Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya memiliki hobi membaca dan menikmati konten visual yang berkaitan dengan sains, perkembangan teknologi, dan makanan. Tetapi tidak hanya di situ, saya juga tertarik dalam dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahan Tambahan Pangan Ini Disebut Penyebab Penurunan Kognitif Seseorang

26 Februari 2024   15:47 Diperbarui: 26 Februari 2024   15:57 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masakan chinese | Sumber gambar: Pooja Chaudhary

Bahan tambahan pangan ini sering sekali difitnah sebagai pemicu kebodohan. Kuatnya fitnah ini, menyebabkan banyak orang akhirnya berusaha untuk menghindari dan bahkan tidak mencampur bahan ini ke hidangan yang mereka buat. Saya pun pernah terjatuh dalam fitnah ini dan pernah mencoba tiak menambahkan bahan ini ke makanan saya. Siapa kah itu? Ya, bahan itu adalah vetsin atau biasa kita sebut micin.

Micin memiliki nama lain yaitu vetsin atau MSG (Monosodium glutamat). Micin ini merupakan bahan tambahan pangan yang memberikan rasa umami pada masakan apa pun. Termasuk juga kita bisa menemukan micin pada makanan yang gurih, seperti contohnya pada keripik kentang dan makanan ringan ekstrudat. Makanan ekstrudat ini adalah makanan ringan yang memiliki ciri-ciri berongga, sangat ringan, dan sangat renyah, contohnya seperti stik balado dan stik jagung.

Micin ini sering mendapatkan fitnah karena dianggap sebagai bahan "kimia" yang dibuat secara sintetis dan terutama, untuk anak kecil yang sering mengonsumsi micin, menyebabkan kepintarannya menurun. Sebetulnya, micin ini sudah diakui oleh BPOM Amerika yaitu, FDA (Food and Drug Administration) sebagai bahan yang aman untuk dikonsumsi. Apalagi fungsi micin ini adlalah sebagai penguat rasa pada makanan, lantas kenapa isu ini muncul dan seakan menganggap bahwa micin ini berbahaya?

Mari kita bedah

Padahal, kenyataannya, micin ini merupakan produk alami. Micin atau MSG itu merupakan senyawa dengan adanya ikatan kimia antara natrium dan glutamat. Micin ini dibuat dengan proses fermentasi sisa pengolahan tebu yang disebut molases. Molases ini menjadi bahan makanan untuk bakteri penghasil asam amino glutamat. Asam amino glutamat ini yang memberikan rasa umami pada makanan. Asam amino glutamat sudah ada secara alami di alam dan kita bisa menemukannya seperti pada hidangan laut seperti rumput laut, udang dan juga tomat. Selain tinggi kandungan likopen (antioksidan pada tomat), tomat juga tinggi akan asam amino glutamat.

Kemudian, ion natrium bisa diperoleh secara alami seperti pada garam laut. Garam laut itu memiliki unsur natrium dan klorida, makanya garam itu memiliki rumus kimia NaCl (Natrium klorida). Karena adanya ion natrium baik itu pada garam atau MSG, maka muncul rasa asin saat kita mencicipinya. Jadi, ketika mencicipi MSG secara langsung, indra pengecap pada lidah akan merasakan rasa asin dan gurih secara bersamaan. Sebagai catatan, bahasa inggris dari natrium adalah sodium.

 Jadi, ketika ingin membuat sebuah hidangan, kita perlu memberikan takaran tertentu apabila ingin mencampurkan antara garam dan MSG. Mengapa demikian? Karena kedua bahan tersebut sama-sama mengandung ion natrium. Misalnya, ketika kita sedang membuat sop buntut membutuhkan 2 gram garam, nah apabila kita ingin menambahkan MSG, ada baiknya dibuat perbandingan seperti 1 gram garam dan 1 gram MSG atau 1,5 gram garam dan 0,5 gram MSG, tergantung selera masing-masing.

Kemudian, kalau memang dari bahan alami, kenapa pada akhirnya dikaitkan dengan penurunan kognitif seseorang? Penyebab penurunan kognitif seseorang itu bisa saja dipengaruhi oleh banyak hal dan tidak hanya karena konsumsi micin. Penurunan kognitif seseorang bisa saja terjadi karena tidak belajar, kurang aktivitas motorik, atau dirusak melalui makanan yang tidak sehat, sering menikmati film biru (blue film), konsumsi alkohol, dan obat-obatan. Jadi, penyebab penurunan kognitif seseorang bisa terjadi karena banyak faktor. Maka dari itu, pembuktian pengaruh micin terhadap kepintaran seseorang memerlukan penelitian jangka panjang dan sangat teliti.

Peran micin sebagai penguat rasa tentu saja berpengaruh pada kepuasan kita dalam menikmati hidangan. Terutama, sebagai negara yang berada di benua Asia, micin ini sangat digemari dan pasti ada dalam setiap masakan. Tidak heran, ketika kita bepergian ke negara barat, kita memiliki rasa kangen terhadap masakan negara kita sendiri, dan tidak jarang ingin mencari chinese restaurant di sana. Rasa kangen ini disebut sebagai chinese restaurant syndrome karena tubuh kita ingin mengonsumsi micin.

Penggunaan micin dalam masakan dianjurkan untuk tidak berlebihan. Seperti halnya kita juga jangan mengonsumsi micin yang berlebihan, karena memiliki kemungkinan untuk meningkatkan tekanan darah. Kenapa bisa meningkatkan tekanan darah? Karena seperti yang saya jelaskan di atas, bahwa micin memiliki ion natrium dan apabila dipadukan dengan garam, maka ion natriumnya menjadi berlimpah. Semakin banyak ion natrium pada masakan, maka akan terasa sangat asin dan sangat gurih.

Gambaran sederhananya, misal ion natrium yang dibutuhkan tubuh sekitar 2300 mg (2,3 gram) per hari. Nah, apabila dalam sebuah hidangan dimasukkan 2 gram garam dan 1 gram micin, artinya, dalam masakan tersebut mengandung 3 gram ion natrium. Apabila kita konsumsi semua sampai habis, maka kita kelebihan 0,7 gram ion natrium. Kelebihan ini, apabila terus menerus ditumpuk dalam tubuh, maka berdampak pada meningkatnya tekanan darah, sehingga terjadi lah hipertensi. Ini merupakan alasan, kita perlu menakar penggunaan garam dan MSG dalam sebuah hidangan.

Oleh sebab itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun