Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Biotechnologist and Food Technologist

Konsultan Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan. Penulis Artikel. Berbagi ilmu dengan cara santai. Blog pribadi: https://www.nextgenbiological.com/ Email: cristanto.bagas@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Hari Pangan Sedunia 2025: Bahu-Membahu untuk Pangan Lokal dan Masa Depan yang Lebih Baik

16 Oktober 2025   15:07 Diperbarui: 16 Oktober 2025   15:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI memperingati hari pangan dunia | Sumber gambar: AI

Setiap tanggal 16 Oktober, dunia memperingati Hari Pangan Sedunia. Tahun ini, tema yang diangkat oleh FAO adalah "Hand in Hand for Better Foods and a Better Future." Tema ini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergandengan tangan dalam menciptakan sistem pangan yang lebih sehat, adil, dan berkelanjutan bagi semua.

Bagi kita di Indonesia, ajakan ini terasa sangat relevan. Di tengah kekayaan alam dan keanekaragaman pangan yang kita miliki, masa depan yang lebih baik sebenarnya dapat dimulai dari tanah yang kita pijak sendiri.

Makan Adalah Tindakan Bersama

Makanan tidak pernah lahir sendirian. Di dalam makanan yang kita makan, ada tangan petani yang menanam, tangan nelayan yang menarik jaring, tangan pedagang yang menimbang, dan tangan ibu yang memasak. Setiap butir beras dan setiap daun sayur merupakan hasil kerja bersama antara manusia dan alam.

Inilah makna sejati dari hand in hand dalam konteks pangan. Ketika kita makan, kita sedang menikmati hasil gotong-royong yang panjang.

Sistem pangan yang berkeadilan hanya bisa dibangun melalui kolaborasi. Tidak ada satu pihak pun yang dapat berdiri sendiri, sebab setiap tangan memiliki peran dalam menjaga kehidupan.

Better Foods Tidak Harus Datang dari Luar Negeri

Istilah better foods sering diartikan sebagai makanan impor, produk organik mahal, atau pangan modern yang dikemas secara mewah. Padahal, makna sebenarnya jauh lebih sederhana. Better foods berarti pangan yang menyehatkan, adil, mudah diakses, dan menghargai keberlanjutan alam.

Indonesia memiliki banyak bahan pangan lokal yang memenuhi semua kriteria itu.
Kelor, sagu, singkong, dan sorgum adalah contoh nyata bahwa makanan yang baik tidak harus datang dari luar negeri.

  • Kelor memiliki kandungan vitamin A dan zat besi yang tinggi.
  • Sorgum dapat tumbuh di tanah kering dan memiliki serat yang melimpah.
  • Sagu menjadi simbol ketahanan pangan masyarakat timur Indonesia karena mampu tumbuh tanpa irigasi besar.
  • Singkong menjadi sumber karbohidrat yang fleksibel dan bisa diolah menjadi tepung mocaf yang ramah lingkungan.

Pangan lokal ini bukan hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga menjaga kehidupan petani, memperkuat ekonomi desa, dan melindungi bumi dari eksploitasi berlebihan.

Kolaborasi untuk Masa Depan Pangan yang Berkelanjutan

Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini menekankan pentingnya kolaborasi.
Petani tidak bisa berjalan sendirian tanpa dukungan ilmu pengetahuan dan pasar.
Peneliti membutuhkan kerja sama dengan pemerintah dan pelaku usaha agar hasil riset dapat diimplementasikan.
Konsumen memiliki peran besar dalam menentukan arah sistem pangan melalui pilihan yang mereka buat setiap hari.

Contohnya dapat kita lihat di banyak daerah. Komunitas petani muda di Nusa Tenggara mulai menanam sorgum untuk menggantikan padi yang boros air. Universitas mengembangkan kelor menjadi bahan pangan bergizi tinggi. Anak-anak muda menciptakan produk makanan sehat dari bahan lokal seperti tepung singkong, tempe, dan daun kelor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun