Jalaluddin Rumi atau lebih dikenal dengan Maulana Rumi, adalah seorang filsuf Islam yang menganut arus filsafat cinta. Maulana Rumi lahir di Balkha pada tanggal 6 Rabi'ul Awal 604 H atau 30 September 1207 M. Beliau merupakan putra dari Bahauddin Muhammad atau lebih dikenal dengan Bahauddin Walad yang merupakan garis keturunan dari Abu Bakar As-Shiddiq.
Jalaluddin Rumi meninggal pada tanggal 5 Jumadil Akhir 672 H/1273 M. Dalam Fihi Ma Fihi (salah satu maha karya rumi) dikatakan bahwa "demikianlah hari mengucapkan salam perpisahannya, siang telah mengumandangkan azan dan pada petang telah terdengar kabar bahwa 2 matahari telah hilang, ialah Maulana Rumi, ia pergi bersamaan dengan perginya sang penerang dunia." Ada syiir yang konon katanya syiir tersebut adalah syiir terakhir yang dibuat olehya, yaitu
Di malam sebelumnya aku bermimpi
Melihat seorang syekh di pelataran rindu,
Ia menudingkan tangannya padaku dan berkata:
"Bersiap-siaplah untuk bertemu denganku."
Samudra Cinta
Maulana Rumi adalah seorang filsuf Islam sekaligus tokoh dalam aliran tasawuf. Ia juga memiliki pandangan tersendiri tentang hakikat makna dan bentuk. Pemikirannya tentang cinta membuatnya menjadi ulama yang ahli di dalam bidang filsafat maupun tasawuf. Bagi rumi, cinta kepada manusia sejatinya akan hilang ataupun sirna, tetapi cinta kepada pemilik cinta ini adalah hakikat cinta yang sebenarnya. Menurut Rumi, bentuk hanyalah penampakan luar yang memiliki perbedaan antara satu dan yang lainnya. Tetapi, sesuatu yang terkandung di dalam beberapa bentuk itu hakikatnya tetaplah satu, makna dari mereka adalah suatu kesatuan makna.
MahakaryaÂ