Mohon tunggu...
Bagas Prabowo Adi
Bagas Prabowo Adi Mohon Tunggu... Penulis - Teologi | Pemuridan

Studying at Surakarta Christian University, Faculty of Theology | Instagram : @bagasprabowo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kuasa Dosa berbeda dengan Berbuat Dosa

24 Juni 2020   10:26 Diperbarui: 29 Juni 2020   23:39 2800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara jelas kita mengetahui keselamatan hanya ada dalam Yesus Kristus saja (lih. Yoh 14 : 6). Melalui Yesus Kristus kita memperoleh keselamatan. Keselamatan merupakan anugerah yang diberikan secara cuma-cuma dan kita manusia hanya tinggal menerimanya saja.

Namun, kita tidak akan pernah menerima keselamatan itu jika kita tidak merasa membutuhkannya. Seseorang perlu memiliki kesadaran bahwa ia sedang berada didalam kuasa dosa dan membutuhkan pertolongan.

Saya perlu menegaskan bahwa Kuasa Dosa berbeda dengan perbuatan dosa. Kuasa dosa seperti penjajah yang menjajah hidup seseorang. Kuasa dosa membuat seseorang buta dan tidak menyadari bahwa ia sedang ada dalam kuasa dosa itu sendiri.

Apapun yang dilakukan oleh orang tersebut mau tidak mau hanyalah berbuat dosa. Salah satu ciri orang yang hidupnya dikuasai dosa hatinya tidak pernah merasa bersalah ataupun tidak pernah ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya ketika orang tersebut melakukan sebuah dosa, seperti berbicara kotor, pornografi, atau berbohong.

Orang yang hidup dibawah kuasa dosa akan mengganggap dosa-dosa yang ia lakukan itu adalah hal yang biasa untuk dilakukan, dan justru merasa menikmatinya. Mengapa demikian? karena dosa menguasai hidup orang tersebut itulah mengapa kita sebut sebagai "Kuasa Dosa". 

Kuasa dosa bersifat mengikat hidup dan keturunan orang tersebut, untuk itulah kita mengenal dosa turunan yang diwariskan oleh Adam dan Hawa. Begitu dahsyatnya dosa ini sehingga ia membelenggu seluruh umat manusia. Hanya karena satu dosa kecil saja yaitu "Makan" buah yang dilarang oleh Allah manusia jatuh dalam Kuasa Dosa.

Analogi yang mungkin dapat menggambarkan Kuasa Dosa seperti ketika Belanda dahulu menjajah Indonesia selama 3,5 abad, apapun yang dilakukan orang-orang Indonesia, kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, berbincang tidak akan mengubah status orang Indonesia sebagai negara terjajah yang dikuasai oleh Belanda kecuali bangsa Indonesia sadar bahwa mereka sedang dijajah dan melawan penjajah.

Namun, tentu saja Kuasa Dosa berbeda dengan penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Bangsa Indonesia mungkin dapat melepaskan diri dari penjajahan Belanda.

Tetapi berbeda dengan kuasa dosa, orang yang ada didalam kuasa dosa tidak akan bisa melepaskan dirinya sendiri dari Kuasa Dosa itu. Ia membutuhkan kuasa lain yang jauh lebih besar dari Kuasa Dosa. Untuk itulah kita memerlukan pertolongan Allah.

Ada 3 tipe manusia yang hidup dalam Kuasa dosa yang digambarkan dalam Alkitab :

1.  Anak Yang Hilang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun