Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki peluang emas dalam pengembangan sektor wisata halal. Namun, hingga saat ini potensi tersebut masih jauh dari optimal. Padahal, pasar wisata halal secara global terus meningkat dan diprediksi mencapai USD 274 miliar pada tahun 2025 menurut laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) oleh CrescentRating.
Wisata halal bukan berarti wisata yang eksklusif hanya untuk umat Islam, melainkan konsep perjalanan yang ramah terhadap kebutuhan Muslim, tanpa mengesampingkan inklusivitas bagi wisatawan lain. Wisata halal mencakup:
- Penyediaan makanan halal
- Akses tempat ibadah (musala/masjid)
- Akomodasi yang sesuai dengan nilai syariah
- Aktivitas wisata yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam (misalnya bebas alkohol, tidak menampilkan pornografi, dll)
Mengapa Potensinya Sangat Besar?
1. Pasar Muslim Global yang Luas
Dengan lebih dari 1,9 miliar Muslim di dunia, kebutuhan wisata yang sesuai dengan prinsip Islam menjadi penting. Negara seperti Malaysia, Turki, dan Uni Emirat Arab telah membangun brand wisata halal mereka secara kuat.
2. Posisi Indonesia yang Strategis
Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, dan religi yang luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, berbagai destinasi religi dan budaya Islam seperti Aceh, Demak, Banten, hingga Lombok bisa menjadi daya tarik utama wisata halal.
3. Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah telah memasukkan wisata halal ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Namun pelaksanaannya di lapangan masih terbatas, khususnya dari sisi sumber daya manusia, promosi, dan manajemen destinasi.