Ini cerita tentang saya yang mulai memasuki dunia perkuliahan dan memilih prodi Hubungan Masyarakat. Kenapa Hubungan Masyarakat? Awalnya saya juga gatau hubungan masyarakat itu apa, yang saya tau humas itu cuma ya paling cuma ngomong- ngomong doang, tapi setelah masuk didunia perkuliahan saya jadi tahu tentang apa itu hubungan masyarakat, Dunia perkuliahanku sangat menarik, banyak belajar hal baru karna sebelumnya saya memiliki basic di Multimedia, kurang lebih bisa mengoperasikan software.
Seiring berjalannya waktu kulilah yang menarik, ada satu orang yang membuat saya tertarik dengannya sebut saja Harti namanya, seorang teman kelas saya yang lucu, pintar, dan unik. Awalnya saya tidak tertarik dengannya karna wajahnya yang amat jutek, bicaranya sedikit, karna Harti selalu meminta tolong ke saya untuk membantunya mengerjakan tugas, ia hanya mengerti sedikit tentang desain dan lain lain, sementara saya memiliki basic dalam ilmu desain.
Saya selalu menemaninya mengerjakan tugas, belajar, atau bahkan hanya untuk menemaninya belanja. Lama kelamaan saya mulai memiliki perasaan kepadanya, tapi saya belum berani untuk mengungkapkan perasaan saya kepadanya atau mungkin ia sudah merasa kalau saya memiliki perasaan kepadanya. Seperti hujan yang selalu turun tanpa diinginkan, akhirnya saya jatuh cinta dengannya.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengungkapan perasaan saya kepadanya, tapi Harti tidak bisa membalas perasaan saya karna menurutnya kami lebih cocok hanya sebagai teman saja. Mau tidak mau saya harus menerima apapun jawabannya, tapi kami tetap bersama sampai sekarang sebagai teman untuk mengerjakan tugas dan lain lain, walaupun ia tak bisa membalas perasaan saya tetapi perasaaan ini masih ada untuknya.
Sampai dimana waktu itu kami pergi bersama ke cafe di Puncak untuk sekedar jalan-jalan, setibanya di sana hujan pun turun dengan lebat hingga malam hari kami tak bisa pulang karna kami tak membawa jas hujan, kami terjebak hujan saat itu. Hujan pun mulai reda tetapi sudah tengah malam, kami bergegas untuk pulang karna ibunya  sudah menelfon mengingat waktu sudah larut malam tapi ia belum sampai dirumah. Saya bilang biar saya yang tanggung jawab karna sudah membawamu oergi jauh dan pulang hingga larut malam seperti ini, tapi Harti menolaknya ia bilang "tak usah lah biar saya saja yang jelaskan ke ibu", dan saya langsung pulang setelah mengantarnya sampai rumah mengingat waktu sudah mau pagi.
Keesokan harinya saya mendengar kabar bahwa Harti dimarahi oleh ibunya karna pulang terlalu larut, saya merasa bersalah waktu itu dan akhirnya saya meminta maaf kepada ibunya melalui pesan whatsapp. Saya pikir ibunya sudah memaafkan saya tapi ternyata itu adalah hari pertama ibunya tidak suka dengan saya, saya menerima itu karna memang sudah jelas itu memang kesalahan saya, dan semenjak itu kami mulai berjarak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI