Potensi Besar yang Belum Dimaksimalkan

7 Oktober 2025   13:00 Diperbarui: 22 September 2025   22:03 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: freepik.com)

Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki peluang emas dalam pengembangan sektor wisata halal. Namun, hingga saat ini potensi tersebut masih jauh dari optimal. Padahal, pasar wisata halal secara global terus meningkat dan diprediksi mencapai USD 274 miliar pada tahun 2025 menurut laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) oleh CrescentRating.

Apa Itu Wisata Halal?

Wisata halal bukan berarti wisata yang eksklusif hanya untuk umat Islam, melainkan konsep perjalanan yang ramah terhadap kebutuhan Muslim, tanpa mengesampingkan inklusivitas bagi wisatawan lain. Wisata halal mencakup:

  • Penyediaan makanan halal
  • Akses tempat ibadah (musala/masjid)
  • Akomodasi yang sesuai dengan nilai syariah
  • Aktivitas wisata yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam (misalnya bebas alkohol, tidak menampilkan pornografi, dll)

Mengapa Potensinya Sangat Besar?

1. Pasar Muslim Global yang Luas

Dengan lebih dari 1,9 miliar Muslim di dunia, kebutuhan wisata yang sesuai dengan prinsip Islam menjadi penting. Negara seperti Malaysia, Turki, dan Uni Emirat Arab telah membangun brand wisata halal mereka secara kuat.

2. Posisi Indonesia yang Strategis

Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, dan religi yang luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, berbagai destinasi religi dan budaya Islam seperti Aceh, Demak, Banten, hingga Lombok bisa menjadi daya tarik utama wisata halal.

3. Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat

Pemerintah telah memasukkan wisata halal ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Namun pelaksanaannya di lapangan masih terbatas, khususnya dari sisi sumber daya manusia, promosi, dan manajemen destinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun