Mohon tunggu...
Mbah Bagong Waluyo
Mbah Bagong Waluyo Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Biasa di panggil Bagong oleh almh. Ibu, sebagai penghormatan padanya .

Seorang Mbah yang terlahir ngapak di Kebumen Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sun Tzu Seni Berperang Menyambut Tahun Naga 2024

19 September 2023   16:51 Diperbarui: 20 September 2023   06:06 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Pribadi dari Film Pedang Langit

Petempuran dalam mempertahankan suatu wilayah dari serangan musuh adalah sebuah pilihan yang harus diambil oleh pemimpin dan seluruh masyarakat yang tinggal dalam wilayah tersebut, tentu saja pertempuran untuk mepertahankan wilayah dan pertempuran untuk memperluas wilayah atau mengambil wilayah yang telah jatuh ketangan musuh memiliki kemiripan strategi, peran semua pihak yang berada dalam wilayah tersebut untuk berkontribusi sekaligus merumuskan cara dan strategi bagaimana untuk memukul mundur musuh atau mengusir musuh dari wilayah kita sangat diperlukan tidak hanya peran seorang panglima atau raja. Sebab perang jika hanya mengandalkan angkatan perang akan hancur dan yang hanya mengandalkan kebajikan juga akan musnah inilah konsep perang dalam Buku Si Ma Fa (The Military Code of Si Ma).

Jadi apa yang harus dipersiapkan untuk mencapai kemenangan tanpa harus mengalahkan lawan?. Sun Tzu adalah salah satu cara untuk hal itu.

Bermula dari Raja He Lu dari Negeri Wu yang telah membaca buku Seni Berperang karangan Sun Wu (Sun Tzu) tertarik untuk menerapkan pada 180 prajuritnya.

Sun Wu menamakan dirinya adalah Chang Qing. "Tzu" adalah gelar kehormatan seorang laki-laki atas prestasinya pada zaman China kuno, dan terkenalnya adalah Sun Tzu, dan teori kemiliterannya juga dinamakan seni berperang Sun Tzu dan dia hidup pada masa Confucius (Khong Hu Cu). Sun Tzu adalah seorang ahli militer terkenal dan merupakan ahli strategi pertama dari China.

Kedudukannya dalam ilmu kemiliteran China setara dengan  Confucius, Guru dalam ajaran Confucianisme. Karena itu Sun Tzu dijuluki "Guru Militer" dari China.

Mulai dilatihlah 180 prajurit pilihan tersebut di bagi dua kelompok setiap kelompok dipimpin oleh satu orang prajurit pilihan Raja He Lu.


Sebelum melatih Sun Wu menyampaikan arahannya pada para prajurit pilihan :

Perang merupakan hal penting bagi suatu negara yang berkaitan dengan hidup dan matinya rakyat, dan bertahan atau musnahnya suatu kekuasaan, serta pemerintahan. Oleh karena itu, dituntut suatu pengkajian yang serius.

Hasil peperangan ditentukan oleh lima faktor, dan faktor moral menduduki peringkat pertama. 

Hanya dengan menjunjung moral, seorang pemimpin akan berhasil memperoleh dukungan rakyat. 

Dukungan rakyat kepada penguasa (bersatunya hati dan pikiran seluruh bangsa, mulai dari pemimpin sampai rakyat jelata, serta kesediaan rakyat untuk jatuh bangun bersama), merupakan syarat tercapainya kemenangan dalam peperangan. 

 Bila tidak, perang akan berakhir dengan kekalahan. Hal ini menunjukan bahwa kunci keberhasilan dari suatu peperangan adalah persetujuan rakyat untuk berperang.

 

Koleksi Pribadi, Wudang di Pedang Langit
Koleksi Pribadi, Wudang di Pedang Langit

Dalam akhir wejangan sebelum melatih selanjutnya Sun Wu menyampaikan :

Dengan mengenali musuh dan diri sendiri, kita dapat bertarung dalam seratus pertempuran tanpa bahaya kekalahan. Inilah gagasan paling terkenal dari Sun Tzu.

Maksud dari ini adalah bahwa seorang panglima yang terampil harus menumbuhkan moral para prajuritnya, menjaga hukum dan kedisiplinan, tidak mementingkan diri sendiri, tidak mengenal takut dan mencintai anak buah serta rakyat.

Hanya dengan menumbuhkan moral serupa itu, ia akan dapat mempertahankan hukum dan kedisiplinan melalui sikap tegas dan adil dalam memberikan imbalan dan hukuman, mengenal sungguh-sungguh bawahannya untuk diserahi tugas yang sesuai dengan kemampuan masing-masing, dan memimpin seluruh angkatan perang, hal ini merupakan syarat dengan mengenali musuh dan diri sendiri, kita dapat bertarung dalam seratus pertempuran tanpa bahaya kekalahan. 

 Mengenal musuh dan diri sendiri Sun Wu menyampaikan bahwa seorang panglima harus mengerti keadaan musuh dan dirinya sendiri (termasuk teman-teman atau sahabat-sahabat) dengan jelas, benar-benar menguasai pola kegiatan kedua belah pihak, merumuskan rencana militer yang benar, serta melakukan gerakan militer yang tepat  dan efektif untuk menguasai musuh dan merebut kemenangan. Bila tidak, ia akan gagal.

Ini bukan memberi kesan bahwa strategi militer adalah bertarung dalam seratus pertempuran tanpa kekalahan tetapi cenderung menghancurkan pertahanan musuh  tanpa berperang dan mencapai kemenangan mutlak, inilah kunci berperang Sun Tzu.

Mulailah Sun Wu melatih 180 pratjurit pilihan Raja He Lu dengan masing-masing dipersenjatai tombak dan perisai, nampak juga Sun Wu menyediakan algojo dengan kampak dan pedang terhunus disiapkan sebagai bagian dari latihan 180 prajurit tersebut.

Dalam perjalanan latihan tersebut terdapat dua prajurit yang tidak mematuhi perintah Sun Wu, maka segera diperintahkan algojo untuk menghukumnya, akan tetapi Raja He Lu keberatan atas hukuman yang akan diberikan oleh algojo tersebut, sebab jika dilaksanakan hukuman akan membuat sang Raja menajadi kehilangan dan sedih, karena kedua perajurit yang melanggar tersebut adalah parajurit kesayangan sang Raja He Lu.

Apa jawab Sun Wu atas permintaan Raja untuk menunda hukuman ," aku telah ditunjuk  sebagai panglima pasukan, dan seorang pangalima di medan perang tidak dibatasi oleh perintah dari penguasa pemerintahan.

Maka eksekusi dua orang prajurit pun dilaksanakan dan mengganti menunjuk prajurit baru.

Setelah kejadian tersebut dan melihat kemampuan Sun Wu sebagai komandan, Raja He Lu mengangkat Sun Wu menjadi Panglima Perang Kerajaan Wu dan di belahan barat ia berhasil menaklukan negeri Chu, serta menduduki ibu kota Ying. Di utara Sun Wu melumpuhkan negeri Qi dan Jin, dengan ketenaran inilah Sun Wu mendapat penghargaan tertinggi dan kekuasaan dari Raja Wu.

Teknik Sun Tzu dapat digunakan dalam dunia bisnis dan juga politik, tentunya pengusaaan atas teknik menjadi ukuran atas kesuksesan bisnis dan juga  keberhasilan mencapai kekuasaan politik.

Ada salah satu strategi Sun Tzu yang dapat kita jadikan pedoman dalam berbisnis maupun berpolitik yaitu :

Merebut Negara Musuh  Tanpa Harus mengangkat Senjata

Ini adalah kemampuan paling gemilang dalam peperangan mematahkan pertahan musuh tanpa berperang, ada lima hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kemenangan ini :

  • Pihak yang mengetahui kapan harus bertempur atau tidak, akan menang
  • Pihak yang mengetahui cara menggunakan berbagai taktik yang sesuai dengan kekuatan militernya akan menang.
  • Negara yang persatuan antara raja, rakyat dan angkatan perangnya teguh, akan menang
  • Pihak yang memiliki persiapan yang cukup, akan mengalahkan pihak yang berperang tanpa persiapan
  • Panglima yang terampil memimpin operasi dan tidak dihambat oleh raja, akan menang.

Kelima tersebut dapat menentukan kemenangan baik bisnis atau politik, itu artinya dengan mengenal musuh dan diri sendiri, kita dapat berperang 100 pertempuran tanpa bahaya kekalahan, bila hanya mengetahui diri sendiri tetapi tidak mengetahui musuh, kita hanya akan memperoleh peluang memenangkan setengah dari semua pertempuran, dan bila tidak mengetahui diri sendiri serta musuh pasti akan kalah dalam setiap medan pertempuran, medan bisnis maupun politik, maka siapakah yang akan mandapatkannya pada Tahun Naga 2024? .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun